Lost her

18 3 0
                                    


Audrey POV

"Dira hilang"

gua membeku

ivander yang belum sempat matiin motornya langsung pergi

Gua boncengan sama ariq nyari ke jalan teh manis.Kata si Ariq ,tadi dira keliatan di ujung jalan teh manis.vander yang belum sempat denger ceritanya gimana ,nyari ke jalan kopi susu. gua tau Ivander. Dia sepupu jauh gua


Ariq POV

~flashback~

Perempuan itu. perempuan lembut yang sedang berdiri di balkon sambil memperhatikan langit yang mendung.Aku tau ini sangat berat untuknya. Aku nyusulin dia ke balkon.

"jangan dipendam sendiri,siapa tau aku bisa bantu"dia cuma senyum

"aku gak bisa jadi cewek yang baik.Aku terlalu jahat.Gak pantes punya pacar" suaranya kecil,pelan,serak seperti menahan tangis.

"dia terlalu buta dan malu mengakui bahwa dia sangat buruk menjadi pacar perempuan baik seperti mu.Dia  yang gila. Gak usah dengarkan apa katanya" Dia membalas dengan senyuman tipis merah muda yang tidak pernah mendapat polesan lipstick seperti layak nya perempuan lainnya.

"Aku turun dulu ya.pengen istirahat" ia bicara dengan tertawa kecil di akhir kalimatnya.aku membalas dengan sebuah senyum tulusku.senyum tebaikku. yang ku berikan hanya pada perempuan yang menanggung beban berat karena perlakuan lelaki nya.Kasihan dia.saat dia balik badan,jatuh lah setetes air mata nya. Bersamaan dengan itu,air hujan pun menitik dan semakin deras seiring berjalannya waktu.Seperti langit ikut bersedih atas apa yang menimpa nya. Menimpa gadis lembut nan tangguh itu. Aku memperhatikan hujan yang turun . Setelah beberapa saat aku melihat ke ujung jalan,ada seorang gadis berlari sendirian. tunggu...

.

.

.

"NADIRA"



aku langsung berlari ke bawah. memeriksa seluruh isi rumah Audrey. Benar. Pintu depan terbuka lebar. Dira menghilang

~Flashback off~

aku dan audi sedang mencari nadira . hujan turun semakin deras.kami sudah menyusuri jalan kopi susu sampai celah-celah gang yang ada kami lewati. tetap saja kami tidak menemukan nadira.

"teduhan dulu yuk" aku mengajak audrey yang sangat cemas sejak tadi. Ia sangat mengkhawatirkan sahabat yang telah dia anggap seperti kakak nya sendiri. memang belum lama,tapi tak butuh tahunan lamanya menjaga sebuah kepercayaan dan persahabatan.

audrey hanya mengangguk. kami berteduh di emperan minimarket. vander tidak memberi kabar apapun sejak tadi. hari sudah beranjak senja. hujan masih sangat deras. kami memutuskan tidak memberi tahu orang tua dira karena ini akan berakibat terhadap audrey sahabat nya. tampak kecemasan di wajah audrey.

"sebaik nya kita kembali ke rumah dan berganti pakaian,mungkin nadira sudah di rumah.jika belum ,kita akan mencari nya lagi setelah beristirahat sebentar" dari tadi hanya mengangguk menggigil. tidak ku dengar satu kata pun keluar dari mulutnya.

aku menjalankan motorku ke arah rumah audrey, jalan mangga muda. kami berdua masih tetap diam sepanjang jalan ke rumah


Audrey POV

Dira.... kamu dimana?

gua udah nyari in tu bocah dari tadi dan gak ketemu.

cemas?jelas.. segila dan sejail nya gua ke dia, gua tetap cemas dalam keadaan kaya gini.

gua gak mood ngomong walaupun ariq kadang udah mulai pembicaraan selama di motor hingga saat ini jalan pulang ke rumah.

sampai depan gerbang ,gua bukain pagar dan langsung masuk ke rumah. ngambilin handuk untuk ariq. tanpa babibu masuk kamar mandi dan berganti pakaian dengan pakaian kering.

pas keluar ariq udah berdiri di depan pintu.tepat di depan pintu. gua yang gak ngliat ke depan langsung jalan . pas ngeliat ke depan...


eye contact.

gua membeku. ariq pun sama.



setelah beberapa menit gua sadar, dan langsung jalan ke dapur. bikinin coklat panas buat gua. buat ariq juga.


gua nyuruh dia minum pas udah keluar dari kamar mandi. dia membalas dengan " ya , ntar gua minum"






~skip~









gua gak sabar kalo cuma diam di rumah. jadi gua mutusin buat cari lagi ke arah jalan teh manis. gua baru ingat dira suka ke tempat lapang dan sepi kaya lapangan atau taman dan tempat terdekat dari rumah ku hanya taman di jalan teh manis.

benar dugaan ku

aku melihat motor kawasaki ninja ivander terparkir. tak jauh,di tengah taman terlihat nadira dan ivander. ivander memeluk nadira yang sudah sangat menyerah.

********************************************************************************************


this is next chapter.

don't forget to vote and comment

15+ read and 5+vote for nextchap


UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang