Chapter 4

1.8K 195 4
                                    

* * *

New York, 05.00 PM

Pria dengan perawakan tinggi menjulang itu memasuki apartement yang telah ditempati nya selama hampir 5 tahun belakangan ini. Melempar asal tas nya pada sofa merah marun dan melepas dasi serta membuka dua kancing teratas kemeja putih polos yang dikenakan nya. Mingyu, nama pria tersebut menjatuhkan diri pada sofa. Memejamkan matanya sekedar untuk menghilangkan lelah juga pegal-pegal pada tubuhnya. Tak selang berapa lama seorang wanita dengan balutan kain ketat yang sangat pas ditubuh moleknya memasuki apartement dan menempatkan diri tak jauh dari tubuh terbaring Mingyu. Nana, nama wanita tersebut sedikit menepuk pipi Mingyu

"Kau tidur?" ucap wanita dengan pakaian hitam sexy itu

"Eum, hampir. Sebelum kau datang dengan sepatu berisikmu itu. Ck mengganggu"

"Ckck. ini sepatu mahal jelas saja harus mengeluarkan suara nyaring, dan lagi panggil aku noona" Mingyu mendengus mendengar kata perkata yang diucapkan oleh kakak sepupunya itu.

"Apa kau benar lelah Gyu? HUAHHHHH padahal aku ingin mengajak mu berbelanja, kau tau sedang ada diskon besar-besaran di columbus circle, aku tidak tau ingin mengajak siapa lagi. Teman-teman ku semua nya sibuk dengan kekasih mereka sendiri sedangkan aku... Aku.. Siapa yang bisa ku andalkan. Hanya kau Gyu, oh my apa kau tak kasihan pada noona mu yang sempurna ini?"

"Noon

"Kau akan kembali" Nana seketika merubah raut wajah nya menjadi sendu. Mingyu yang tadinya ingin berkata pun seketika terdiam menatap kakak sepupu yang sudah seperti ibu untuknya. Mingyu sadar bahwa Nana sangat bersedih saat lusa kemarin ia berkata akan kembali ke korea dalam waktu dekat ini. Nana hanya memiliki Mingyu di Negara asing tempat tinggal mereka saat ini begitupun sebaliknya. Mereka bahkan tak terpisahkan layaknya surat dan perangko. Tinggal bertetangga selama 5 tahun tak jarang membuat mereka menghabiskan waktu bersama. Nana yang lebih dulu tinggal di amerika begitu senang dahulu saat mendengar anak dari sang paman akan meneruskan sekolah bersama nya di Amerika sini. Dan saat wisuda minggu lalu telah selesai, Mingyu memutuskan akan pulang dan meneruskan perusahaan ayah nya dikorea sana. Yahh Nana sangat tau kalau paman nya itu memang salah satu orang terpandang di korea.

"Aku memang harus kembali Noona. Appa membutuhkan ku. Dan juga aku sudah sangat merindukan nya. Dia pasti membenciku" Mingyu menundukan kepala nya. Entah apa yang sedang mereka bahas sehingga membuat Mingyu memasang raut penuh penyesalan, membuat Nana dengan sigap mengusap tangan Mingyu yang memang sejak tadi telah duduk berhadapan dengan nya.

"Maaf. Aku terlalu egois, A...aku hanya takut merasa kesepian seperti sebelum kau disini. Ughhh aku begitu Malang bukan?" Nana tersenyum yang jelas terlihat sangat di paksakan. Membuat Mingyu merasa kasihan pada sepupu cantik nya ini

"Ckck, kau terlalu berlebihan. Kau anggap apa teman - teman berisik mu kalau begitu"

"Kan sudah ku katakan kalau mereka selalu sibuk dengan kekasih - kekasih bule mereka sehingga terkadang melupakan ku. Dan apa salahnya jika kami berisik, kami kan wanita" Nana sedikit membuka lebar matanya, tanda protes pada Mingyu

"Yah kalian para wanita memang berisik. Karna itu aku tidak suka wanita" Mingyu berkata jujur, yang mana malah membuat Nana mencibir tersindir karna ia seorang wanita tulen

"Dasar gay" Nana mencibir sangat pelan. Ia yakin, tapi salahkan saja suasana yang memang hening hingga sepelan apapun suara nya mampu tertangkap indra pendengar Mingyu

"Ck" Mingyu berdecak saat Noona nya ini mengatainya. Mau bagaimana lagi karna memang itu benar. Ia seorang gay.

"Hahhhh" Nana menghela nafas dan beranjak untuk mengambil beberapa botol minuman dengan kadar alkohol rendah dan juga puding serta cake cokelat kesukaan nya. Membawa dan meletakan nya pada meja dekat sofa kemudian menyambar keseluruhan nya dengan nikmat.

[END] Please Im Sorry (GyuHao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang