Four

710 53 2
                                    

Taehyung menatap Jungkook yang terbaring lemah di sebelahnya. Dia tidak menyangka kalau Jungkook sanggup mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan Taehyung.

"Bodoh sida-sida Jeon,kau seharusnya tidak menyelamatkanku,kalau sampai kau terluka dan tidak bisa kembali,apa yang harus kau lakukan?"

Taehyung mengusap tangan Jungkook pelan. Jungkook membuka matanya perlahan dan yang pertama dilihatnya adalah si putera mahkota sombong yang dia selamatkan. Entah apa ada di pikiran Jungkook waktu itu sampai dia sanggup berlari dan menghadang anak panah dari menembusi tubuh si putera mahkota.

"Kau sudah bangun sida-sida Jeon?"
"Hmm kurasa iya,tuanku"
"Baguslah,terima kasih kerana menyelamatkanku"
"Sudah tugasku,tuanku"
"Eits kau tau itu bukan tugasmu tapi tugas Namjoon,tugasmu hanyalah melayaniku"

Jungkook terdiam. Tiba-tiba Taehyung mendekat ke arahnya. Terlihat seakan menindihnya tapi sebenarnya tidak. Nafas Jungkook tercekat.

'Apa-apaan dia?!'

Taehyung mencium pelipis Jungkook.

"Jangan mengulangi kesalahan ini lagi,arra"
"N..ne,tuanku"

Taehyung menepuk-nepuk puncak kepala Jungkook.
Seokjin yang kebetulan ingin melihat orang yang menyelamatkan adiknya tidak sengaja melihat Taehyung mencium pelipis Jungkook tapi dari sudut pandang Seokjin Taehyung terlihat menindih dan mencium Jungkook.

"Kyaa!! Adikku sudah dewasa!!"

Para dayang dan sida-sida Oh menahan geli melihat tingkah konyol Seokjin.

"Ehem,Tae apa yang kau lakukan dengannya?"
"Oh hyung,tiada"
"Oh ya"

Seokjin menaikturunkan alisnya menggoda adiknya. Taehyung menatap datar hyungnya sementara Jungkook memerah.

"Oh hai sida-sida Jeon,kau yang menyelamatkan adikku?"
"Eh,i..iya tuanku"
"Aigoo manisnya~"

Seokjin gemas dan mencubit pipi Jungkook.

"Lukamu sudah membaik?"
"Belum sepenuhnya"
"Jangan banyak bergerak ne,"
"Iya tuanku"

Seokjin berbicara banyak dengan Jungkook dan mereka berdua sangat cepat mesra. Maklumlah para uke.

Beberapa hari kemudian
Luka di belakang Jungkook sudah pulih sepenuhnya dan sekarang dia sedang menemani Taehyung membaca buku di perpustakaan kerajaan.

"Kau bisa membaca juga kalau kau mau"
"Tidak apa-apa tuanku"
"Terserah"

Jungkook duduk memakan manisan sementara di depannya Taehyung sedang membaca. Jungkook terlalu fokus dengan manisannya. Taehyung sedang memerhatikannya pun dia tidak sedar.

"Sedap kan?"
"Hm?"

Jungkook melihat Taehyung dengan tatapan polos dan sisa manisan di sudut bibirnya. Taehyung menjulurkan tangannya untuk membersihkannya.

"Kkkkk kau manis sekali Kook"
"Eh tuanku"
"Jungkook,kenapa kau bisa datang ke sini"

Jungkook begitu terkejut.

"Kutukan,mungkin"
"Dari tahun berapa hmm?"
"2016"
"Ya tuhan aku ini nenek moyangmu kau tau cara meleraikannya?"

Jungkook menggeleng lemah.

"Cari buku di rak sana,cari sampai dapat"

Jungkook bangkit menuruti perintah Taehyung. Selama beberapa minit mencari,Jungkook menemui satu buku,tentang sihir. Jungkook mengernyit heran.

'Apaan? Buku sihir?'

"Sudah ketemu?"
"Su..sudah tuanku"
"Tentang apa?"
"Sihir?"

Taehyung menghampiri Jungkook dan merampas buku di tangan Jungkook.

"Inilah yang harus kau pelajari,kurasa orang yang mengutukmu mewarisi buku ini"
"Tapi ini semua hanya khayalan"
"Tiada yang mustahil kalau kita percayakannya"
"Mustahil"
"Ok,itu apa yang kau percaya"

Jungkook mengambil buku sihir itu dari tangan Taehyung. Dia menghela nafasnya berat. Semuanya mustahil tapi ia berlaku pada dirinya. Dia membuka buku itu membeleknya tapi satu pun huruf tidak dikenalnya. Tulisannya seakan bahasa latin purba dan Jungkook tidak mengerti. Taehyung memandang Jungkook.

"Tidak mengerti?"
"Tidak tuanku"
"Cari aja buku lain yang mengajarmu membaca itu"

Jungkook kembali berkeliling sekitar beberapa rak. Jungkook juga hairan kenapa buku-buku ilmu yang dianggap khayalan dan mitos ada di tempat seperti ini. Zaman Joseon dan di Korea.

"Kau tidak akan pernah mengerti kenapa buku-buku seperti itu ada di sini,karna aku juga tidak mengerti"

Jungkook mengambil beberapa buku dan membacanya. Dia tahu bahasa zaman Joseon karna dia pernah mempelajarinya saat masih kuliah.

'Kenapa ini semua terjadi padaku?! Ini hanya mitos! Khayalan!!!!'

2016
"Kenapa Jungkook?"
"Heh,karna aku dendam padanya?"
"Apa sih salahnya?"
"Bukan salahnya tapi salah ortunya?"
"Kenapa dengan mereka?"
"Kau kepo ya bocah"
"Jawab saja"
"Ortunya membunuh ortuku?"
"Masa? Tuan Jeon bukan sekejam itu dan Puan Jeon? Mustahil"
"Kau tidak mengenal mereka dan tidak mengenal Jungkook,Jimin"

Jimin mendadak emosi.

"Dia sahabatku sejak kecil dan aku cukup mengenalinya"
"Cih,kau tidak panasaran bagaimana Jungkook boleh ke zaman Joseon?"
"Tidak tertarik sama sekali"
"Baguslah karna aku nggak perlu repot-repot memberitahumu,tapi yg penting ia berasal dari buku sihir"
"Aku bilang aku tidak tertarik"
"Berdoalah sahabat bodohmu itu tidak bodoh untuk menyadari kalau putera mahkota itu nenek moyangku"

Jimin mengakhiri ucapan si perampok dengan bogem mentahnya.

'Semoga saja,sialan kau'

1876
Jungkook berkutat dengan bukunya. Sedikit-sedikit dia mulai faham dengan kutukan yang dialaminya.

'Shit! Jatuh cinta pada siapa? Tidur dengannya?! Ini gila!!'

Taehyung perasan perubahan raut wajah Jungkook.

"Wae?"
"Gi..gila cara meleraikannya adalah jatuh cinta dengan seorang Louis? Lalu tidur dengannya"
"Lo..Louis?"

Taehyung membelalak. Dia adalah seorang Louis. Seluruh keluarganya adalah Louis. Louis ialah keturunan seorang penyihir terhebat di zaman Latin Purba. Salah seorang nenek moyangnya pindah ke Korea karna keadaan di Latin yang kacau.

'Mampos!!'

"Tuanku,baik-baik saja?"
"Ehmm saya baik-baik saja"
"Siapa Louis?"
"Apa di situ ada menerangkan bagaimana ciri seorang Louis?"
"Tia..eh ada ada"
"Apa dia?"
"Cuma satu saja,ada tatu phoenix di lengan mereka"

Taehyung melirik lengannya yg bertatu phoenix. Untung tertutup. Dia belum bersedia. Dia masih ingin Jungkook tinggal di istana. Dan dia baru belajar menyukai sida-sida manisnya itu.

"Fighting sida-sida Jeon,cari sampai ketemu,sudah kemasi semua ini letak semula di tempatnya dan ayo kita ke taman"
"Baik tuanku"

Mereka berdua keluar dari perpustakaan kerajaan dan berjalan ke taman kerajaan.

"Kau tahu kau jatuh dari mana saat aku mendekapmu?"

Jungkook menggeleng lemah. Taehyung menunjuk sebuah pohon sakura yang di bawahnya ada sebuah bangku yang cukup besar.

"Kau tahu berat badanmu itu sangat ringan aku rasa aku boleh melambungmu"
"Tidak tuanku"
"Oh ya,mau ku buktikan?"

Taehyung membuat ancang-ancang ingin menggendong Jungkook.

"Tidak usah tuanku"
"Takut eoh?"

Jungkook memerah.

"Kau ada kemahiran?"
"Punya"
"Apa?"
"Menembak"
"Tepat?"
"Ya tuanku"

Mereka berdua sudah duduk di bawah pohon sakura. Bercanda sesama mereka. Sementara Taehyung mula menyukai sida-sida manisnya ini. Tapi dia masih ragu soalnya Jungkook tidak tahu siapa dia.

'Sabarlah Kook,kebenaran akan terbongkar'
.
.
TBC

Maaf ya,segala yang saya tulis di atas tiada kaitan sama sekali dengan mana-mana sejarah,ia hanya murni imajinasi liar saya ❤🐰 makasih readee and vomenter ❤🐰

Joseon Prince And Mr. PoliceWhere stories live. Discover now