Shout out untuk Anetaifran ! Tolong coba baca ceritanya yang bernama Strangers Becomes Friends yang juga bertema fantasi. Aneta, Rin, Hana, Keito dan sebagian karakter lain disini juga ada di sana!
"Jadi! Aneta-Chan," Mulai Ryazu. Ia mengeluarkan pisau dari tasnya. "Kapan kita mulai?"
Aneta menelan ludah. 'Aku tidak enak dengan ini' batinnya.
"Ryazu! Kau tidak boleh langsung ke bagian bertarung!" Sahut Rin, lalu Ia melempar bola salju yang mengenai Ryazu.
"Oh, baiklah." Ucap Ryazu sambil menggeleng kepalanya, menjatuhkan salju yang tadi mengenainya. Lalu Ia memasukkan kembali pisaunya ke dalam tas, membuat Aneta melepaskan nafasnya dengan lega. Tapi senyumannya masih membuat Aneta merasa tidak enak.
"Jadi, kita mulai dengan dasar pengendalian aura tingkat awal." Ryazu memulai sambil mengangkat tangannya. Aura merah mulai beradiasi di seluruh tangannya. "Lemparkan aku sebuah batu." Perintahnya.Aneta menuruti dan melemparkan Ryazu sebuah batu yang berukuran sedang dari tanah. "Ini."
Ryazu menangkapnya dengan reda. "Pertama, kau akan belajar cara memusatkan auramu ke tanganmu." Kata Ryazu, tangan yang menggenggam batunya beradiasi dengan cahaya merah. "Coba lihat." Genggamannya pada batu itu menguat, dan batu itu hancur berkeping-keping.
"Aku pernah melakukan itu." Aneta menyatakan.
"Tapi aku yakin auramu masih berantakan di dalam tubuhmu, ya 'kan?" Ujar Ryazu, senyumannya melebar.
"Yaaaah, aku rasa begitu. Aku masih kaget tentang 'auraku-yang-kuat-dan-besar' waktu itu." Ungkap Aneta.
"Aku juga begitu dulu." Tambah Ryazu, "Oke, kembali ke pelatihan!" Ryazu melihat-lihat sekitar bukit. "Disini tidak banyak batu." Ryazu melihat pepohonan dan sepertinya mendapat ide. "Ayo pake kayu pohon sebagai target."
"Apa?! Tapi kita harus menebang pohon itu dulu!" Aneta mengelak, tapi sepertinya itu sebuah pekerjaan muda bagi para Magician.
"Itu bukan masalah." Ucap Rin, mendengar perkataan Aneta. Ia pun terbang ke atas dan menembakkan banyak es yang berbentuk runcing ke arah sebuah pohon, memotong pohon itu dan jatuh.
Aneta ternganga melihat Rin memotong pohonnya hanya dengan melakukan itu, dan terlihat sangat mudah.
Ryazu berjalan ke arah pohon yang sudah jatuh, mengeluarkan pisaunya dan memotong pohonnya menjadi banyak potongan kayu yang cukup besar untuk dipakai menjadi target.
"Hoi, Zaru! Coba kau angkat kayu-kayu ini ke tengah-tengah bukit!" Sahut Ryazu."Oke." Jawab Zaru, dan semua papan-papannya terbang ke tengah bukit, dan jatuh tepat di depan hadapan Aneta.
"Aah!!" Aneta melompat mundur melihat papan-papannya jatuh di depannya.
Rin mendengus melihat Aneta. "Scared much?"Wajah Aneta memerah. "Shut up!"
"Oke, Aneta-Chan!" Panggil Ryazu ke Aneta. Senyumannya masih terpasang di wajahnya. "Ayo mulai dengan memusatkan auramu ke tanganmu!"
Aneta mengangguk, badannya ber-radiasi dengan aura putih redup.
Ryazu menyipitkan matanya. "Aku bilang, 'pusatkan aura di tanganmu'!"
"Tapi aku tidak tahu!" Aneta merengek.
"Hiish, fokuskan saja auramu ke tanganmu!" Ryazu menginstruksikan, nada suaranya terdengar terganggu.
"Aye, sir!" Sahut Aneta, dan Ia memfokuskan auranya ke tangannya. Aura di sekitar tubuhnya pudar kecuali di tangannya.
"Nah, begitu!" Sahut Ryazu. "Aku akan menguji ketangkasanmu, oke Aneta-Chan?"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Laughing Under The Stars
Fantasy[Indonesian] Mishuro Aneta, seorang gadis biasa yang menjalani rutinitas baru di tempat tinggal barunya. Ia tidak menyangka teman-teman barunya adalah orang-orang pengguna magis. Terjerumus dalam situasi barunya, Ia akan berhadapan dengan petualanga...