Chapter 6

1.6K 153 10
                                    

"Eomma" Minghao menoleh kearah putra semata wayangnya yang baru saja memasuki area dapur sambil mengucek sebelah matanya dengan tangan kanan yang mengepal menggemaskan, sebelah tangan nya lagi memeluk robot transformer favorite nya yang selalu ia bawa saat tertidur, piyama macan tutul berwarna cokelat keorange'an melekat ditubuh mungilnya, memperlengkap kesan keimutan pada anak tersebut.

"Gie yang tampan sudah bangun? Eomma masak sarapan dulu ne, pergilah menonton dulu" Siapapun bisa melihat dengan jelas aura keibuan yang terpancar dari diri Minghao sekarang. Ibu yang baik.

"Gie mau minum susu saja. Eomma jangan memasak lagi" bibir merah cerry itu mengerucut dengan sangat menggemaskan, Minghao refleks memasang raut sedih yang dibuat-buat "Wae?, kenapa seperti itu? Jadi eomma makan apa kalau begitu?" Gie tersenyum lebar dengan seluruh gigi-giginya yang putih terlihat jelas, ia terkikik ketika mengingat jika eommanya pun membutuhkan asupan makanan, memang dasar anak kecil yang hanya teringat olehnya adalah tentang dirinya sendiri. Gie berlalu menuju sofa sambil tersenyum karena sudah mendapat kecupan diseluruh bagian wajahnya dari sang eomma tadi. Meraih remote TV dan menyalakan benda persegi panjang didepan nya yang menampilkan iklan ayam goreng tersebut. Baru saja bokongnya menempel pada sofa yang empuk tiba-tiba ia teringat sesuatu dan kembali berlari pelan menuju dapur dengan senyum yang semakin lebar dibibirnya. Ini hari jumat berarti ini sudah seminggu batin bocah berambut hitam tersebut.

"Eomma hari ini Hoshi appa akan mengajak Gie bermain. Appa sudah berjanji" Minghao tersenyum

"Jinjjayo?"

"Ne, Gie tidak berbohong" ia berkata jujur takut-takut jika ternyata eommanya tidak percaya padanya. Ia teringat bahwa Hoshi appa mengajak nya jalan-jalan, ayolah anak kecil mana yang tidak suka diajak jalan-jalan.

"Baiklah. Tapi Gie mandi dulu dan setelah itu sarapan bersama eomma, otte?" setelah berkata Minghao dibuat terkikik karena dengan semangat yang menggebu Putra tampan nya itu berlari kearah kamar untuk bergegas membersihkan dan mempersiapkan diri bahkan ia sampai terlupa dengan film kartun favoritenya yang telah tayang dan juga robot yang ditinggalkan nya di sofa.

* * *

"Hoshi Appaaaaa... " teriakan melengking dari bocah berusia 5 tahun itu disambut dengan senyuman oleh pria yang berdiri diambang pintu, berjongkok sekedar untuk menyambut si kecil yang memeluknya erat.

"Appa tidak lupa hehe, ayo kita pergi" semangatnya. Minghao berjalan sambil membawa sepatu mungil berwarna merah dan meletakan nya di dekat daun pintu kemudian berkata pada si mungil

"Pakai sepatumu captain" dengan terburu Gie segera duduk dan memakai sepatunya dengan kadar fokus yang tinggi, maklum saja lah ia terkadang masih suka terbalik menggunakan sepatu kanan maupun kiri. Minghao beralih menatap pria yang telah berdiri dihadapan nya, memberikan dengusan sebentar dan berkata "jangan berikan ia makanan sembarangan hyung" dan disambut dengan anggukan dari simata sipit. "Jangan terlalu sore membawanya pulang" lagi Hoshi hanya mengangguk, oh ayolah ia bahkan sudah seribu kali mendengar Minghao berkata seperti ini setiap ia akan mengajak Gie jalan-jalan.

"Appa, kajja" Hoshi tersenyum sebelum meraih tangan simungil ke genggaman nya "kami pergi eomma" Minghao mendengus mendengar ucapan yang dikeluarkan Hoshi, ada-ada saja. Selepas pergi keduanya Minghao bergegas untuk merapihkan tempat tinggalnya yang masih terlihat berantakan. Ini semua karena Hoshi hyung yang lupa dengan janjinya hingga membuat Gie merengek dengan mata berkaca-kaca karena tak juga menjemputnya membuat Minghao harus menelfon si sipit dan menenangkan buah hatinya yang merengek hingga membuat nya sulit untuk membersihkan apartement. Hoshi yang pada saat itu berada di studio fotonya dengan terpaksa berhenti menjepret model-model cantik dan pulang "ohh aku benar-benar lupa Hao, begini saja kau tenangkan Gie dan katakan aku akan segera sampai. Aissh, padahal minggu kemarin aku hanya berkata asal agar ia mau makan, ternyata ia mengingatnya" salahkan daya ingat anaknya yang kuat "makanya Hyung jangan suka membuat sembarang janji, seperti tidak mengenal anakku saja. Tapi apakah tak apa? Gie jadi mengganggu pekerjaan Hyung" ucap Minghao diseberang telfon "tentu saja tidak, aku senang bisa menghabiskan waktu dengan Gie haha" kurang lebih seperti itu percakapan mereka tadi. Mengesampingkan rasa lelahnya Minghao segera membersihkan apartement sederhananya. Huft, ini memang tugasnya sebagai single mom.

[END] Please Im Sorry (GyuHao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang