"Tidak Ada Yang Mustahil, Bara"

187 8 2
                                    

"Aku ingin mengetahui siapa namanya, dan seperti apa suaranya"

***
"Hah? Hanya itu yang kau inginkan?" Ucap Lili yang heran dengan pola pikir Bara yang tak bisa ia mengerti.

"Haii. Hanya itu untuk saat ini"

"Haha ternyata untuk saat ini iyah. Lalu untuk kedepannya bagaimana?" Tanya Lili lagi dengan wajah jahilnya.

"Kedepannya? Apa maksudmu?" Ucap Bara yang bingung dengan pertanyaan Lili.

"Ya maksudku, bagaimana kedepannya setelah kau mengetahui namanya dan mendengar suaranya? Apa kau akan berkencan dengannya?"

"Hahh?? A..pa yang k..au b..icarakan Lili a..ku ti..dak mengerti" ucap Bara yang terbata bata.

Saat ini ia merasa wajahnya panas dan pipinya sudah merah padam

"Haha sudahlah Bara, kau tidak perlu berpura pura tidak mengerti. Coba sekarang beri tahu aku apa rencanamu selanjutnya? Ayo beritahu aku sekarang?"

"Shutttt, Lili kau berisik sekali. Dan lagi kau berkata sesuatu yang mustahil" ucap Bara dengan nada yang sedih dan ia menundukan kepalanya

"Hey.. ada apa ini mengapa kau terlihat sedih? Dan lagi apa maksudmu dengan kata kata mustahil hah?" Ucap Lili dengan meninggikan nada bicaranya

"Memang benarkan?" Ucap Bara lagi

"Bara dengarkan aku, di dunia ini tidak ada yang mustahil. Jika kau mau berusaha maka apapun yang kau inginkan pasti bisa kau dapatkan. Apa lagi ini, ini hanyalah soal kecan dengan wanita. Bukanlah hal yang sulit Bara"

Ucapan Lili mampu membuat kepala dan mata Bara beralih padanya. Dia terkejut dengan apa yang Lili katakan sekaligus ia merasa terharu dan termotivasi dengan apa yang ia katakan. Tapi...

"Apa mungkin bisa aku merubahnya menjadi sesuatu yang mungkin?" Ucap Bara sambil menatap Lili tajam

"Tentu saja, jika kau tak bisa melakakunnya. Maka aku yang akan melakukannya untukmu" ucap Lili sambil tersenyum manis pada Bara.

Senyuman Lili terlihat sangat manis dan lagi terkadang Bara melihat senyuman Lili terlihat sangat indah.

Saat Lili tersenyum terkadang ia melihat pancaran cahaya yang menyinari wajah dan juga senyumnya, sehingga ia terlihat sangat menawan. Dan ini berhasil membuat jantung Bara berdetak sangat kencang.

"Kau yakin?" Ucap Bara lagi

"Tentu saja. Serahkan semuanya pada mentormu ini" ucap Lili sambil berdiri dan pergi meninggalkan Bara. Karena sudah waktunya ia turun

"Sampai besok Bara" ucap Lili lagi sambil melambaikan tangan

"Ahh sampai besok Lili"

Saat Lili turun dari kereta seperti biasanya ia selalu berbalik dan melambaikan tangan sambil berteriak kepada Bara "Sampai besok Bara, dan jangan lupa untuk belajar"

Tapi ada yang berbeda dengan hari ini biasanya setelah ia berteriak pada Bara ia langsung tersenyum dan terus melambaikan tangan hingga keretanya pergi menjauh.

Tapi pada hari ini, untuk pertama kalinya setelah ia berteriak dan melambaikan tangan kepada Bara bukan senyuman yang menghiasai wajahnya tapi air mata yang menetes dari mata indahnya mengalir melalui pipinya.

"Ahh, sial ini mengapa aku menangis" ucap Lili sambil mengusap air matanya.

"Baiklah, waktunya pulang dan membuat soal matematika yang lebih sulit untuk Bara" ucapnya lagi sambil tersenyum dan pergi meninggalkan stasiun.

Saat di perjalanan pulang Lili melihat seorang wanita yang berjalan yang tak jauh darinya.

"Wanita itu? Sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi dimana iyah? Seragam yang ia pakai adalah seragam murid SMA" ucap Lili sambil berfikir dan mencoba mengigat ingat kembali.

"Ahh, iyah aku ingat sekarang. Dia adalah wanita yang tadi aku dan Bara bicarakan. Tapi aku tidak pernah lihat seragam SMA itu sebelumnya, aku akan mencoba mendekatinya" ucap Lili yang mulai berlari mendekati wanita itu.

Setelah ia berlari mengerjar wanita itu, semakin ia dekat dengan wanita itu Lili merasa ada yang aneh. Ada sesuatu yang berbeda dari wanita itu. Ia semakin penasaran dan akhirnya ia nekat untuk berjalan di samping wanita itu.

Sesampainya ia di samping wanita itu, betapa terkejutnya Lili setelah melihat wanita itu. Ia tak menyangka tentang hal ini. Rasanya jantungnya berhenti berdetak, dan tubuhnya terasa lemas setelah melihat wanita itu.

"Bara apa kau yakin? Soal ini" Ucapnya dalam hati.

Lili benar benar terkejut tanpa sadar air matanya menetes dan tidak dapat berhenti mengalir melalui pipinya.

Kimi No Na Wa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang