Upacara Kematian

421 69 5
                                    

Kini mereka ber7 ber8 dengan Chan. sampai di sebuah rumah yang cukup besar. Jihoon sang pemilik rumah berjalan didepan mendahului teman-temannya. Rumahnya terlihat nyaman dari luar.

"Eomma~ aku pulang!" Ucap Jihoon sambil membuka pintu rumah. Kemudian wanita cantik keluar dari arah dapur.

"Ah Jihoon-ah, kau sudah datang! Oh bersama teman-temanmu" ucap nyonya Lee.

"annyeong ahjumma" ucap Seokmin dan lainnya.

"Eomma~" ucap Chan yang saat itu berdiri disebelah soonyoung. Membuat soonyoung menolehkan kepalanya.

"Ah ayoo kita adakan upacaranya dulu" ajak ny.Lee.

Tak pernah Leechan bayangkan, dia akan hadir di upcara peringatan hari kematiannya sendiri. Berdiri dibelakang orang2 yang disayangi tengah mendoakannya. Disana ada ibu, ayah yang bahkan Chan sudah lupa wajahnya. Sekelebat bayangan masa lalu terbesit di pikiran chan. Dia tengah dengan Jihoon kecil saat itu bermain bola dilapangan sebelah jalan raya. Hanya sebatas itu ingatan Chan, chan lupa selanjutnya bagaimana. 1jam berlalu upacara peringatan chan pun telah usai.

Mereka tengah usai makan siang saat itu.

"Ah~ kalian istirahat lahh. Eomma dan Appa akan berkunjung ke makam chan. Nikmatilah akhir pekan kalian yaa"  pamit ibu Jihoon kemudian pergi dari rumah.

Sejenak suasana disana menjadi hening, tak ada yang mengeluarkan sepatah kata apapun. Hingga kursi tempat ibu Jihoon duduk bergerak dengan sendirinya. Ke-7 manusia itu menoleh ke arah kursi tersebut.

"Mulailah ceritakan kematianku, aku sudah siap mendengarkannya" ucap chan yang hanya bisa di dengar oleh Soonyoung dan Seokmin.

"Itu chan, kalian jangan takut. Mulailah ceritakan kematiannya" Jelas soonyoung kepada teman-temannya.

Jihoon mengambil nafas dalam-dalam sebelum akhirnya memulai ceritanya.

FLSAHBACK

Jihoon dan Chan adalah kakak adik namun mereka sering sekali bertengkar karena chan yang suka sekali menangis ketika ketakutan. Dan jihoon benci suara chan saat menangis, berisik menurutnya. Hari itu musim panas, cuaca sangat-sangatlah bagus untuk bermain diluar. Jihoon dan Chan yang kala itu masih berumur 4tahun memutuskan untuk bermain bola keluar. Awalnya mereka berfikir akan bermain di taman bermain dekat sini tapi lapangannya tidak terlalu besar sehingga mereka ke lapangan pinggir jalan raya. Sesampainya disana kebetulan sekali lapangan itu sepi, mereka mulai memainkan bola itu. Layaknya anak kecil chan menendang bola itu tak terarah dan sangat keras, hingga pada akhirnya bolanya menggelinding ke pinggir jalan.

"Hyung bagaimana ini, bolanya ke jalan" ucap chan

"Ya ambil. Kau kan laki harus berani" ucap Jihoon sambil menatap bola yang semakin jauh.

"Tapi hyung kalo tiba-tiba ada mobil" chan masih takut, matanya mulai memerah.

"Ambilah, hyung akan mengikuti dari belakang" perintah Jihoon

Akhirnya Chan memberanikan diri menuju jalan raya . Diambil bola itu yang berada hampir ditengah jalan raya.

"Hyung! Aku berani! Lihatlah aku mendapatkannya" pekik chan kegirangan.

Jihoon tersenyum kepada adik satu-satunya itu. Namun tak lama senyuman pudar ketika dilihatnya sebuah pickup melaju dengan kencang dari arah berlawanan. 

"CHAN! AWAAASSS!!" Pekik jihoon sebulum akhirnya sebuah kecelakaan hebat tak ter-elak-kan.

Pickup itu menabrak Chan, membuat chan terpental beberapa meter dari tempat kejadian. Jihoon segera berlari menuju tempat tubuh adiknya tergeletak. Sipengemudi turun dari pickupnya memandangi kakak adik itu dari jauh sambil menelpon ambulance.

"Chan-ah! Bertahanlah! Paman itu tengah menghubungi ambulance" Ucap jihoon sambil memeluk adik satu-satunya itu.

"Hyung aku sudah jadi bocah berani seperti yang kau katakan kan?" ucap chan perlahan, suaranya sangat kecil dan lemah.

"Tanpa kau lakukan itu, kau adalaah seorang pemberani chan-ah! Bertahanlah"

Jihoon menangis sekeras-kerasnya.

"Terima kasih hyung" pungkas Chan dengan senyum samar hingga tubuh itu tak lagi mengehembuskan nafasnya.

Flashback off

Jihoon tak mampu lagi meneruskan ceritanya, dia menangis sejadi jadinya. Dengan sigap soonyoung sebagai teman membawa Jihoon kepelukannya.

"Aku hyung yang bodoh! Andai waktu itu aku yang megambilnya, tak akan seperti ini. Rasa bersalah itu selalu menghantuiku, chan pasti membenciku" nada penyesalan terdengar amat jelas disana.

Chan sendiri sudah mengetahui kenapa dia meninggal. Perlahan dia menuju jihoon, memeluknya meskipun itu tak akan terjadi.

"Hyung, hyung berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Aku tidak apa-apa hyung. Aku bahagia sekarang. Hari itu memang sudah takdirku menghadapi maut. Berhentilah hidup tidak sehat, setelah ini bersenang-senanglah kau memiliki banyak teman yang baik. Aku akan menjaga mu dari surga. Untuk seokmin terima kasih yaa sudah jadi temanku slama ini untuk soonyoung terima kasih telah berteman dengan hyungku. Teman-teman hyung terima kasih yaa. Sekrang hyung harus mengikhlaskan ku, agar aku bisa pergi kesurga" Jelas chan kemudian disampaikan soonyoung pada jihoon..

Dengan masih terisak Jihoon mengikhlaskan kepergian adiknya itu.

"Tunggu hyung disana chan-ah"

Kursi itu kembali bergerak kini berggerak maju seperti kursi yang dirapikan setelah selesai digunakan.

"Chan sudah benar-benar pergi kesurga" ucap Soonyoung.

Tak hanya Jihoon, kin seokmin pun ikut menangis temannya telah kembali ketempat yang seharusnya.

"Jaga dirimu baik2 chan-ah, kami pasti merindukanmu" pungkas seokmin sambil tersenyum tipis.

Seminggu berlalu, mereka ber-7 semakin akrab, kini mereka bahkan ada dikantin tengah makan bersama.

"Hei kalian tahu bulan depan kita ada kemah!" ucap the8 kegiragan

"Oh kemah siswa baru ya?" ucap Jihoon menyahuti.

"Iyaa, pasti seru!" ucap Mingyu semangat.

"Pasti, kan nanti kalian harus keliling skolah pukul 12 malam" timpal soonyoung sambil menunjukan smirk yang membuat Mingyu makin bergidik ngeri.

Tbc....
Fin. Bisa apdet :v maaf bila tidak memuaskan. Nextchap juga bisa update cepet2. Soalnya sibuk ujian, dan try ouy *bow*

NOTE: SIDERS? DIMAKAN HANTU!

Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang