"Dengar baik-baik ya, aku tidak suka melihatmu menangis, melihatmu tertawa, melihat wajahmu, aku tidak suka."
.
.
.
.
.
"Seokmin-ssi."
Pria yang merasa namanya disebut itu lantas melirik kearahmu dan mengangkat sebelah alisnya.
"Ya?"
"Aku suka padamu."
Blush.. Wajahmu seketika merah padam ketika berhasil mengungkapkan perasaanmu padanya. Kalau bukan karena kau kalah taruhan dari Mingyu, mungkin kau tidak akan seberani sekarang untuk mengatakan hal yang kelewat konyol seperti ini.
"Mwo? (Y/n)-ssi! Ya! (Y/n)!"
Panggilnya ketika melihatmu berlari menghilang dari hadapannya itu. Kau berlari sekuat yang kau bisa. Bagaimana bisa kau meng-iyakan taruhan yang ditawarkan Mingyu, sudah jelas kalau kau tidak bisa makan pedas, tapi ketika ditantang, kau malah meladeninya.
"Bodoh.. Bodohh.. Bodohhh!" Umpatmu kesal sambil menjatuhkan tubuhmu diatas sofa yang berada diruang siaran. Ya, kau salah seorang penyiar dikampusmu yang itu juga artinya kau cukup terkenal dikalangan senior dan tentunya juga juniormu. Namun perbuatan bodohmu barusan ini mungkin akan mengakhiri karir penyiar radio kampusmu. Bagaimana tidak, menyatakan cinta pada ketua BEM, apakah kau masih bisa selamat? Cih, kurasa tidak.
Kau membaringkan tubuhmu diatas sofa itu, memejamkan mata dan menghela nafas kasar, masih merutukki tingkah bodohmu itu.
"Permisi.."
Suara khas milik seorang yang tak lain adalah teman baikmu Minghao terdengar jelas ditelingamu.
"Mau apa kemari?"
"Haha, otte?"
"Diamlah!"
"Hahahaha.. Sudah kubilang 'kan jangan dipaksakan?"
"Sudahlah, tidak usah dibahas tingkah bodohku itu. Ngomong-ngomong, Minghao-aa.."
"Hmm?"
"Apa salah kalau aku suka dengannya? Sepertinya tadi dia benar-benar memandangku seolah tidak terima dengan perkataanku, apa aku sehina itu?"
"Tidak."
Kau menoleh ke asal suara tepat dibelakangmu dan Minghao. Seokmin berdiri sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Seok.. Seokmin-ssi.."
"Ah, (Y/n)-aa, aku permisi dulu ya, perutku sakit."
Minghao bergegas keluar dari ruangan itu setelah mendapatkan tatapan tajam dari matamu. Seokmin lantas mendudukan tubuhnya tepat disebelahmu yang cukup membuatmu terkejut.
"Kau suka padaku?"
"...."
"Apa itu sungguhan? Bukan karena kau kalah taruhan atau hanya sekedar menggodaku?"
'Oh ayolah tuan Lee, siapa yang tidak tau kalau aku benar-benar suka padamu.' Ucapmu dalam hati.
"Kenapa tidak menjawabku? Kau benar suka padaku?"
"Erghm, tidak, aku hanya sekedar kalah taruhan dari teman sekelasku, Kim Mingyu, kau bisa tanya Minghao kalau tidak percaya."
"Hmm, padahal kukira kau sungguhan, aku juga suka...."