Audrey POV
saat layar ponsel terlihat aku terkejut karena yang muncul adalah nama mama nya.
"Adek,tadi kunci rumah di taroh dimana?" ucap mama nya. What?
ivander terlihat kikuk namun tetap menjawab "itu tadi di titip ke tetangga" kira-kira begitulah percakapan nya dan ketika selesai
"lo cowo macho kaya gini di panggil adek?"ucapku ke Ivander
"beb,aku antara malu ama ngakak loh ini" ucap Nadira
"ya kebiasaan dari kecil di panggil gitu" bela nya
"utuktuktuktuk jangan nangis adek manis" goda Nadira. sontak tawaku yang dulu kembali. tapi sepertinya mulai hari itu aku kembali perlahan
********************************************************************************************
Semakin hari aku merasa hampa,aku tak tahu kenapa. Karena ariq?ntahlah aku tak yakin. Kenapa juga hariku harus hampa tanpanya. Hari-hari hampaku selalu ditemani oleh Ivanra (ivander nadira) dan juga Hanif. Aku tak tahu juga kenapa dia selalu saja mengganggu ku,terserah dia maksudnya menggodaku atau mengajakku berteman,namun aku terganggu dengan tingkahnya.
Bagaimana tidak, hari itu kami selesai olahraga dan dia memberiku pepaya. Oh tuhan,sejak kapan aku suka pepaya. Akhirnya pepaya itu kuberikan kepada Ivander yang waktu itu kebetulan lewat.
Saat pelajaran bahasa inggris dan ambil nilai praktek bernyanyi bahasa inggris. Ketika namaku dipanggil,malah dia yang berdiri.
"Hanif kenapa kamu berdiri?" tanya bu guru
"saya merasa terpanggil karena ibuk menyebut nama jodoh saya bu" jawab Hanif.
Heh?jodoh pala lo botak. Seisi kelas berteriak cie-cie. Kalau kalian berfikir aku akan bersikap kikuk,salting atau sejenisnya kalian salah. Aku hanya maju ke depan kelas dengan muka jutek "khas" Audrey.
Dan puncaknya hari ini. Dia tiba-tiba menghadang jalanku saat aku kembali dari kantin.
"awas nif,gua mau duduk" ucapku sedingin mungkin
"gak usah segitunya banget dong. Santai aja. Gua Cuma mau ngasih susu coklat kesukaan lo" sambil menyodorkan susu coklat
"makasih,tapi gua ga suka susu coklat. Lagian tadi gua udah beli susu vanila kesukaan gua" sambil duduk di kursiku. Tanpa di sangka-sangka,Harif menggebrak mejaku. Aku yang sedang membuka tutup botol reflek terkejut dan menjatuhkan susu vanila yang ku beli tadi
"apa-apaan sih lo?" tanyaku emosi
"kenapa?gak suka?masalah?"ucapnya dengan gaya angkuh nya.
Langsung saja aku menyambar menjawab "ya masalah lah bangsat. Lu gebrak meja gua itu masalah sama gua. Lu juga udah bikin anak satu kelas kaget. Ga guna banget kerjaan lo" dan Hanif menjawab
"trus yang guna menurut lu siapa?Ariq?" spontan aku terdiam mendengar nama itu disebut. Kenapa?kenapa juga gua gak bisa jawab? Oh Come on Audrey.
"kenapa?gak bisa jawab kan lo. Selama Ariq pergi gua berusaha buat ada di samping lo tapi lo gak bisa hargain usaha gua." Kata Harif
"gua gak minta lo buat ada di samping gua" jawabku
"trus siapa yang lo minta?Ariq? apasih yang lo kejar dari dia?jelas-jelas dia udah pergi ninggalin lu dan lu masih aja nungguin cowo brengsek kaya gitu"
"ARIQ BUKAN COWO BRENGSEK. JAGA OMONGAN LO" ucapku dengan penuh emosi
"kenyataan nya dia emang cowo brengsek" langsung ku tampar pipinya. Itu gerakan reflek yang dilakukan tubuhku. Ntah lah. Jangan tanyakan hal itu sekarang. Langsung saja kutinggalkan kelas. Tujuan ku saat ini adalah rooftop.
"apa urusannya sama Ariq. Sok tau banget tentang Ariq. Yang brengsek itu itu lo bukan Ariq" aku melepaskan semua emosi ku. Huft dasar moodbreaker
Disini aku diam sambil menutup mataku,menikmati angin meniup wajahku. Tiba-tiba saja mulutku menyanyikan sebuah lagu
You stressed me out
you kill me
you drag me down
you mess me up.
We're underground we're screaming
i dont know how to make it stop
I love it
I hate it
and I can take it ,
but I keep on coming back to you
"Ariq" mulutku bergumam, dan detik itu juga aku menyadari satu hal
"APA-APAAN GUA DARITADI?NGAPAIN JUGA HARUS NAMA ARIQ YANG GUA SEBUT? DASAR JANGKRIK" aku mengomel menyadari apa yang sejak tadi kulakukan.
"kenapa juga gua nyanyiin lagu itu?" audrey yang asli pun kembali. Emang daritadi audrey yang asli kemana? Au ah
"kaya nya gua harus perbaiki diri gua deh. gua harus balik jadi Audrey yang dulu. Gabisa terus-terusan kaya gini" ngomong sendiri ini
"Ini hari terakhir gua moody an. hei Audrey, welcome back" setelah dirasa tenang aku pun turun
Berhubung udah mau bel,aku menuju kelas. Sesampainya di kelas,kalian tau apa yang menyambutku?
"Audrey lo kemana aja?lo gapapa kan?lo gak ngelakuin hal aneh kan?tadi kenapa gua cariin lo ga ada?"ya Nadira menyambutku dengan pertanyaan beruntun nya
"gapapa kok dir,gua tadi di rooftop." Aku menjawab dengan santai
"lo beneran ga kenapa-kenapa kan?" hadeuh Dira
"gapapa kok mak-mak rempong" dia hanya nyengir. Itu panggilan ku untuk Dira kalau kelakuan nya udah mulai kaya emak-emak. Kalo lo mau ke pasar tapi pengen dapet harga serendah mungkin,lo bisa ajak Dira. Dia bisa menawar satu barang itu sampai dia merasa harga itu sesuai menurut dia. Emak-emak banget kan?
"biasa lah drey,jiwa emak-emaknya keluar gara-gara lo hilang tadi" ucap Ivander. Akupun menoyor kepala Nadira
Selama jam pelajaran ,aku merasa kalau Hanif memperhatikan ku. Bodo lah. Aku kesal melihatnya.
***********************************************************************************
hoped you like it

KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable
Ficção AdolescenteBerawal dari 2orang mak comblang " I love her but she love him" "Dia cuma kagum" "And he love you" Tak bisa dipercaya ini akan terjadi