Amnesia : PROLOG

13.2K 906 88
                                    

I wish that I could wake up with amnesia

And forget about the stupid little things

Like the way it felt to fall asleep next to you

And the memories I never can escape

'Cause I'm not fine at all

2006

Ujian tengah semester sudah di depan mata. Namun keributan di ruang belajar ini membuat otaknya hampir meledak. Matanya menyipit menatap gerombolan gadis-gadis kampungan yang berisik. Ia menyumpal telinganya dengan kertas sembarang. Berharap mereka segera pergi.

"Apakah kau selalu berlatih menari setiap hari, oppa?"

"Kau begitu keren. Tidak pernah aku lihat menari sebaik itu maukah kau mengajarkannya?"

"Aku juga mau. Ajarkan ya, oppa?"

Teriakan mereka sampai ke sini. Meja tempat Yoongi belajar, ah, atau mungkin tepatnya sedang mencoba tidur.

Sosok yang tengah di kerumuni itu hanya tersenyum dingin. Sesekali senyumnya dapat membuat matanya menyipit. Sial, sok tampan sekali dia.

Teriakan itu makin menjadi-jadi seiring malam yang makin datang. "Oppa, cobalah makanan yang ku bawakan untukmu. Aku akan membawakannya setiap malam untuk menemanimu belajar."

"Tidak perlu. Aku bisa merepotkan mu nanti. Makan saja untukmu." Mendengar itu semua Nampak bersorak. Mengelu-elukan nama sang pujaan.

"Jimin Oppa, kau begitu keren. Aku jatuh hati padamu."

Yoongi menggeram melihat Jimin yang malah hanya tersenyum. Membuat mereka lebih heboh lagi. Bisakah Jimin bodoh itu keluar saja? Ia mau tidur sekarang. Matanya sudah mengantuk tapi dengan suara ribut yang dibuat oleh Jimin dan komplotannya itu membuat Yoongi ingin menghardik siapa saja.

"Oppa, kau begitu tampan."

Yoongi mengeratkan pegangan tangannya pada buku hingga memutih. Sialan! Ia akan mengusir Jimin segera. Ini ruang belajar, bukan tempat berkumpulnya penggemar. Memangnya Jimin itu siapa? Idol?

BRAK

"Hei! Kalian pura-pura bodoh atau memang bodoh? Ini ruang belajar. Kalau kalian ingin jumpa penggemar, ku rasa pintu keluarnya ada di sebelah sana."

"Memangnya apa urusanmu, Tuan pengganggu?" Tanya seorang siswi yang nampaknya adalah ketua geng penggemar ini.

"Urusanku adalah aku mau belajar di sini─meski Yoongi sendiri tertawa dalam hati ketika mengatakannya─ Kau membuat keributan yang sia-sia nona. Lebih baik kau keluar sekarang."

Namun semua masih pada posisinya. Diam menatap tak suka pada Yoongi yang kini makin murka, bisa-bisanya mereka mengabaikannya.

"YAK! Ku bilang keluarlah! Brengsek!" Yoongi menendang kursi dan meja yang ia lalui menuju tempatnya semula. Mengambil tasnya dengan cepat. Jimin masih menatap pintu dimana Yoongi keluar dengan muka yang tak terbaca. Sambil menyeringai ia berkata pelan, "Bodoh."

Yoongi melangkahkan kaki ke sembarang arah, tidak peduli kemana ia melangkah. Hari ini seharusnya ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa gangguan dari siapapun. Sayang sekali. Tidur berharganya harus terusik karena seorang Park Jimin. memangnya dia siapa? Ia hanya murid biasa yang kebetulan bergabung dengan klub menari. Ia juga menari biasa saja. Tidak sekeren yang gadis-gadis itu katakan. Mereka berlebihan.

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang