Hogwarts express telah penuh sesak sementara Hermione dan dua sahabatnya masih berdiri di luar--menyampaikan salam perpisahan pada Hagrid. Tanpa terasa, tahun keenam telah berakhir dan mereka harus kembali ke rumah masing-masing.
Hermione tampak gelisah, ia mencuri pandang ke segerombolan murid Slytherin dan seolah mencari keberadaan seseorang. Saat tahu orang yang ia cari tak ada, maka ia mendesah kecewa. Harry menyadari tingkah aneh Hermione dan ikut melihat ke arah mata coklat madu sahabatnya itu mengarah.
"Mencari siapa, Mione?" tanya Harry.
Ron menoleh. Hermione tersentak dan tergagap, "Tidak, aku tak mencari siapapun!"
Harry dan Ron mengedikkan bahu dan melambai ke arah Hagrid.
"Berhati-hatilah!" pesan Hagrid sebelum mereka naik ke kereta.
"Aku mau ke toilet dulu. Kalian carilah kompartemen yang kosong!" Hermione bergegas pergi setelah mendapat anggukan dari kedua sahabatnya.
Ia menelusuri setiap gerbong dan berhenti saat melihat Draco berdiri di tengah kerumunan. Hermione tersenyum dan Draco balas tersenyum. Hermione melambaikan tangan malu-malu. Saat ini jarak mereka sekitar tiga meter dengan banyak orang berlalu lalang yang menghalangi pandangan mereka.
Draco mengisyaratkan pada Hermione agar mengikutinya dan gadis itu menurut saja. Mereka berjalan menuju daerah toilet. Draco melirik sekitar dan saat tak ada siapapun yang memperhatikan mereka, Draco menarik Hermione ke dalam salah satu bilik toilet.
"Apa yang kau lakukan, Malfoy?" Hermione berbisik protes.
Draco tersenyum dan mengecup bibirnya--hanya kecupan biasa yang tak menuntut dan sekejap mata. Tetapi Hermione sukses memerah saking malunya.
"Baik-baiklah selama liburan. Mungkin aku tak akan bisa mengirimu surat, tapi aku akan selalu memikirkanmu!" Draco menempelkan keningnya pada kening Hermione dan menatap lekat mata coklat madu itu, "aku akan mencari cara agar dapat terbebas dari mereka."
Hermione mengangguk, "Lihat, sekarang kau jadi sangat lembut?!" ia terkekeh sebentar, "kau juga, berhati-hatilah!"
Mereka sama-sama tersenyum dan berpelukan. Pelukan erat yang begitu hangat. Pelukan yang mengantarkan Hermione pada kenangan hari itu. Ketika akhirnya ia mengatakan rasa sukanya pada Draco Malfoy.
"YA! AKU JUGA MENYUKAIMU. KAU PUAS? SEKARANG DIAMLAH, MALFOY!" Hermione berteriak gusar.
Draco tersenyum puas. Ia berdiri dan menarik Hermione ke dalam rengkuhannya, "Aku juga menyukaimu. Aku mencintaimu. Kau selalu ada dalam pikiranku. Aku gila karenamu. Kau merubah segalanya dalam hidupku. Cara pandangku, kesukaanku, segalanya!"
"Tapi rambut dan sikap narsismu belum berubah!" celetuk Hermione.
"Kau tidak suka warna rambutku?" Draco melepas pelukannya dan menaikkan sebelah alisnya.
"Aku tidak suka rambut klimismu!"
"Sekarang tidak klimis!"
"Yah... sekarang sih tidak, tapi besok?!"
"Kau benar. Kalau begitu, besok tidak diklimis lagi!"
"Sejak kapan kau peduli pada pendapatku?" Hermione mendelik jahil.
"Sejak aku sadar bahwa aku menginginkanmu?!" Draco tersenyum seolah menggoda.
Hermione menggerling, "Kau jadi penggombal!"
"Oh, ayolah! Aku tak merasa sedang menggombalimu!"
"Ya, kau menggombaliku!"
"Tidak! Aku tidak menggombalimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just, SHUT UP! √
FanfictionSemua ini hanya antara Slytherin dengan Gryffindor, Antara Pure-blood dengan Maggle-born, Antara si licik dengan si cendekia, Si bad boy dengan si good girl, baik dengan buruk, Platina dengan hazel, Dan antara cinta dengan kebencian. Semua ini hany...