Untitled Part 19

9 0 0
                                    

"Dir,dia main" 

Bisa nebak kan respon Dira?

Dira langsung merengek. Aku hanya bisa tertawa melihat kelakuan nya

"Drey,lu ajak dia dong main. Gua punya rencana" aku pun mengundang Vander

"hei drey,tumben main"ini pake microphone ngomongnya. Tapi aku sengaja mematikan Microphone ku karena disuruh Dira

"yah idupin speaker lu kali biar bisa kerjasama ini" ucapnya

Aksi pun di mulai

Nadira:kerjasama pala lu botak. Masih aja PUBG-an. Udah kemaren ga jadi pergi sekarang ga ada usaha apa-apa gitu.

Ivander:eh kok kamu yang main?

Nadira:kenapa? Ga suka?

Ivander:eh uh bukan gitu,Ara

"Ara? Ga cocok modelan kaya lu di imut-imut in panggil Ara,Dir" Ngebatin doang tapi

Nadira: Dasar ga peka

Ivander:Ara aduh

Nadira langsung keluar kamarku. Mungkin dia di teras.

"eh Van,mabar kuy" ucapku kepada Ivander. Ya. Handphone nya udah di kasih Dira ke aku

"kuy" dasar ni bocah, main kuy-kuy aja. Ga ada niatan bujukin Nadira apa?

Wah gila seru cuy. Gua kill 18. Ini udah tinggal 5 orang lagi yang masih hidup. Ivander juga masih hidup kok. Tiba-tiba

"lu ga ada niatan nyusulin gua gitu?" Dira masuk ke kamar. Aku menggeleng. Kalo udah kurang dari 10 orang kan rada sengit gitu.

"lagi ngapain sih?" Dira mulai kesal bung

"lagi mabar sama Vander" jawabku

"IVAAAND, DASAR GA PEKA. LO JUGA MALAH IKUTAN MAIN. AU AH BETE" Dira pun keluar lagi

Aku tetap lanjut main. Beda sama Vander. Karena mendengar omelan Nadira kali ya dia ga fokus trus mati deh

***

Pagi ini pelajaran Bahasa Indonesia. Sedari tadi,dira tak mengacuhkan Vander walaupun Vander sudah mengirim potongan-potongan kertas dari tadi yang isinya bisa kalian tebak sendiri.

"Darren Ivander,Jadi apa kesimpulan penjelasan ibu daritadi" Mampus. Ivander yang sedang bersiap mengoper surat maafnya untuk Dira pun mengurungkan niat nya. Sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, ia menjawab pertanyaan guru dengan tak jelas,gelagapan atau apalah. Bu guru hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahnya

_skip_

"jangan gini dong. Kamu kan tau aku suka main game. Tapi aku juga gak bisa dicuekin gini"Nadira mengacuhkan Ivander. Dia sibuk dengan ponsel nya. Aku tak ppernah melihat Nadira terlalu fokus melihat ponsel seperti ini

"Van"bisikku ke Ivander

"kenapa?"tanya nya

"kaya nya Dira emang ga dengerin lo deh. Ini dia bukan nyuekin,tapi emang terlalu fokus ke hp nya" Ivander memperhatikan Nadira

"Iya ya. Tapi ngapain dia terlalu fokus ke hp gitu. Ga biasanya" selesai Ivander berbicara,tiba-tiba

"YEAY CHICKEN. WUHUU"teriak Nadira

"hah?"ucapku serempak dengan Ivander

Nadira menoleh ke arahku dan Ivander "eh ada kalian,hehehe"dengan muka tak bersalahnya

"Jadi daritadi kamu ga dengerin aku ngomong gara-garamain PUBG?"Nadira menggaruk tengkuk nya yang tak gatal sambil mengangguk kikuk 

"DIRAAAA" dia hanya tertawa lalu kabur keluar kelas

 ***************************************************************************************

(A/N)next chapter mulai serius lagi key

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang