2006
"Yoongi-ah!" teriak sesosok pemuda dengan rambut menyala. Ia berlari memasuki klinik. Memperhatikan dengan seksama sosok yang tengah terduduk di salah satu ranjang. Dengan kaki yang terkilir.
"Apa yang terjadi, kenapa kau begini?" ia menghampiri pemuda itu.
"Tidak apa Hoseok-ah. Hanya tekilir saja."
"Apa? Hanya terkilir? Kau selalu saja meremehkannya." Hoseok berjongkok menatap kaki Yoongi yang memerah.
"Apakah sudah diobati?" Yoongi mengangguk. Ia menunjuk dua botol di belakang Hoseok.
"Aku hanya perlu mengompresnya dengan air dingin. Jika bengkaknya bertahan sampai tiga atau empat hari. Maka aku harus ke dokter."
Hoseok memiringkan kepalanya, "Dari mana kau mendapatkan pengetahuan semacam itu?"
"Jimin-ah."
2016
Yoongi tengah memperhatikan Jimin yang sibuk di ruang kerjanya. Sedang ia duduk di hadapan tv tanpa ada niat menontonnya. Ia bosan. Ia tidak bisa keluar. Ia rindu teman-temannya. Terutama Hoseok. Mereka akan bersenang-senang bersama di sekolah, lebih tepatnya membuat onar.
TING TUNG
Jimin tidak bergerak dari posisinya.
TING TUNG
"Aish, ia tidak akan bergerak kah?" Yoongi berdiri hendak membuka pintu.
Mata sipit Yoongi membulat melihat siapa yang tengah berdiri di sana. Ditambah reaksi spontan dari pria di hadapannya. Ia menubruk kan tubuhnya pada Yoongi. Memeluk erat Yoongi yang kebingungan.
"Hoseok-ah."
2006
Hoseok berjalan beriringan dengan Yoongi melewati koridor. Kaki Yoongi masih terasa nyeri. Tapi ia sebenarnya tidak membutuhkan bantuan dari Hoseok untuk berjalan. Namun, Hoseok bersikeras untuk mengantarnya.
Mereka berada di ruang baca. Hoseok bukanlah tipe pembaca. Ia lebih suka menari. Sama seperti Jimin. meski Yoongi juga bukan tipe pembaca, ia datang kesini bukan untuk membaca. Melainkan melihat Jimin.
Jimin muncul ketika Hoseok dan Yoongi mengambil tempat di meja yang kosong. Ada yang salah di situ. Jimin yang tadinya hendak berjalan ke arah Yoongi tiba-tiba berbalik arah dan terjebak oleh kerumunan gadis-gadis genit itu lagi. Membuat Yoongi menghela nafas berat.
"Ada apa denganmu Yoongi?" Tanya Hoseok menatap Yoongi yang kelihatan bingung.
"Tidak, tidak ada. Memangnya kenapa?"
"Kau sangat berbeda. Kau tampak tengah memikirkan sesuatu."
Yoongi merubah raut wajahnya, setengah tertawa. "Tidak Hoseok-ah. Mungkin itu hanya perasaanmu."
Hoseok masih memandangi Yoongi ia sendiri tak yakin apa yang terjadi dengan Yoongi. Sementara Yoongi tak mau ambil pusing. Ia kembali memperhatikan Jimin yang terperangkap di antara kerumunan.
Ada yang berbeda dari mata Yoongi. Pandangannya yang menyiratkan akan kesedihan dan kerinduan. Membuat Hoseok merengut, ia tak pernah melihat Yoongi serapuh itu. Belum lagi mata itu seolah menyimpan sakit yang dalam. Siapa yang membuat Yoongi begini?
Hoseok mengikuti arah pandang Yoongi yang ternyata menuju pada Jimin. orang yang bahkan tak ada dalam otak Hoseok sebagai tersangka. Tak pernah terpikir jika orang yang selama ini di keluhkan Yoongi, mampu membuatnya seperti pecundang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia
FanfictionYoongi ingin dirinya amnesia. ia ingin melupakan hal-hal bodoh bersama Park Jimin I wish that I could wake up with amnesia And forget about the stupid little things. Inspirasi drama korea 18 vs 29 MinYoon/YoonMin greyabugrey