9

3.8K 586 22
                                    

2006

Yoongi termangu menatap jendela. Di sana ada Jimin tengah berolah raga bersama teman sekelasnya. Hari ini adalah pelajaran basket. Olahraga kesukaan Yoongi. Seingatnya Jimin tidak bisa bermain basket sama sekali.

Ia tersenyum saat menangkap sebuah gurat kekhawatiran pada wajah Jimin. sekarang Yoongi sedang berpikir. Bagaimana jika ia memberitahu Jimin jika ia datang dari tahun 2016? Apa reaksi Jimin nantinya? Jangan-jangan Jimin akan menyebutnya gila.

Matanya kembali menatap lapangan. Matanya terus menatap Jimin yang hendak melakukan service. Ia hampir tertawa saat bola yang di lemparkan Jimin meleset terlalu jauh. Bahkan mengenai teman perempuannya dan ia mendapatkan sorakan.

"Ppftt.."

PRAK

Yoongi terlonjak kaget ketika mistar kayu 60cm menggebrak mejanya. Matanya mengerjap pelan dengan detak jantung yang cepat.

'Matilah aku.' Batin Yoongi.

Ia mendengar seruan untuk berdiri. "Kurasa kau sudah sangat pintar untuk pelajaran Sejarah Korea sampai-sampai kau tak memperhatikanku."

Suara yang terdengar menahan amarah itu tertuju padanya.

"Ma.. Maaf. Guru.. Aku.."

"Cepat keluar dan lari keliling lapangan 20 kali."

Yoongi melirik ke kanan dan kirinya. Semua mata murid kini tengah tertuju kearahnya. Yah.. Apa boleh buat.

"Baik, Guru."

Yoongi berdiri dari bangkunya dan beringsut melangkah keluar kelas. Ia memukul kepalanya frustasi. Tidak adakah hal bagus yang bisa kau lakukan Min Yoongi? Setelah sampai di tepi lapangan. Yoongi berusaha menundukkan kepalanya.

Yoongi berjongkok sebentar dan mengencangkan tali sepatunya sebelum berlari. Ia mendongak menuju ruangan kelasnya. Ia kembali menunduk takut saat tatapan Guru Sejarahnya masih mengawasinya di sana. Yoongi pun berdiri dan mulai berlari.

Belum sempat satu putaran ia berlari. Semua makhluk yang tengah menjalani jam olahraga pun langsung memperhatikannya. Ada yang menatapnya dengan gelengan kepala. Ada juga yang menatapnya dengan tatapan penuh ejekan. Dan ada juga yang menyorakinya dengan penuh semangat. Yoongi sudah mau melepas sepatu dan melemparkannya kearah orang-orang tersebut.

"Kutu buku sepertinya ternyata bisa dihukum juga."

Seseorang lelaki dengan cengiran lebar berbicara dengan Jimin yang nampak acuh tersebut. Ia menyikut perut Jimin agar mengikutinya yang tengah memperhatikan sosok Yoongi yang nampak sedang dihukum tersebut. Jimin tak membalas ucapan temannya itu. Ia hanya menoleh sejenak menatap Yoongi.

"Bodoh." Ucapnya singkat.

Teman Jimin itupun menoleh kearah Jimin saat mendengar kata 'Bodoh' keluar dari bibir pemuda dingin tersebut.

"Bodoh? Ya.. Tapi dia manis."

Jimin yang nampak akan melakukan service tersebut seketika berhenti. Ia menoleh sedikit kearah temannya itu dengan dahi berkerut.

"Manis apanya." Sahut Jimin lagi dan langsung melakukan service.

"Huaaaa! Lihat mereka!"

"Hoseok itu serius ya dengan Yoongi?"

"Ternyata Hoseok pantang menyerah juga!"

Jimin mau tak mau menolehkan kepalanya mendengar suara-suara riuh tersebut. Lapangan itu kini nampak heboh dengan sorak-sorakan penuh nada menggoda kearah dua orang yang nampak berlari bersama tersebut.

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang