Author POVMatthew meninggalkan pertemuannya dengan orang penting yang dapat membuat perusahaannya menjadi kaya raya, entah perusahaannya akan bangkrut atau tidak. Tetapi Matthew tidak mementingkan hal bodoh itu,ia hanya memikirkan Ariana saat ini.
Mengingat kembali hal indah bersama Ariana, Matthew merasa tertekan, dadanya terasa nyeri. Ingin menangis sekencangnya, hanya menunggu jawaban dokter. Menatap kedua tangan yang saling bertautan, melihat sekeliling telah dipenuhi haru.
"Eeghh"
"Ariana kau bisa" ucap Mama Shofie
Jeritan itu membuat hati semua orang bangkit kembali,air mata mulai berhenti, melihat Ariana tengah berjuang menentukan hidup dan mati,mereka menyadari Ariana sudah sadar.
"Ariana, kau bisa percaya padaku" Gumam Matthew mulai ikut menyaksikan dari luar ruangan.
Hati cukup lega mendengar Ariana sudah sadar, tetapi entah bagaimana dengan keselamatan kelahiran. Jeritan dalam ruangan itu membuat semua orang khawatir tentang keselamatan nyawa Ibu dan anak. Menunggu cukup lama, hati mereka tak karuan antara gugup, sedih, dan khawatir. Semua bercampur menjadi satu,rasa khawatir itu adalah nomor 1.
"Eghh Matthew!"
Deg. Jeritan itu terdengar jelas di telinga Matthew. Matthew mencoba untuk melihat jelas wajah wanitanya itu tetapi tidak bisa karena gorden hijau yang menutupi.
Matthew frustasi dan menangis sepenuhnya, ia menarik rambut pirangnya nya dan memukul pintu ruangan. Ia bersender pada bahu Mommy Tawny dan menangis di bahu. Sudah 3 jam lama waktu berlalu, Matthew rasa beginilah penentu hidup dan mati.
"Mom, Apa melahirkan sepedih itu?"tanya Matthew dengan suara parau
"Kau bisa mendengar Ariana menjerit kuat disana? Dia gadis yang kuat namun bersusah payah untuk bayi kalian. Bayinya belum keluar juga sekarang, sayangilah istrimu. Entah ia akan mati atau tidak"ucap Mommy Tawny penuh haru. Tiba tiba suara jeritan Ariana berhenti terdengar, mungkin bayinya sudah keluar atau mungkin Ariana langsung tidak sadar.
"Mom"gumam Matthew tersentak
Semua keluarga beranjak dari duduk dan melihat jendela sudah terbuka lebar yang menampakan wajah Ariana yang pucat pasih dengan perut yang sudah rata.
Matthew bersyukur Ariana masih hidup, lalu bagaimana dengan bayinya?Matthew POV
Dari sisi kiri muncul dokter yang membawa malaikat kecil penuh darah dengan hati suci
Tubuhnya penuh cairan merah. Mata berbinar itu lah yang terjadi. Malaikat itu terpejam dan menangis kencang menyebut nama ayahnya dalam hati yaitu
Matthew
Ariana tersenyum kecil kearahku, melihat sosok malaikat kecil itu, ia memiliki bibir merah seperti ibunya begitu pula dengan bulu mata dan bentuk wajah.
Hidung, rambut, dan alis mengikuti Ayahnya. Ternyata yang ku tebak itu memang benar.Entah dia lelaki atau perempuan aku akan menjaga dengan sungguh-sungguh. Malaikat kecil itu susah payah keluar dari rahim istriku. Ekspresi terharu yang pertama terpampang diwajah semua orang, mata berbinar dengan isak tangis haru menyelimuti keluarga Morris dan Edberh.
Darah dagingku telah lahir dengan keadaan sehat, tak menyangka di usiaku yang ke 22 tahun aku bisa memiliki malaikat kecil dari wanita yang cantik luar dan dalam.
Suster mengurus bayi, dan dokter mengecek keadaannya.
"Sekarang aku sudah memiliki cucu"tangis haru dari Mama Shofie memeluk Ariana
"Setiap pagi kau akan menggendongnya Ma, tentu saja"ucapku tersenyum. Mama Shofie menatapku dengan tangisan haru lalu ia menghampiriku
"Ini sebuah karunia Tuhan yang kau berikan padaku, terima kasih Matty"ucap Mama Shofie memelukku dengan erat.
"Ini hadiah untuk kita semua"ujarku tersenyum
-------------
Ariana sudah dalam keadaan membaik tetapi masih sangat lemas. Malam ini tepatnya jam 10 aku harus menemani Ariana di rumah sakit. Sedari tadi aku hanya tersenyum sambil memandangi gadis kecil yang ada didalam box tepat didepan wajahku
"Kufikir kita akan memiliki anak laki-laki"ucap Ariana tertawa kecil
"Sudah kubilang, anak perempuan itu pasti akan lebih baik, lihat aku saja tidak tahu ia mirip aku atau mirip denganmu"kekehku
"Bagaimana dengan nama?"tanya Ariana
Aku memikirkan itu sejak lama, bahkan semenjak kami honeymoon di Bali "Sudah kufikirkan sejak lama"ujarku membalikkan tubuh kearahnya
"Apa?"tanya Ariana
Gruidina Anne Morris
Tau ah aing males crop
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
Teen Fiction"Mereka bukan menjatuhkanmu, tetapi mereka mempertahankanmu" #20 In Fanfiction (08/11/ 2016)