Chapter 13

1.5K 102 8
                                    

"Apa kau bilang?" Seungkwan tidak berkedip, bibirnya sedikit terbuka karena efek kaget baru saja.

Minghao diam dengan camilan ditangannya. Sedang Gie, ia sibuk menata rel kereta api mainan yang panjang dibawah sofa tak jauh dari Minghao dan Seungkwan.

"Aku akan menikah" ucapnya lagi santai.

"Secepat itu? .. Maksudku, kapan kau berbaikan dengan Appa Gie?"

Minghao membuang pandangannya pada putranya yang kini tengah menjalankan kereta api pemberian neneknya, melupakan beberapa mainan lamanya.

"Entahlah... Yang pasti dia sudah membuat keputusan seenak jidatnya untuk menikah bulan depan"

Seungkwan baru bisa menutup rapat bibirnya.

"Dia ternyata begitu mencintaimu" Minghao mengangkat bahunya acuh, membuat Seungkwan berdecak "Kau pasti bahagia kan?"

Minghao diam tidak menjawab.

Ia sudah tau jawabannya.

"Aishh, malu-malu menjijikan" sindir Seungkwan yang mengambil beberapa camilan yang mereka tumpuk diatas meja di depan sofa mereka duduk.

"Kau sudah memberitau Jun dan Hoshi?"

Minghao mengangguk.

"Lalu bagaimana respon mereka?"

Minghao menatap pada Seungkwan "Jun menerimanya, lagian dia sudah tidak menyukaiku lagi, dia sudah berkencan dengan teman diperusahaan tempat ia bekerja. Sedangkan Hoshi... Aku sempat merasa bersalah padanya, dia sangat kecewa, dia bilang padaku bahwa dia selama ini menungguku.. Tapi akhirnya dia bisa menerima ini"

Minghao tersenyum.

Seungkwan senang jika Minghao bisa berakhir bahagia seperti ini. Semoga saja dia bisa hidup bahagia selamanya bersama kekasihnya itu yang akan menjadi suaminya bulan depan.

"Baguslah... Selamat untukmu" Seungkwan mendekat untuk memeluk Minghao yang juga membalas pelukan Seungkwan "Terimakasih, untuk semuanya Kwan... Aku menyayangimu" Seungkwan tersenyum haru "Aku juga.. Aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku sendiri"

Mereka begitu larut dalam pelukan satu sama lain, membuat Gie menatap mereka bingung, beranjak meninggalkan mainan nya dan mendekat pada dua orang dewasa disana.

"Eomma jangan peluk-peluk, nanti Dokyung Appa marah lohh"

Dan dengan sangat terpaksa mereka melepas pelukan persudaraan itu.

. . .

. . .

Ini sudah mendekati hari H. Dimana Mingyu dan Minghao akan melangsungkan pernikahan mereka. Mingyu mengendarai mobilnya pelan, sesekali melirik kearah sampingnya dimana putra tunggal nya itu tertidur dengan kepala menunduk dan tubuh yang duduk tegak dibangku khusus anak, ia aman dengan posisi seperti itu karena terhalang oleh pengaman khusus.

Mingyu tersenyum.

Ia akan menjeput seseorang ke bandara internasional hari ini.

Setengah jam kemudian ia menepikan mobilnya dan turun untuk kemudian membawa Gie yang masih tertidur lelap digendongannya.

Membawa kaki jenjangnya menyusuri luasnya bandara dan berjalan menuju kedatangan penumpang dari luar negera itu. Sekitar lima menit ia menunggu, sampai akhirnya matanya menangkap seorang pria bule dan wanita yang berjalan dengan angkuh.

Ck.

"NOONAAA" Mingyu mengangkat sebelah tangannya yang bebas. Membuat wanita centil disana seketika mengubah raut angkuhnya menjadi pekikan nyaring, ia berlari pelan dengan hills 7cm nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[END] Please Im Sorry (GyuHao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang