#126 L - Jisoo

538 29 6
                                    

#126 L - Jisoo
Kiss
Kpop Idol’s Love Story Seasons Two
LeeHyunRa
Caramel Macchiato
wonwoobee

Jisoo tak bisa menahan kekesalannya, setelah melihat sedikit cuplikan drama sang kekasih, L – yang jelas-jelas kekasihnya itu mencium bibir sang lawan mainnya. Tak hanya sekali, bibir mereka bertaut selama tiga kali atau lebih, entahlah. Yang pasti cuplikan ciuman itu berhasil membuat mood menari Jisoo hilang entah kemana.

“Bagaimana bisa ia mencium gadis lain seperti itu? Tak apa jika sekali, tapi ini – tiga kali dan yang terakhir ciumannya sangat panjang” ledak Jisoo saat otaknya dengan lancar mengingat setiap aksi ciuman sang kekasih.

“Arghh, kenapa ia harus mencium gadis lain?” kesal dengan cuplikan video dua menitan itu, membuat Jisoo tanpa sadar melempar botol minuman tak berdosa kearah daun pintu.

“AWWWW-“ ringis seseorang yang sontak saja membuat Jisoo tersadar dari kekesalannya.

“Kau tak boleh membuang sampah sembarangan” tegur sang korban yang sialnya Jisoo mengenali dengan sangat pemilik suara itu.

Niat awal Jisoo untuk meminta maaf pun, seketika pupus – saat ia sadar, bahwa sosok yang  mendapat lemparan botol itu adalah orang yang tepat.

Jisoo mendengus, daripada meladeni omelan L yang sialnya adalah korban lemparan botolnya. Jisoo pun lebih memilih untuk meraih handuk dan ponselnya di sudut ruang latihan dan berniat untuk pergi dari ruang latihan ini.

Jisoo kesal melihat sang kekasih, apalagi melihat bibir L yang ternoda. Lebih baik Jisoo kabur daripada ia meledakan kekesalannya di ruang penuh kaca ini.

Kalian tentu tak mau melihat insiden berdarah disini bukan?

Langkah Jisoo untuk keluar ruangan, seketika terhenti oleh sebuah tangan kekar yang dengan nyata menahan langkahnya.

“Hey, kau mau kemana? Aku baru saja datang”

“Lepas- aku harus pergi” dingin Jisoo tak biasa. Ya, biasanya disini L lah yang dingin, tapi ini – mengapa peran mereka terbalik.

Bukannya melepas genggaman tangannya, L secara nyata memutar tubuh Jisoo hingga tubuh yang kecil itu kini menghadap kearahnya.

Melihat sang gadis yang dengan jelas mengabaikan kehadirannya, L pun menebak jika sang kekasih sepertinya tengah merajuk. “Kau melihatnya?”

“Melihat apa?” tanya Jisoo pura-pura tak mengerti.

L tersenyum, “Kau pasti melihatnya bukan”

Jisoo menyerah, matanya yang sejak tadi mengabaikan tatapan hangat sang kekasih, kini mulai menatap mata yang selama ini membuat Jisoo merasakan apa itu indahnya cinta.

“Iya, aku melihatnya. Apa Oppa puas? Dan heol, bagaimana bisa Oppa mencium gadis lain sebanyak itu? Apa Oppa menyukainya?”

Jisoo berdecak. “Aku bertaruh, pasti Oppa sangat menyukainya”

Mendengar celotehan sang kekasih yang bagi L sangat lucu dan menggemaskan, L – pria yang terkenal akan imej dingin-nya ini, tak bisa untuk tak tersenyum.

“Kau cemburu?” tebak L tepat sasaran.

“Haruskah aku menjawabnya? Tentu aku cemburu Oppa! bibirmu telah ternoda” kesal Jisoo dan mulai melepas genggaman tangan sang kekasih.

L terkikik. “Untuk apa kau cemburu? Toh, bibir ini kan milikmu”

Jisoo sengaja mengeluarkan tawa hambarnya saat ia mendengar pernyataan kekasihnya itu. ‘milikku?’ tapi jelas-jelas bibir itu telah disentuh oleh bibir lain.

“Terserah Oppa saja..”

“Hey, kau marah?”

“Hey, itukan hanya sekedar kecupan – tak lebih” jelas L yang sialnya membuat Jisoo teringat akan detik-detik bibir yang katanya miliknya itu disentuh oleh orang lain.

“Sekedar kecupan?” ulang Jisoo tak percaya.

L mengangguk. “Ya, itu hanya sekedar kecupan – bukan French kiss yang seperti biasa kita lakukan”

“Aku hanya melakukan ciuman denganmu, Seo Jisoo. Percaya pada Oppa”

Mendengar kata French Kiss – entah mengapa membuat pipi Jisoo tiba-tiba memerah. Astaga, apa yang salah dengan otak Jisoo saat ini? Mengapa otaknya sejak tadi memutar kata French Kiss berulang-ulang?

Melihat sang kekasih yang membeku tanpa alasan, L pun tak bisa untuk tak tersenyum gemas. Tanpa babibu, L segera membawa tubuh Jisoo kesalah satu sudut ruangan yang tak terjangkau kamera pemantau.

“Oppa, kau mau membawa ku kem-“

“Ssst! Aku akan memperlihatkan padamu perbedaan kecupan itu dan kecupan kita” jelas L yang tentu saja membuat Jisoo semakin membeku.

“Ke-cu-pan?” gagap Jisoo tak mengerti.

Tanpa repot-repot menjelaskan pada sang kekasih dengan kata-kata, L lebih memilih menjelaskannya secara praktek.

CUP-

Bibir mereka bertaut sekitar lima detik.

“itu yang namanya kecupan itu”

“dan ini adalah kecupan kita”

CUP-

Mata Jisoo semakin membulat sempurna, saat sang kekasih kembali menautkan bibir mereka. Kali ini tidaklah singkat dan tak sekedar menempel seperti sebelumnya. L dengan sadar melumat bibir Jisoo tanpa ampun. Atas, bawah, kiri dan kanan. Hingga pada akhirnya lidah mereka beradu didalam sana.

Mata mereka menutup, keduanya seakan menikmati aksi kecupan mereka yang jatuhnya adalah French Kiss.

Butuh waktu sekitar tiga menit, sebelum L melepaskan tautan mereka.

“Berbeda bukan?” tanya L masih dengan napas yang tersengal.

Jisoo yang tengah mengatur napasnya pun seketika mengangguk. Perlahan Jisoo pun menatap mata sang kekasih dalam. “Eum, ini berbeda – sangat”

L tersenyum. “Sekarang kau percaya bukan – jika bibirku ini adalah milikmu?”

“Ya – aku percaya. Dan aku harap Oppa tak akan mengecup bibir gadis lain lagi” ujar Jisoo yang kini satu jarinya sibuk mengelus bibir sang kekasih lembut.

“Hey- Oppa tak bisa berjanji seperti itu. Bagaimanapun itu adalah tuntutan skenario sayang. Oppa tak bisa menolak”

Bukannya kesal atau bagaimana, Jisoo malah menyunggingkan senyumnya setelah mendengar pernyataan sang kekasih. “Tak masalah – aku akan membersihkan bibir Oppa setiap bibir ini ternoda”

“Oppa tak keberatan bukan?”

L terkekeh. Satu tangan L yang menganggur pun, kini secara sadar melingkar di pinggang kecil sang gadis.

“Oppa akan dengan senang hati menerimanya..”

“Karena bibirku memang milikmu dan bibirmu adalah milikku” putus L yang berhasil membuat mereka saling bertukar senyum.

“Saranghae, Seo Jisoo..”

“Nado Saranghae, Oppa..”



161029

KILS S.Two [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang