Chapter 7

1.4K 158 23
                                    

Minghao mendatangi cafe dengan sangat tergesah, bahkan tak di perdulikan nya Seungkwan yang masih berada jauh dibelakang. Langkah kakinya terhenti tepat dihadapan Hoshi yang terlihat gusar dengan keringat disekujur tubuhnya.

"Hyung bagaimana bisa Gie menghilang"

"Hao kumohon tenanglah, maaf karena kecerobohan ku"

"Bagaimana mungkin aku bisa tenang saat aku kehilangan anakku hikss"

Hoshi meraih Minghao kedalam pelukannya. Diusapnya punggung Minghao sambil membisikan kata-kata penenang.

"Bagaimana apakah Gie sudah ditemukan?"

Seungkwan yang baru tiba -efek ditinggal Minghao- bertanya dengan raut khawatir. Namun ia segera terdiam saat di dapatinya Minghao menangis, itu artinya memang Gie belum ditemukan. Hening sejenak, hingga suara ponsel Hoshi yang berbunyi mengisi keheningan disana. Hoshi segera mengangkat telfon yang ternyata dari Jun.

"Yeoboseyo Hyung"

"Tenanglah, Gie baik-baik saja. Atasanku membawanya saat bertemu dikantor tadi, maaf karena aku tak sadar bahwa Gie mengikutiku sampai kantor tadi"

"Astaga Hyung, jantungku hampir saja lepas dari tempatnya. Baiklah, aku dan Minghao akan ke kantormu"

"Ne, tapi tak usah terburu. Gie belum kembali bersama atasanku"

"Baiklah"

Tut

"Tenanglah. Gie baik-baik saja Hao" Hoshi menjelaskan apa yang dikatakan Jun. Dan dengan begitu ketiganya langsung pergi menuju kantor Jun. Minghao sudah tidak menangis namun matanya yang sembab menandakan betapa lamanya ia menangis tadi, karena sebenarnya Minghao sudah menangis hebat saat pertama kali mendengar kabar hilangnya Gie. Ketiganya tiba dikantor yang langsung disambut oleh Jun dan seorang wanita bernama Yerin yang mengatakan bahwa atasan mereka lah yang membawa seorang bocah yang tadi datang mencari-cari appanya. Sementara Jun dan Yerin dengan terpaksa harus kembali bekerja dan tak bisa menemani mereka. Mereka dipersilahkan menunggu disofa yang memang disiapkan untuk ruang tunggu dikantor.

"Aku pergi membeli minum sebentar oke, kalian pasti haus. Apa ada yang ingin menitip sesuatu lagi?"

"Tidak apa Hoshi Hyung, belikan kami minum saja"

Selepas perginya Hoshi, Seungkwan izin untuk mengurus perutnya yang mendadak mulas. Entah kenapa keduanya sangat lama kembali. Tiba-tiba retina matanya menangkap sosok anaknya yang berjalan bergandengan dengan seorang pria asing. Posisi mereka yang berjalan membelakangi Minghao membuat ia tidak dapat melihat dengan jelas pria yang dengan lancang membawa anaknya pergi. Lihat saja, akan ia beri pelajaran pria lancang itu. Minghao berdiri dari duduknya dan melangkah besar-besar kearah Gie dan si pria asing. Dengan pasti ia tarik sebelah tangan Gie hingga membuat satu tangan yang lain terlepas dari si pria asing.

"Eommaaaaaa"

Deg

Deg

Deg

Niat awalnya yang ingin mencaci maki si pria asing terhenti. Jantungnya berdetak sangat cepat. Bahkan tak diperdulikan nya Gie yang tengah berbicara panjang lebar menceritakan kemana ia pergi. Sosok dihadapan nya pun tak kalah terkejut tatapan rindu dan penyesalan terpancar dimata si pria berjas.

"Lalu eomma, aku makan es krim bersama nenek dan nenek bilang Gie boleh main lagi bersama nenek dan bersama paman lalu nenek

"Ayo kita pulang Gie"

"Tapi eomma Gie masih mau dengan paman"

"Gie. Ayo kita pulang"

"Baiklah. Paman nanti Gie akan bermain lagi kemari bersama Appa. Nanti kita bertemu lagi yah. Dah pamannn"

[END] Please Im Sorry (GyuHao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang