Chapter 10

1.1K 87 4
                                    

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Mingyu menatap jam dipergelangan tangannya. Terhitung sudah 15 menit ia berdiri di depan pintu apartement Minghao.

"Apa tidak ada orang di dalam?"

Mingyu bertanya-tanya sendiri. Kembali memencet bel berulang-ulang, hingga-

"Seungkwan jangan memen-"

Minghao terdiam.

Mingyu menahan nafas, Minghao yang baru bangun tidur dengan baju yang sedikit kusut, mata sayu, dan rambut berantakan adalah hal yang disukai Mingyu setelah bibirnya.

Shit.

Tahan Mingyu tahan.

"Tidak ada Gie, Seungkwan membawanya pergi. Jadi kau bisa datang lagi besok"

Mingyu terburu menahan pintu yang akan ditutup kembali oleh Minghao.

"Bisa, A..aku pinjam toilet?"

Ck, kenapa harus itu yang diucapkan.

Minghao bukanlah orang jahat yang membiarkan seseorang yang menahan kebelet, maka ia menggeser tubuhnya membiarkan Mingyu masuk.

Ia menutup kembali pintu dan berjalan menuju wastafel di dapur, membasuh wajahnya disana dan kemudian kembali menuju ruang tengah.

Ia berpapasan dengan Mingyu yang baru keluar dari kamar mandi.

Keduanya terdiam.

Canggung.

"Jika kau sudah selesai, kau bisa pulang. Tutup saja nanti pintunya"

"Aku ingin bicara"

Minghao menghentikan langkahnya. Ia diam menatap Mingyu beberapa detik.

Mingyu menghela nafasnya saat melihat Minghao berjalan menuju sofa, duduk diam disana.

Apa itu artinya Minghao mau bicara dengannya?

Mingyu memberanikan diri jalan kearah sofa dan mendudukan diri disana. Menjaga jarak dengan Minghao karena dia masih tau diri untuk tidak terlalu dekat, walau sebenarnya ia ingin.

"Apa yang ingin kau katakan?"

Mingyu berdehem untuk mengembalikan suaranya yang sedikit menghilang.

"Aku, aku.. Minta maaf. Untuk semuanya. Aku mengaku salah padamu"

"Lalu?"

"Eum.. Apa kau memaafkan ku?"

Minghao terdiam. Ia menunduk dan menautkan jari jemarinya.

Ia menghela nafas. 'demi gie, tidak apa-apa ini demi gie'

"Aku memaafkanmu"

Mingyu menatap Minghao kaget, ia bahagia.. Sangat bahagia tentu. Apa secepat ini? Hahh sungguh melegakan.

"Gie memang anakmu. Aku tidak akan menyangkalnya lagi"

Mingyu tersenyum, dugaannya tidak salah.

"Aku sudah tau itu. Karena bagaimanapun ikatan batin seorang ayah dan anak tidak pernah salah"

'Yah ikatan batin. Seungkwan benar tidak seharusnya ia menutupi identitas gie dari ayahnya'

"Jadi? Apa masih ada yang ingin kau tanyakan?"

Mingyu terdiam. Apa ini saat yang tepat.

"Hao -

Apa.. kau masih mencintaiku?"

[END] Please Im Sorry (GyuHao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang