Two

974 65 1
                                    

1876
Taehyung sedang duduk di bawah pohon sakura membaca bukunya. Dia sendirian di situ para dayang dan sida-sidanya tidak menemaninya atas permintaannya sendiri. Alasannya kerana mereka hanya akan mengganggu fokusnya. Taehyung fokus pada bukunya dan mengabaikan angin malam yang dingin sampai menembus tulang.

"Tuanku,sedang apa di sini?"
"Hoseok hyung? Lagi baca buku"
"Oh ya? Ke mana para dayang dan sida-sida tuanku?"
"Mereka hanya akan menggangguku"

Hoseok duduk di sebelah Taehyung. Berniat mengajak bicara adik sepupunya itu tapi malah diacuhkan. Hoseok cemberut. Taehyung bila sudah menyangkut buku,semua perkara lain tak penting padanya.

"Tuanku"
"Hm"

Tuh kan. Hoseok mencoba sekali lagi.

"Tuanku lebih baik saya masuk daripada diacuhkan"
"Eh,ma..maaf hyung"
"Yasudah lanjutkan baca,saya masuk tidur saja"
"Ba..baik"

Hoseok meninggalkan Taehyung yang kembali fokus pada buku di tangannya. Sejak kecil,Tuanku Raja membiasakan Taehyung dengan buku,mengajarkannya membaca buku-buku di perpustakaan kerajaan sampai akhirnya Taehyung ketagih dengan tumpukan buku-buku di sana. Seokjin,hyung Taehyung berbanding terbalik. Dia lebih suka mempraktikan sesuatu daripada mempelajari teorinya. Dan itulah yang membuatkannya terlihat kekanakan dan ceroboh. Ada saja benda yang dipecahkan atau dihancurkannya kalau sudah memulai praktisnya. Tapi Seokjin pintar dalam hal memasak dan lain halnya dengan Taehyung yang gagal total dalam hal memasak. Mereka berbeda tapi itu yang menguatkan ikatan antara mereka. Seokjin bahkan tidak mempermasalahkan ketika ayahandanya memilih Taehyung untuk ditabal sebagai putera mahkota. Taehyung masih fokus pada bukunya dan tidak memperdulikan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh pohon sakura itu.

2016
Jimin sedang menyeret paksa Jungkook. Jimin memintanya untuk menemankannya makan malam tapi Jungkook sedang dalam mode malas jadi dia menolak ajakan sahabatnya itu. Tapi itu Jimin dan keras kepalanya. Jungkook dengan malas melangkahkan kakinya yang lagi panjang dari Jimin untuk mengikuti langkah Jimin. Senyum kemenangan terpatri di bibir tebal Jimin. Dia berhasil menyeret Jungkook.

"Kita mau ke mana,bantet?"
"Kantor"
"Kerja malam-malam begini?"
"Kau pikir aku serius?"

Jungkook menggeplak kepala Jimin keras. Jimin meringis sakit.
"Aku hanya bercanda Kook,kau terlalu sensitif seperti yeoja saja,aku tahu posisimu di bawah tapi setidaknya bersikapla..aduh!"
"Kapan kau akan berhenti misuh-misuh seperti mbak-mbak di pasar?"

Jimin menyengir gaje. Mereka sampai di restoran yang dituju dan masuk ke dalam. Restoran itu bernuansa klasik. Sangat menenangkan berada di dalamnya.

"Bagaimana? Hebat kan?"
"Hebat atokmu!"

Jungkook mendahului Jimin duduk di salah satu bangku di restoran tersebut. Seorang namja mungil menghantar menu pada mereka. Jimin tidak berhenti memandanginya. Namja mungil itu merasa risih dengan tatapan Jimin. Jungkook yang menyadari aksi Jimin dengan cekatan melemparnya tepat di kepala pakai sendok di situ. Puk! Tepat sasaran. Jangan lupa kalau Jungkook itu bulleyes shooter. Jimin meringis kesakitan.

"Apa-apaan sih Kook?!"
"Kenapa kau melihatnya seperti itu? Dia jadi risih bodoh"
"Dia manis,aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya"
"Setidaknya buatlah dia nyaman bukan membuat dia jengah dan risih denganmu"
"Iya benar juga,kau pintar Kook"
"Aku di posisi bawah kalau kau lupa"

Jimin menyengir gaje. Mereka berbincang panjang sampai namja mungil tadi kembali lagi dengan pesanan mereka.

"Terima kasih"

Jimin mulai modus. Dia memamerkan pesonanya. Tersenyum manis sampai matanya tinggal segaris. Namja mungil tadi langsung melesat pergi dengan pipi memerah.

Joseon Prince And Mr. PoliceWhere stories live. Discover now