Twelve

720 39 0
                                    

2016
Jungkook sampai di Seoul. Dengan terburu-buru dia berlari lagi ke kantor tempat dia bekerja. Ini sudah larut malam tapi Jungkook sangat membutuhkan penjelasan dari Yugyeom. Jungkook sampai di depan kantornya, dengan tergesa dia mencari kunci di saku celana jinsnya. Dengan baju yang basah bersimbah peluh Jungkook masuk ke dalam kantor terus ke ruangan Yugyeom.

Brak!
"Jelaskan padaku sialan"

Desis Jungkook penuh racun. Yugyeom kaget mendengar mejanya digebrak keras oleh seseorang.

"Ohh Kookie"
"Jelaskan padaku sebelum aku kelepasan dan membunuhmu"
"Hehehe, jadi apa yang kau temui? Kertas? Foto? Termasuk fotoku di sana iya kan?"
"Jelaskan"

Yugyeom menarik nafasnya, dan menghembusnya perlahan.

"Itu semua adalah orang yang sudah orangtuamu bunuh Jeon"
"A-apa?"
"Orang tuamu pembunuh,Jeon Jungkook"
"Jangan bercanda"
"Tidak aku tidak bercanda, sebelum putera mahkota Kim Taehyung membunuh dirinya, dia menulis surat untukmu"

Jungkook diam, menunggu perkataan seterusnya dari Yugyeom.

"Isi surat itu ialah, putera mahkota maukan Jeon Jungkook, yang lahir di tahun 1997 untuk dibunuh"
"A-apa?"
"Itu supaya dia bisa bertemu denganmu di surga lebih awal, orang tuamu tidak menerima itu, makanya mereka membunuh setiap Louis yang mereka temui"
"Jangan bilang kalau kau Louis?"
"Iya aku Louis"
"Tapi kenapa kau tidak membunuhku terus? Kenapa harus menghantarku ke Joseon?!"
"Karna, aku mau kau merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau sayang"

Bugh! Bugh!
"Kau brengsek"
"Keluargamu lebih brengsek Jeon, apa yang kau rasakan melihat orangtuamu dibunuh di depan matamu hah?!"

Jungkook terdiam. Yugyeom juga diam. Keheningan menyelimuti mereka.

"Terima Kasih"
"Untuk apa?"
"Karna menghantarku ke Joseon"
"Sama-sama"

Jungkook keluar dari ruangan Yugyeom. Meninggalkan namja itu sendirian untuk sekadar melepas emosinya.

"Kenapa Tae? Hiks"

1877
Taehyung mengaduk minumannya pelan. Di dalam minuman itu, ada racun yang sudah Taehyung campurkan. Dia berniat membunuh dirinya. Tiada gunanya dia tetap hidup kalau tiada satupun kenangan tentang Jungkook yang tinggal.

"Jungkook-ah"

Taehyung menyiapkan peralatan menulisnya. Dia akan menulis surat, surat buat cucu-cicitnya. Dia mau Jungkook dibunuh. Taehyung bukan kejam, dia hanya ingin bertemu Jungkook lebih awal di surga. Setelah selesai, Taehyung meneguk minumannya.

"Selamat bertemu di surga, Jeon Jungkook, aku mencintaimu"

Selesai mengucapkan itu, Taehyung ambruk. Sida-sida Jang yang kaget mendengar bunyi ribut dari kamar sang putera langsung berlari masuk.

"Tuanku!!"

Skip

Seokjin menangis di pangkuan Namjoon. Adiknya, adik kecil kesayangannya sudah pergi meninggalkannya. Seokjin menggenggam surat dari Taehyung erat. Dia berjanji, dia akan menuruti perintah Taehyung.

"Sudahlah sayang"
"Hiks Tae hiks Joonie hiks Tae meninggalkanku"

Sang Raja, ayah kepada Taehyung, menyesal dengan perbuatannya memaksa Taehyung menikah, sekarang anak semata wayangnya itu sudah pergi meninggalkan mereka semua.

"Maafkan kebodohanku Taehyung"

2016
Sebulan sudah berlalu sejak Jungkook mengetahui sebab dia dilempar ke Joseon. Yugyeom juga sudah menerima hukumannya.

"Pelan-pelan Jungkookie"

Yoongi mengusak surai Jungkook sayang. Jimin mencubit gemas pipi tembem Jungkook. Mereka bertiga sedang menikmati waktu libur di Taman bermain. Dan sekarang mereka sedang menikmati eskrim.

"Kau senang Kookie-ah?"
"Sangat senang, makasih hyung, Jiminnie"
"Sama-sama Kookie"

Yoongi terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan Jungkook. Jungkook bangkit dari kursinya, menuju ke tong sampah untuk membuang sampahnya tapi Jungkook berhenti karna

"Taehyung?"
"Eh? Nugu? Kok kau tau namaku? Kau siapa?"

Jungkook facepalm.

'Mirip banget'

TBC

Double updateee yeahhhh heheheh, soalnya ffnya mau end, makanya double mungkin juga triple hehe maafkan typonya dan voment juseyoo

Joseon Prince And Mr. PoliceWhere stories live. Discover now