Hampa

23 1 0
                                    


Audrey POV

"Ih gua baru liat-liat video Diary nya One Direction ,gua gak bisa berhenti ketawa ,coba deh Lo liat" kini aku sedang bersama Nadira di kelas. Dari tadi Nadira mengobrol tentang One Direction,makanan kesukaan ku,film-film dan apa pun yang menurutnya bisa mengembalikan mood ku.

Itulah hari dimana aku berpisah dengan nya. Hari itu,berubah sudah aku. Tak ada lagi Audrey yang ceria,tak ada lagi Audrey yang usil,tak ada lagi Audrey penghibur Nadira.

Penghibur sekarang adalah Nadira. Bersama dengan pacarnya Ivander,mereka mencari apa pun yang bisa membuat ku tertarik

Tapi percuma,aku tetap tidak tertarik
Aku hanya ingin dia

Kemarin Ivander video call sama seseorang
Gini conversation nya

I: Ivander
S: someone

I:woii
S:berisik
I:apa kabar luu??
S:sehat ,lu gimana?ah lu pasti sehat kan yank mbeb lu ada buat jagain
I:najis,ribet.
S:Hahaha tumben nih Lo nelpon
I:gua gak nelpon
S:terus??
I:vidcall
S:haha lucu,garing ko
I:hahahaha oh ya riq

Aku sedang ngobrol dengan Dira,ivander duduk di kursi belakang

Ntah kenapa aku sensitif mendengar namanya

Aku langsung mengambil HP Ivander ntah kenapa aku ingin sekali melihat nya

Instagram nya tak pernah update apa pun
WhatsApp pun juga sama
Aku baru sadar satu hal
Aku suka melihat nya

Ketika aku lihat Hp Ivander,ntah kenapa yang terlihat hanya kain gorden

"Vidcall sama siapa?"kata ku ke Ivander
Ivander tampak bingung tetapi tetap menjawab "sama temen,kenapa"

Aku melihat lagi hp nya "Kok gak ada orangnya?"

"Dia lagi ngambil sesuatu katanya" dan orang itu datang

Aku terkejut
Sangat terkejut

Namun segelintir perasaan kecewa muncul
Ternyata bukan hal yang aku harapkan

Orang itu bingung melihat ku "kamu siapa?" Aku mengembalikan hp Ivander

Ivander tampak kembali berbicara. Tak lama telepon nya sudah berakhir

"Siapa namanya orang tadi" kata dira

"Farid ,dia temanku yang tinggal di Bandung" aku mengangguk

"Kok manggilnya riq?" Mereka berdua melihat ku

"Gak ada yang manggil riq Kok,tadi gua manggilnya rid" jelas Ivander

"Emang kenapa kalau manggilnya riq?" Sambung Ivander

Kini giliran Dira "Ariq ya??cieee ingat Ariq" Ivander juga ikut-ikutan meledeki ku
"Kangen Ariq euuy" aku emosi,aku sedih ketika mengingat perpisahan dengan nya. Ketika mereka sibuk meledeki ku,aku memukul meja

"Gak lucu bangsat. Mau gua kangen apa nggak bukan urusan Lo Lo juga kan" aku berjalan meninggalkan kelas ,tetapi Ivander dan Nadira menahan ku "maaf Drey, mungkin becandaan gue sama Dira gak lucu"jelas Ivander

"Kita cuma pengen kamu balik lagi kok,kita juga sedih ngeliat kamu diam gini" memang bukan salah mereka ,ini salah ku yang tak jelas kenapa

Aku tersenyum dan kembali duduk di bangku ku bersama Nadira dan Ivander

"Mau tau gak gimana cara nya aku bisa balik kayak dulu lagi?" Aku bicara pada Nadira dan Ivander,namun bukan mereka yang ku tatap saat ini. Aku sedang melihat sebuah bangku kosong di samping Ivander

"Gimana caranya?" Tanya Nadira
Ivander juga tampak antusias menunggu jawaban ku

"traktir dong"mereka hanya memasang wajah datar,aku hanya tertawa terpaksa. ntah kenapa terpaksa,lalu ku alihkan pandangan ku ke arah depan,tak lagi ke bangku di belakang ku.

Saat aku melihat ke depan,seseorang seperti melambai kepada ku. Lalu dia tersenyum

Bukan
Dia bukan Ariq. Tetapi Hanif.

"Ih dasar aneh" gerutu ku
Nadira dan Ivander hanya mengerdikkan bahu nya

Itu lah kisah kemarin
Kembali ke hari ini

Nadira berusaha menghibur ku dengan funny moment dan video Diary One Direction.

Memang lucu
Mereka memang sangat lucu dan menggemaskan

Tapi aku sedang tak berniat untuk tertawa
Ku lihat sekilas lalu ku alihkan ke tempat lain
Tatapan kosong

Nadira tampak menghela nafas nya. Mungkin dia tak tau lagi apa yang akan dilakukan nya
Ia hanya diam

Tak lama se botol softdrink ada di atas meja ku.
Seseorang meletakkan nya
Hanif
Lagi dan lagi

Aku melihat nya

"Punya siapa??" Tanya ku

"Buat kamu"jawab nya. Ketika aku hendak menjawab,dia menyela

"Gak usah tanya aku tau kamu suka softdrink dari mana,aku tau apa pun tentang kamu" lalu dia melangkah pergi

"Apa apaan sih aneh,siapa juga yang suka softdrink" Ivander datang

"Wiih ada softdrink,punya siapa?"aku mengerdikkan bahu ku

"Tadi dari Hanif  buat Audrey katanya" jawab Nadira

"Loh,bukannya Lo gak terlalu suka softdrink ya drey setau gue?" Tanya Ivander

"Mana gua tau" kata ku"pake pede lagi ngomong tau semua tentang gua,dasar alien" gerutu ku. Tetapi aku teringat perkataan Ivander

"Oh ya lu tau darimana gua gak suka softdrink?" Ivander tampak terkejut

"Uuh.. anuu.. aaa" Nadira menyela "aku yang ngasih tau,iya kan beb?" jawab Nadira terburu-buru

"Uuhh iya iya,dari Nadira" aku menyipit kan mata ku.. aku tau kalau mereka sedang berbohong

Mereka semakin gugup namun aku tak berhenti memberi tatapan interogasi

Akhirnya mereka menyerah

"Uuuh baiklah,sebenarnya gue tau dari Ariq" kini aku yang terkejut

"Ariq? Kok dia tau" tanya ku

"Ariq tau apa pun tentang lo tanpa perlu bilang dia tau" aku tertawa kecil. Bukan tersipu

Tetapi Ivander berbicara ketika Hanif lewat di samping meja ku. Sepertinya dia tersindir dengan kata-kata Ivander. Dia melenggang pergi ke meja nya.

Di tengah tertawaan meledeki Hanif,Handphone Ivander berbunyi

Pertanda Panggilan Video

"Siapa?" Tanya Dira
Ivander memperlihatkan layar handphone nya. Aku terkejut

****************************************

(A/N) thanks for reading

10vote for nextchap

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang