[13] - Persami

200 8 5
                                    

Di dalam itu hanya ada keheningan, daritadi Elena hanya memegang ponselnya padahal ia tidak sedang melakukan apa-apa di dalamnya,

hanya membuat suasana agar tidak terlihat lebih canggung.

Dan semenjak tadi hanya ada lagu Bruno mars yang berputar dengan volume yang pelan. Ervan hanya fokus kepada jalan di depannya, ia melihat perempuan di sebelahnya sedang tidak membuka aplikasi apa-apa di ponselnya, karena ia hanya melihat wallpaper foto Elena yang sedang tersenyum disana.

Ervan mengambil ponsel miliknya yang tergeletak di atas paha, dengan gerakan cepat Elena segera mengambilnya.

"Jangan main HP kalo lagi nyetir!" Ervan tidak menggubrisnya ia malah mengambilnya kembali.
"Kalo ketabrak, masalahnya bukan lo doang yang mati, gue juga ikut mati." Ucap Elena kedua kalinya, kali ini ia mulai merebut paksa ponsel Ervan.

Ervan merebutnya kembali dari tangan Elena dan disana mereka saling tarik menarik ponsel Ervan, tentu saja Ervan hanya dengan satu tangan, satu tangannya lagi ia gunakan untuk menyetir.

Prak.

"Ya ampun, sorry Van, sorryyy banget ya."
Elena refleks mengambil ponsel Ervan yang jatuh di dekat rem tangan.

Pada saat yang sama tangan Ervan juga terulur untuk mengambil ponsel miliknya.

Tanpa sengaja tangannya memegang tangan perempuan itu, lalu ia mendongakkan sedikit kepalanya dan menatap mata hitam pekat milik Elena, ia baru sadar kalau Elena memang sangat cantik, dari kemarin ia kira gombalannya itu hanya sebatas kagum kepada perempuan itu namun tidak kali ini ia benar-benar jatuh hati dengan Elena.

Elena menarik tangannya yang berada di bawah tangan Ervan dan segera menghadap keluar jendela menutupi mukanya yang sedang memerah, tapi entah mengapa dari pantulan kaca jendela itu ia bisa melihat dirinya sedang tersenyum kecil seperti orang yang sedang jatuh cinta, namun, entah kenapa senyum itu tidak bisa ia hentikan.

Sementara Ervan? Ia memperhatikan gadis itu dari pantulan kaca jendela, dan melihat raut wajah Elena yang sedang tersenyum, dan itu membuatnya ikut tersenyum kecil. Elena membalikkan tubuhnya dan tertangkap basahlah Ervan yang sedang memperhatikannya.

Jujur saja, sebenarnya ia memainkan ponselnya hanya ingin mencari perhatian saja pada Elena dan menginginkan peristiwa seperti sekarang ini terjadi, dan terjadilah sekarang!

Ervan memalingkan wajahnya dari hadapan Elena dan pura-pura kembali fokus menyetir, padahal di dalam hati nya sudah tidak menentu dengan kejadian barusan yang membuat hatinya seperti dihiasi beribu-ribu bunga.

Tak lama setelah kejadian yang membuat hati mereka bergejolak, akhirnya mereka sampai di sekolah pukul setengah tujuh. Jadi kejadian barusan tidak membuat mereka menjadi salah tingkah sendiri.

"Turun." Ujar Ervan tapi tidak melihat Elena sama sekali.

"Iya! Sekarang gue turun! Sebenernya gue gak mau bareng sama lo tapi yaudahlah kan lo maksa." Elena menlampirkan tasnya lalu segera memasukkan ponsel kedalamnya.

"Gak ada yang maksa tuh."

"Iya tadi lo maksa!" cibir Elena.

"Masih mending dianterin. Gak tau terima kasih Lo!" Nada suara Ervan mulai meninggi.

"Makasih!" Elena membuka pintu mobil lalu membantingnya dengan keras, membuat Ervan meringis.

"Ckckck. Kadang sifatnya nyebelin kadang juga ngegemesin, Elena Elena, gue gak tau apa isi hati lo sebenernya." Gumam Ervan seorang diri.

Ervan menitipkan mobilnya ke pak satpam agar mobilnya dijaga betul-betul dan tentu saja dengan sedikit upah, toh persami nya juga tidak terlalu lama hanya 2 hari 1 malam jadi buat apa dia takut mobilnya hilang, kalaupun hilang pasti papa nya membelikannya lagi yang lebih bagus dan mahal.

---⚪⚪---

Mereka berangkat kesana dengan 20 mobil tentara, tapi ia tidak se mobil dengan Elena karena memang cewe dan cowo dipisah

Di dalam mobil 4, Elena sudah bersama Rena dan juga Dira, mereka hanya berbagi lelucon dan canda tawa bersama anak-anak lainnya.

2 jam berlalu, mereka sudah sampai di tempat Persami yang sudah di sediakan, sampai disana waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, dan waktunya mereka membuat tenda bersama kelompok yang sudah dipilih sendiri.

Ervan cs baru saja sampai, dan ia menghampiri Elena bersama Dilez.

"Len, tuh ada kamar mandi." Ervan menunjuk toilet yang berada di sebelah hutan itu.

"Oh bagus deh."

"Hai!" Sapa Dilez sambil tersenyum sumringah, membuat Dira yang tadinya hanya terpaku mendengar obrolan Elena malah ikutan menyunggingkan senyumannya.

"Eh iya hai." Jawabnya.

"Boleh minta ID line lo?" Ervan menginjak kaki Dilez dengan sengaja.
"Aww." Dilez meringis kesakitan.

"Eh iya sorry, ayo Dil, kita buat tenda dulu." Ervan merangkul Dilez dan membawanya ke sebelah Utara tenda Elena.

"Lo ngapain sih segala minta ID nya si Nadira?"

"Ohh jadi itu yang namanya Nadira? Cantik ya?" Dilez masih belum sadar dari alam cintanya.

Bukannya menjawab, Ervan malah meninju pelan bahu Dilez, "Yeh, orang tujuan gue buat ngeliat Elena kok, lah lo malah nyari cewe."

"Tapi beruntung juga ya gue nganterin lo ngeliat Elena, dapet jodoh disana."

"Emang dia suka sama lo?" Ervan mulai mengeluarkan tenda dari tasnya.

"Jahat emang lo!" Ujar Dilez sambil mendorong tubuh Ervan.

Di sisi lain, Calvin yang baru saja turun dari mobil 10 menggeram kesal melihat Ervan menghampiri Elena.

---⚪⚪---

Jerit malam sebentar lagi di mulai, sebagian kelompok sudah mendapatkan anggota-anggota nya yang baru saja di sebutkan Pak Hendri, ternyata Elena sekelompok dengan Rena, tapi Dira pisah dan sekelompok dengan Dilez, setelah menunggu nama-nama yang lain disebutkan ia kaget karena Calvin dan Ervan di sebut untuk masuk ke dalam kelompoknya.

Satu kelompok terdiri atas dua perempuan dan dua laki-laki, ya, tapi Elena masih tidak percaya kalau ini hanya kebetulan, pasti Ervan menyuruh pak Hendri agar mereka sekelompok karena mereka sangat dekat, Pak Hendri juga kayaknya kalo diajak ngobrol asik.
Tapi yang paling membuat Elena jengkel, kenapa harus ada Calvin?

Rena menyunggingkan senyumannya saat mereka semua bertemu, Elena kira itu senyuman rindu untuk Calvin, tapi bukan, senyuman itu bukan ditujukan untuk Calvin, melainkan --

Untuk Ervan.

Jadi kalian tim mana?
Calvin or Ervan?😁
Thanks yg udah baca sampai sejauh ini, lafyah💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang