Chapter 8

1.6K 161 22
                                    

"Jadi karena itu kau meninggalkan ku"

Seungkwan mengangguk mengerti. Ia yang awalnya sangat kesal karena ditinggal dikantor  akhirnya bisa tenang setelah mendengar penjelasan Minghao. Ia bahagia akhirnya rahasia yang selama ini di tutupi oleh Minghao bisa diketahui langsung dari si empunya.

"Tapi tidakkah kau bahagia Hao? Dari sikap yang kau tunjukan selama ini. Kurasa kau masih mencintai ayah dari anakmu" Seungkwan berujar dengan serius

"Tidak  Tidak" Minghao menggeleng

"Aku hanya tidak mau tersakiti lagi karena itu aku tidak mau memiliki hubungan serius dengan siapapun itu. Gie saja sudah cukup untuk mengisi hidupku" lanjutnya

"Kau menyangkalnya" Seungkwan angkat suara

"Aku tidak Kwan"

"Kau iya" Seungkwan meraih kedua tangan Minghao dalam tautan antar jemari mereka. Menatap Minghao seolah memberi keyakinan padanya.

"Seharusnya tadi kau biarkan dia berbicara. Kau butuh waktu bersamanya. Pikirkan baik-baik tentang Gie, bagaimanapun juga dia adalah ayahnya. Gie sudah seperti memiliki ikatan dengan nya. Bahkan tadi dia sangat semangat bercerita padaku soal paman barunya itu" ucap Seungkwan

"Hanya biarkan Gie tidak usah tau kalau Mingyu adalah ayahnya"

"Tapi pada akhirnya ia pasti akan tau juga Hao. Gie tidak selamanya akan menjadi seorang anak kecil. Belum lagi ayahnya yang pasti akan mengatakan bahwa ia adalah Appa kandung dari Gie" Seungkwan berucap

Minghao terdiam karena tak tau harus bicara apa lagi. Semua yang dikatakan Seungkwan itu adalah benar. Tapi biarkan untuk saat ini Minghao menutupi semuanya dulu. Ia harus tau sebarapa besar hal yang akan dilakukan Mingyu. Semoga saja pria itu tidak peduli apa-apa. Karena walau seberapa besar Cinta Minghao pada Mingyu ia tidak mau disakiti lagi terlebih kehidupan Minghao sekarang bersama Gie dan teman-temannya sudah lebih dari cukup.

"Semua keputusan ada ditanganmu. Aku hanya berharap semoga hidupmu lebih baik dari ini. Kau sudah terlalu lama menahan perasaanmu. Jangan kau pikir aku tidak tau kalau kau hanya Cinta pada ayah Gie. Sudahlah, aku pulang dulu titip salamku untuk Gie saat ia bangun nanti yah"

"Baiklah"

Selepas perginya Seungkwan Minghao berjalan kearah kamarnya. Ia menatap kearah Putranya yang tengah tidur tengkurap dengan tangan dan kaki yang telentang menggemaskan. Ia kemudian menuju lemari pakaian dan membuka laci paling bawah dimana semua kenangannya dengan Mingyu ia simpan. Dengan ragu-ragu ia mulai mengambil beberapa album foto dan membukanya satu persatu. Ia tersenyum saat matanya menangkap foto kencan pertama mereka yang bahkan masih menggunakan seragam saat itu. Bibirnya tak henti-henti tersenyum saat lembar demi lembar album itu dibukanya. Dan jemarinya terhenti saat matanya menangkap gambar dirinya dan juga Mingyu yang tengah terbaring diatas kasur apartement milik Mingyu dengan tanpa busana, hanya selimut putih sebatas dada menutupi dua sejoli itu. Ia ingat pada saat itu mereka melakukan hubungan intim untuk pertama kalinya dan mereka melakukannya di apartement Mingyu. Minghao tersenyum kecil karena sampai saat inipun ia tak pernah menyesal melakukan nya dengan Mingyu. Ia tidak menyesal karena perbuatannya kini ia telah memiliki malaikat tampan yang tengah tertidur dengan nyaman diatas kasur sana. Ia menutup album dengan cepat saat didengarnya bunyi bel didepan tanda seseorang tengah bertamu. Berjalan dengan sedikit tergesa dan segera membuka pintu namun pergerakan nya terhenti saat melihat siapa sosok yang bertamu kerumahnya disore hari begini.

"Mau apa kau kemari?" ucap Minghao

"Bertemu anakku tentu saja?" Mingyu orang yang ternyata tamu tersebut berucap.

"Maaf siapa yang kau maksud anak Tuan?"

"Gie tentu saja. Dan berhenti memanggilku Tuan"

"Ck. Gie adalah anakku jadi jangan mengaku-ngaku"

[END] Please Im Sorry (GyuHao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang