Hermione kembali ke asrama setelah pukul tujuh pagi. Semua pertanyaan 'ke mana saja ia tadi malam?' memekakkan kupingnya. Bahkan karena pertanyaan itu, ia jadi teringat pada kejadian semalam aaaarrg....!!! Hermione ingin mengutuk seseorang sekarang.
Di asrama, ia berpapasan dengan Harry dan Ron. Dua sahabatnya itu menatap penuh penyesalan dan meminta maaf atas kejadian semalam padanya. Hermione masih sedikit marah, tetapi ia tak pernah bisa benar-benar marah hingga harus mengabaikan sahabatnya itu. Walau Hermione tahu jika mereka tak berulah semalam, ia tak akan mengalami malam yang bodoh bersama Malfoy.
"Sudahlah, lupakan saja!" Hermione mengibaskan tangannya--acuh. "Lebih baik memikirkan tentang triwizard, Harry!"
"Ah, kau benar, Mione!" Harry mendesah pasrah.
****
Draco ikut menyaksikan triwizard di danau hitam. Ketika melihat Hermione diselamatkan oleh Krum untuk menuntaskan ujiannya, Draco kesal. Bukankah itu berarti Hermione Granger adalah orang yang berharga bagi Krum? Cih! Draco mengumpat menyaksikan drama heroik yang dipertontonkan Krum.
Manik abu-abunya tak pernah lepas dari Hermione, ia melihat gadis itu menggigil karena harus berendam dalam danau hitam dan basah-basahan di cuaca yang tergolong dingin. Hermione hanya diberi beberapa helai handuk? Mereka gila! Tapi Draco merasa bahwa dirinya jauh lebih gila karena tanpa pikir panjang, ia menyelimutkan jubahnya pada Hermione dan berlalu begitu saja.
"Kembalikan setelah dicuci bersih!" katanya sambil lalu.
Hermione mengerjab beberapa kali karena kaget--begitu pun Draco yang juga kaget pada tingkahnya sendiri. Kemudian Hermione mendekap jubah Draco erat--hangat, pikirnya.
Esoknya Hermione hendak mengembalikan jubah Draco yang telah ia cuci bersih. Ia mencari ke sekeliling kastil tetapi tidak menemukan lelaki pucat itu--Hermione akan menyerah jika saja ia tak melihat Draco menyelinap ke tepi hutan terlarang dan terbang dengan sapunya membelah hutan.
"Accio sapu!" Hermione memanggil sapu terbangnya dan mengikuti Draco.
Draco berhenti di sebuah rumah tua bernama Shrieking Shack. Rumah paling berhantu yang ditakuti semua orang. Terletak di dalam hutan terlarang. Draco turun dari sapunya dan bergegas memasuki rumah itu dengan gelagat seakan tak ingin diikuti.
"Malfoy!" panggil Hermione.
Draco segera meboleh dan berdecih kesal, "Kau menguntitku lagi, Muggle born?!"
"Aku hanya mau mengembalikan jubah ini!" Hermione melempar jubahnya pada Draco.
"Apa ada yang melihatmu ke sini?" Draco bertanya was-was.
"Kayaknya sih tak ada?!" Hermione mengedikkan bahu. "apa yang kau lakukan di sini? Berkencan dengan hantu?!"
"Hantu? Kau percaya pada mitos itu?" Draco kembali melangkah menaiki anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just, SHUT UP! √
FanfictionSemua ini hanya antara Slytherin dengan Gryffindor, Antara Pure-blood dengan Maggle-born, Antara si licik dengan si cendekia, Si bad boy dengan si good girl, baik dengan buruk, Platina dengan hazel, Dan antara cinta dengan kebencian. Semua ini hany...