(IMAGINE) OUR MARRIAGE

362 33 0
                                    

  "Aku tau ini semua terpaksa, dan ini semua cukup berat, tapi aku hanya berharap kalau kita bisa memulai untuk belajar menyukai satu sama lain, tapi itu pun kalau kau mau."  

.

.

.

.

.

"Maafkan aku."

"Berhenti meminta maaf, Seokmin-ssi." Sahutmu sembari menghapus make up yang cukup tebal di wajahmu itu. Ia terkekeh pelan sebelum berjalan menghampirimu dan berdiri tepat dibelakangmu.

"Terimakasih. By the way, kau cantik malam ini."

"Karena make up tentunya."

"Tidak, bukan tadi, tapi malam ini.. sekarang."

Kau menyikut perutnya yang kebetulan berada tidak jauh dari sikumu. Bagaimana tidak, bahkan wajahmu sekarang terlihat cukup berantakan dengan beberapa make up yang masih menempel di wajahmu.

"Jangan meledek, lihat wajahku sekarang, bahkan eyeliner ku hanya tinggal sebelah dan kau bilang aku cantik? Cih."

"Hahaha, kau lebih cantik tanpa bahan-bahan kimia yang menempel di wajahmu tau. Oh, iya, kau tidur saja ranjang, aku akan tidur di sofa."

Kau tersenyum singkat sebelum menganggukkan kepalamu. Kau baru saja menikahi pria bernama lengkap Lee Seokmin atau yang biasanya disebut Dokyeom. Kau bahkan baru mengenalnya sekitar sebulan yang lalu dan sekarang kau sudah menikah dengannya. Tentunya karena perjodohan yang diadakan oleh kedua orangtua kalian.

Kau tidak tega kalau harus menolak permintaan terakhir ayahmu dan ayah Seokmin yang notabennya adalah sahabat baik mendiang ayahmu.

***

Jam menunjukkan pukul 02.00 am, bahkan matamu masih belum bisa terpejam. Gelisah? Tentu saja, baru kali ini kau tidur dan ditemani oleh seorang namja selain appamu. Berkali-kali kau membolak-balikkan tubuhmu, mencari posisi nyaman supaya bisa tertidur secepat mungkin.

"Haish." Umpatmu sembari menyembunyikan tubuhmu didalam selimut. Kau memutuskan untuk mengambil ponselmu dan memasang headset ditelingamu. Menyetel beberapa lagu sembari browsing bukanlah hal yang buruk kan? Kau mulai membaca sebuah cerita karangan blogger yang judulnya cukup menarik perhatianmu, berharap sesegera mungkin mengantuk.

Beberapa jam berlalu namun matamu masih saja terjaga, bahkan cahaya matahari mulai memasukki sela-sela kamarmu. Kau melirik kearah jam yang menunjukkan pukul 06.30 pagi.

"Bahkan aku tidak mengantuk sama sekali? Haish." Erangmu frustasi sebelum kau bangkit dari tempat tidurmu dan berjalan keluar dari kamarmu. Yap, terjaga selama semalaman cukup membuat cacing-cacing didalam perutmu itu meronta-ronta kelaparan.

Kau mengambil 2 keping roti dan memasukkannya kedalam toaster. Sembari menunggu kau menuangkan beberapa sendok bubuk kopi kedalam frenchpress dan juga air panas tentunya.

"Kau sudah bangun?"

"Eh, Seokmin-ssi, kau mau sarapan?"

"Ah, gwenchanayo, aku bisa membuatnya sendiri."

"Eish, kau punya istri sekarang, jadi kau bisa minta tolong pada istrimu. Kau mau sarapan apa?"

"Apa saja, aku pemakan segala kok."

Kau terkekeh sembari menuangkan kopi untukmu dan tentu untuknya juga lalu mengambil roti yang tadi kau buat dan meletakkannya diatas piring.

"Makan ini dulu ya untuk mengisi perut, sebentar aku buatkan nasi goreng untukmu."

SEVENTEEN FANFICTION/IMAGINEWhere stories live. Discover now