"IYA! SANGAT CEMBURU."
.
.
.
.
.
"Kita pulang sekarang."
"Won kenapa sih?"
"Pakaianmu."
Kau menatap mengamati pakaianmu, sejauh ini kau tidak merasa aneh, lagipula dimana yang salah? Lengan panjang dengan turtle neck, dan jumpsuit pendek juga coat coklat sebagai outer. 'OH PENDEK' - batinmu
"Baiklah Won, maafkan aku soal jumpsuit ini, tapi ayolah aku janji besok pakai celana panjang."
"Pulang."
"Won.."
"Kau tau ini sudah mau musim dingin dan kau pakai jumpsuit sependek itu apa tidak dingin, eoh?"
"Tidak. Kan ada kau."
"Tidak usah menggodaku."
Kau terkekeh pelan sebelum berdiri tepat didepan tubuh bidangnya dan menghalangi tubuhnya dengan kedua tanganmu yang kau rentangkan didepannya.
"Kita pulang sekarang."
"Shireo!"
"Nyonya Jeon, sudah berapakali kuperingatkan untuk tidak mengenakan celana pendek saat musim dingin?"
"Won.."
"Pulang!"
Wonwoo menarikmu kedalam rangkulannya sebelum kau kembali menghalangi jalannya lagi. Wonwoo si overprotektif yang menyebalkan. Sebenarnya kau tau jelas bukan karena dingin alasan dia mengajakmu pulang. Tapi karena tadi teman-teman Wonwoo menatapmu tidak santai pada saat di cafe tadi.
"Won, aku tau kau cemburu."
"Karena apa?"
"Karena temanmu tadi menatapku 'kan?"
"Tidak."
"Lalu kenapa memaksaku pulang?"
"Cuacanya terlalu dingin untuk mengenakan pakaian yang minim."
"Terserah." Sahutmu ketika mendapati muka Wonwoo yang menyebalkan seperti biasanya. Oh, ayolah cukup mengakui kalau dia cemburu, maka kau pasti akan jauh lebih menurut padanya. Wonwoo memaksamu masuk kedalam mobilnya dan melajukannya dengan cepat menuju ke apartemen kalian. Selama perjalanan kau hanya fokus pada ponselmu dan Wonwoo fokus pada kegiatan menyetirnya. Awalnya kencan kalian berjalan mulus, Wonwoo bahkan tidak terlalu mengomentari pakaianmu yang minim. Ya, komentar sih, tapi hanya sekedar, "Ini musim dingin seharusnya tidak pakai celana pendek." Setelah itu semua berubah ketika teman kantor Wonwoo menghampiri kalian yang sedang duduk disalah satu cafe langganan kalian.
flashback on*
Wonwoo dengan sigap merentangkan jaketnya diatas pahamu ketika Soonyoung dan Seokmin menatap kearahmu.
"Kalian baru sampai?" Sapa Wonwoo
"Iya, kami baru mau pesan makanan, ah, boleh bergabung?"
"Ah, mian, aku dan (Y/n) buru-buru, baru saja kami ingin berpamitan."
Kau menatap Wonwoo tidak percaya, bahkan makanan kalian masih belum habis dimakan. Wonwoo mengambil coatmu dan langsung menyematkannya ditubuhmu sebelum mengambil jaketnya dan memakainya.
"Kami duluan." Ujar Wonwoo berpamitan
flashback off*
Kau memasukki apartemenmu dan membiarkan Wonwoo yang menutup pintu apartemenmu. Bahkan kalian masih belum berbicara apapun sedaritadi.
Kau merebahkan tubuhmu diatas tempat tidurmu dan membiarkan Wonwoo bergabung bersamamu.
"Kau lihat tatapan mereka tadi 'kan?"
"Kau cemburu 'kan?"
"Sudah kubilang jangan pakai jumpsuit itu."
"Tidak ada yang mau menggoda wanita hamil, Won."
"Yayaya, bahkan perut buncitmu masih belum terlihat sama sekali."
"Ya, tapi kan mereka tau kalau aku istrimu."
"Tapi mereka tidak tau kalau kau sedang hamil dan aku tidak suka mereka menatapmu seperti itu."
Kau membungkam mulut Wonwoo dengan bibirmu. Kau merasakan Wonwoo tersenyum sebelum ia menarik tengkukmu dan mengecupmu semakin dalam.
"Cukup, wanita hamil butuh banyak oksigen."
"Mwo? Alasan macam apa itu eoh? Jangan menghindar salah sendiri kenapa memancing."
Wonwoo kembali mengecup bibirmu, kali ini jauh lebih lembut dan beralih pada keningmu.
"Tidur yuk, aku mengantuk." Ujar Wonwoo yang sontak membuatmu terkekeh geli. Kau memeluknya erat, meresapi aroma tubuhnya yang amat sangat kau sukai itu.
"Won, tapi kau cemburu 'kan tadi?"
"Haish, sudahlah, aku mengantuk."
"Won, hanya tinggal jawab iya atau tidak."
"IYA! SANGAT CEMBURU."
"Hehehe.. Aku mencintaimu, Won."
"Aku juga."
"Juga apa?"
"Juga mencintai diriku."
"Akh.." Pekik Wonwoo ketika kau memukul dada bidangnya dengan tanganmu.
"Istriku ini tenaganya jadi lebih kuat ya ketika sedang hamil."
"Diam, aku mau tidur."
"Iloveyou Mrs. Jeon."
End.