Revelation

30 2 3
                                    

Aneta duduk di kursinya, masih memikirkan apa yang terjadi tadi. Ada sesuatu yang tidak benar, atau lebih tepatnya, tidak tahu. 'Mungkin artikel di web itu benar...'.

"Anetaa!" Terdengar suara panggilan Rin dari belakang. Keito juga ada mengikuti Rin.
"Aneta!" Rin meletakkan tangannya di atas meja Aneta, senyuman di wajahnya. Keito berdiri di sampingnya.

"Ya, ada apa Rin?" Aneta melihat Keito.  "Dan Keito?"

"Kami," Rin menunjuk dirinya dan Keito. "Ingin memberikanmu hadiah!"

Aneta tersenyum. "Aaah! Arigato!"

"Hadiah ini sebagai hadiah selamat datang disini!" Rin mengisyaratkan Keito untuk memberikannya kepada Aneta.

Keito's POV.

Akting Rin terlihat nyata. Aneta sepertinya tidak berpikiran macam-macam kenapa kami tiba-tiba memberinya hadiah.
Setelah Rin mengisyaratkan kepadaku untuk memberikannya, aku mengangkat kalung Kristal itu dan menunjukkannya kepada Aneta.

"Kirei." Aneta sepertinya menyukainya.

Rin mengambil kalung itu dari genggamanku. Ia tersenyum lebar dan memakaikan kalung itu kepada Aneta.
"Nah, cocok 'kan?" Rin memuji.

"Domo arigato gozaimasu! Kalung ini indah sekali." Aneta berterima kasih.

'Dan mungkin saja Ia akan marah kalau Ia tahu itu bukan kaling biasa...'
Batinku. Lalu, aku menyadari Hana sedang memperhatikan aku dan Rin dengan curiga. Tatapannya tajam.

"Memang! Kami memilihnya khusus untukmu, Aneta!" Rin berbohong lagi.

Aku memegang pergelangan tangan Rin dan berkata, "Hei, itu Hana. Mungkin Ia ingin bicara dengan kita."

"Yuk." Rin melambai ke arah Aneta. "Jaa ne." Aneta melambai balik.

Aku dan Rin berjalan ke arah Hana. Kami berdua berdiri di depan mejanya.

"Eh, hai Hana." Sapa Rin.

"Kenapa kalian memberikan Aneta kalung itu?" Tanya Hana, langsung ke intinya.

"Jadi, Hana, begini..." Aku dan Rin menceritakan semuanya.
"Jadi, begitu. Mungkin saja Aneta memang ditakdirkan untuk... Itu."

Hana kaget. Matanya lebar saat memproses apa yang baru Ia dengar.

'Yaah, aku tidak akan menyalahkannya.'

After School...

Hari ini Aneta pulang bersamaku dan Rin. Selama di sekolah, Aneta sepertinya belum terpengaruh dengan kalungnya. Atau mungkin itu memang tidak berpengaruh?

"Hoi, Aneta, kau mau beli manisan?" Tanya Rin.

"Ya tentu! Ayo!" Aneta yang paling pertama masuk ke dalam toko. Setelah berbelanja, Aneta yang paling banyak membeli manisan.
"Mm!" Aneta menjilat lolipop yang baru Ia beli.
Ketiganya terus berjalan. Dua orang di antara mereka berpikir tentang apa yang akan terjadi dengan satu dari teman mereka. Dan sepertinya itu akan terjadi, sekarang.

Aneta merasakan sesuatu. Dan itu terasa sakit, tapi juga Ia terasa kuat. Perasaan yang bercampur, bittersweet.
"Uhg..." Aneta memegang kepalanya, tiba-tiba Ia merasa sedikit pusing.

"Aneta? Ada apa?" Tanya Rin.

"Aku merasa-" sebelum Aneta menyelesaikan kalimat, kalung miliknya mulai bercahaya. Aneta kaget. "Apa- apa yang terjadi?!"

"Kalungnya..." Rin bergumam. Ia melangkah ke belakang, Keito di sampingnya.

Kalung Aneta becahaya lebih terang, menyilaukan mata Rin dan Keito. Kedua pengguna element itu merasakan energi berkumpul di sekeliling tubuh Aneta, sepertinya akan meledak.

Rin dengan cepat membuat Kuba dari es, melindunginya dan Keito.
"AAAH!" BOOM
Beberapa detik setelah Rin selesai, gelombang energi Aneta meledak, membuat di sekelilingnya berantakan.

Aneta membuka matanya. Aneta merasa kuat. Sangat kuat. Seakan-akan Ia bisa melakukan apa saja. Ia melihat kalungnya masih bercahaya, tapi tidak seberang tadi.
"Rin? Keito?" Panggil Aneta. Lalu Ia menyadari adanya Kuba es di depannya.
"Keito? ...Rin?" Kuba itu meleleh, mepperlihatkan Rin dan Keito yang melindungi diri mereka dari ledakan tadi.

"Aneta! Tadi- kau meledak!" Sahut Rin.

Keito mengangkat sebuah batu. "Coba hancurkan ini." Perintahnya.

"Ba-bagaimana?" Tanya Aneta.

"Lakukan saja." Aneta pun menggenggam batu itu. Ia mengencangkan genggamannya pada batu itu. Aneta kaget melihat batu itu pelan-pelan retak, dan hancur.
"Aku... Aku mengagancurkan batu itu." Aneta menyatakan.

"Auramu benar-benar kuat." Keito mengucapkan.

"Apa?"

"Auramu, Aneta." Rin berkata. "Auramu adalah manifestasi jiwamu, keteguhamu, integritas dan tekadmu yang kuat, yang menghasilkan aura yang besar dan kuat."

Aneta tidak pernah membayangkan Rin memakai kata besar. Ia juga tidak mengerti mengapa Ia harus tahu tentang ini. "Apa?"

"Aneta, auramu besar, yang berarti kau mempunyai kekuatan yang besar." Keito menyatakan. "Ledakan tadi adalah hasil auramu yang akhirnya dikeluarkan."

"Apa?!" Aneta kaget mendengar semua ini. Ia menatap Rin dan Keito. "Apa maksud semua ini?"

Rin dan Keito menatap satu sama lain.
"Aneta," Rin memulai. "Aku dan Keito bukanlah orang biasa, kami adalah pengguna magis yang menyebabkan fenomena-fenomena aneh terjadi di sekitar sini."

Aneta belum bisa memproses semua ini dengan cepat. Ia keget karena artikel yang Ia baca itu benar.

"Dan kau," Keito melanjutkan. "Ditakdirkan untuk menjaga kota ini, untuk melindungi tempat tinggal para pengguna magis disini."

Dan itu awal di mana dunia Aneta mulai berubah.

Laughing Under The StarsHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin