Prolog

1.7K 59 3
                                    

Hati yang tertidur pulas kini perlahan-lahan terbangun. Membuka matanya dan melihat secarik cahaya yang menyinarinya. "Hangat." Itulah kata pertama yang terucap setelah tidur panjangnya, lalu. "Menyakitkan." Itulah kata kedua yang terucap kembali oleh sang hati.

Tik.. tok.. tik.. tok..
Waktu terus berlalu, detik yang berubah menjadi menit. Lembaran demi lembaran telah terlewat. Tak terhitung orang berlalu lalang melewatinya, namun hanya posisi duduknya saja yang berubah.

"Apa? Apa yang dia baca?" Hanya itu pertanyaanku untuk hari ini.

Dari kursi yang berada di seberang rel darinya aku hanya memandangnya, mata ini seolah terpikat oleh semua geraknya. Bahkan rambutnya yang terurai panjang, tertiup angin lembut pun tak luput dari mataku.

Perempuan itu selalu duduk dan terpaku pada buku yang selalu dibawanya. Mungkin itulah caranya untuk membunuh waktu bosan menanti kereta sore, dan caraku membunuh waktu bosan menunggu kereta adalah dengan memandangnya.

Berawal dari mata bosan yang berkeliling mencari sesuatu yang menarik hingga mata ini terpikat pada sosoknya yang bersinar di antara puluhan orang yang berlalu lalang di stasiun.

Menatapnya dan mencari jawaban tentang pertanyaan yang selalu muncul saat melihatnya tersenyum adalah sebuah kesenangan di penghujung sore musim panas tahun ini.

"Buku apa yang dia baca?"
"Apa yang membuatnya tersenyum?"
"Apakah itu sebuah novel?"
"Atau mungkin itu komik"

Pertanyaan yang membuatku harus berpikir keras, pertanyaan yang bahkan lebih sulit dari soal matematika namun aku menikmatinya. "Akh sial!! benar-benar bikin penasaran." Kataku akhirnya sambil menggaruk pelan kepalaku.

Kimi No Na Wa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang