Part 7

22.1K 1.8K 36
                                    

Di part ini, aku balik lg ke versi wattpadnya yah. Jadi, ngga ada rexa dan adegan tambahan lainnya.

Cus, happy reading~

***

Sudah seminggu ini Alea menghindari Willy karena ciuman itu. Dia tidak pernah masuk ketika Willy mengajar dan kemungkinan besar ialah dia yang harus mengikuti mata kuliah Willy lagi semester depan. Dia tak sanggup berpikir itu sekarang!

Venny yang selalu memperhatikan tingkah Alea turut bingung, dia juga merasa bahwa ada sesuatu yang di sembunyikan sahabatnya itu. Akan tetapi, Venny tak ingin memaksa Alea untuk bercerita. Willy juga menanyakan Alea pada Venny dan dia menjawabnya dengan tidak tahu. Saat ini Alea ingin berkunjung ke rumah sakit, itu hal yang dilakukannya ketika Willy mengajar di kampus. Jadi, mereka tidak akan bertemu dan seminggu ini dia sudah berhasil melaluinya.

"Kau yakin ingin pergi sendiri?" Venny mengulang pertanyaan yang ke sepuluh kalinya.

"Aku tegaskan sekali lagi dan terakhir, aku pergi sendiri." Alea mengucap penuh penekanan.

"Tidak ingin kutemani?" tanya Venny ragu.

"Tidak!" Alea menjawab singkat. "Lagipula, Willy tidak ada disana, jadi buat apa kau kesana? Itu hanya akan membuang waktumu." Lanjut Alea lagi.

Venny menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan Alea. "Kau benar juga."

"Ya sudah, aku pergi dulu ya. Bye..." Alea meninggalkan Venny sendirian.

Alea memasuki mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan rata-rata. Dia berjalan dengan langkah gontai menuju ruang David, tanpa mengetuk pintu dia masuk begitu saja dan seketika ia terlihat kaget karena orang yang paling dihindarinya berada disana seakan tanpa dosa.

"Shit!" Umpat Alea singkat lalu segera menutup pintu itu kembali dan berlari ke ruangan Gina.

Willy yang sedang berbicara dengan David tampak terkejut mendengar suara handle pintu sekaligus umpatan yang keluar dari bibir ranum tersebut. melihat siapa yang memaki, lelaki itu segera bangkit dan mengejar Alea dengan cepat. Ya, seharusnya saat ini dia memang tidak dijadwalkan di rumah sakit, namun David mengatakan padanya bahwa Alea akan berkunjung sehingga kesempatan itu digunakan Willy untuk berbicara empat mata dengan gadis itu. gadis yang sudah ia curi ciumannya.

"Alea," Willy terus memanggil Alea sampai mendapat tatapan heran dari suster dan penghuni rumah sakit lainnya. Tapi dia tak ingin memikirkan hal itu sekarang. Dia hanya ingin meluruskan satu hal kepada Alea.

"Alea," Sekalipun menoleh, Alea semakin mempercepat langkahnya. Lalu, Alea masuk ke ruang rawat inap milik Gina. Willy tahu bahwa itu adalah ruang Gina karena beberapa hari terakhir ia rutin mengunjungi untuk sekedar melihat kondisi gadis manis kecil tersebut. Willy memperhatikan Gina sejak dia tahu cerita Gina dari Maminya. Perlahan dia membuka pintu tersebut menemukan Gina sendiri.

Kemana Alea? Pikirnya.

"Hai, dok," sapa Gina ramah.

Willy tersenyum dan menghampiri Gina. "Bagaimana keadaanmu hari ini?"

"Aku baik-baik saja, Dok." Willy mengelus kepala Gina dengan lembut.

"Dokter mencari kak Alea?" Willy tampak salah tingkah mendengar penuturan anak usia 6 tahun itu tapi ia juga mengiyakannya.

"Kamu lihat dimana Kak Alea?"

Gina menunjukkan arah kamar mandi tanpa berbicara.

"Terima kasih, Sayang. Dokter janji akan memberikan permen kesukaanmu nanti," bisiknya pelan agar Alea tidak mendengar apapun yang Willy katakan pada Gina.

DOCTOR, I'M YOURS! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang