Chapter 4

7.9K 803 117
                                    

Hari untuk mengunjungi Hogsmeade pun tiba. Hari paling di nanti oleh seluruh penghuni Hogwarts. Mereka bisa berbelanja apa saja, pergi nongkrong di mana saja dan bebas menikmati suasana di luar kastil.

Seperti biasa Hermione pergi bersama Harry dan Ron. Mereka singgah ke beberapa tempat untuk membeli cemilan atau hanya berkeliling menikmati salju musim itu.

"Ah, aku lupa membeli perkamen, tunggu sebentar!" Harry bergegas meninggalkan kedua sahabatnya dan kembali memasuki toko yang sempat mereka singgahi. Ron dan Hermione menanti sambil bercanda, terkadang saling melempar bongkahan salju.

Lalu datanglah biang masalah yang biasa. Siapa lagi kalau bukan Draco Malfoy. "Menikmati kencan, heh? Tapi kalian cocok juga, si miskin dan mud-blood."

"Kau lagi," Hermione menghela nafas.

"Kau tak suka melihatku?"

"Tentu saja!"

"Harusnya aku yang bilang begitu!"

"Pergilah, Malfoy! Kami tak ada urusan denganmu." Ron mendesis geram.

"Huuuu kau pikir aku takut, Weasley?" Draco semakin gencar. Tiba-tiba saja sebuah bongkahan salju mendarat di punggung Draco. Tetapi tidak ada seorangpun yang melemparkannya, seketika Draco merinding dan kabur.

Hermione dan Ron tertawa terpingkal-pingkal, Harry berhasil mengerjai si pucat itu dengan jubah ajaib. Mereka sangat senang.

"Baru tahu rasa dia!" ucap Ron senang.

"Nice idea, Harry!"  Hermione menambahkan.

####################

Selama di Hogsmeade, Draco selalu diapit oleh Crabbe, Goyle, dan Parkinson. Mereka menikmati kebebasan itu sama seperti yang lain hingga pandangan Draco tertumpu pada Hermione. Dia melihat Hermione sedang bahagia bersama Ron Weasley. Draco tidak suka melihatnya, ia tidak tahu kenapa tapi yang jelas dia tidak suka.

Dengan alih-alih ingin membeli sesuatu, Draco memisahkan diri dan sengaja mendekati Hermione dan Ron. Tapi sialnya, Draco malah dikerjai trio emas itu. Sial memang, mereka selalu saja membuat Draco sial. Setelah kabur dari mereka, Draco kembali ke kawanannya, tetapi matanya masih memandang tajam ke arah trio emas.

Draco tidak suka melihat mereka bersama, apalagi melihat Hermione bersama si Weasley. Draco merasa bahwa ada sesuatu pada pandangan Hermione ketika menatap si Weasley dan Draco tidak suka.

Cemburu? Bukan! Bukan! Ini bukan cemburu, hanya saja tidak suka melihatnya.

Sejak beberapa bulan ini, Hermione juga merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Beberapa kali ia sering deg-degan atau grogi jika berdekatan dengan Ron. Iya! Ronald Weasley. Hermione tidak bisa berlaku leluasa padanya seperti ia berlaku pada Harry. Jika Harry dapat dipeluknya kapan saja, maka pada Ron, jangankan memeluknya, tak sengaja memegang tangannya saja Hermione langsung salah tingkah.

Hermione merasa sangat aneh dengan perasaannya sendiri. Ini pertama kalinya bagi si cendekia. Terkadang Hermione akan berusaha untuk menjauh dari Ron karena tidak nyaman dengan perasaannya. Tetapi terkadang malah membuatnya sedikit murung ketika Ron bersama gadis lain.

Hermione merasa sangat janggal dengan perasaannya dan untuk mengalihkan semua itu, ia menghabiskan hari membenamkan diri di perpustakaan Hogwarts dan membuat madam Pince mengenalinya saking seringnya meminjam buku. Selain buku, ada lagi yang bisa menyita pikiran Hermione, Draco Malfoy.
Sekarang Hermione sukses memiliki dua orang laki-laki yang mampu menyita pikirannya selain buku.

Sore itu, Hermione tidak sengaja melihat Draco Malfoy sedang berjalan sendirian dengan terburu-buru ke dalam hutan terlarang. Hermione mencoba mengikutinya, penasaran. Dia menjaga jarak agar kehadirannya tidak diketahui atau pun tidak ketinggalan jejak Draco. Cukup lama berjalan, akhirnya Draco berhenti di tengah lapangan rumput yang luas.

Just, SHUT UP! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang