"Pastikan kau tak akan menyesal menahanku di sini!" gumam Draco dengan sebuah seringaian.
.
.
."Aku akan menemanimu, tapi hapus dulu air mata itu--menggelikan!" ucap Draco.
Hermione bergegas mengusap kasar air matanya. "Aku haus..." rengeknya kemudian.
"Lalu?" alis Draco terangkat.
"Kau masih punya minuman?"
"Tidak, kau habiskan semuanya-- sendirian."
"Tapi aku mau lagiii, aku haus...!" Hermione duduk di lantai dan merengek.
Draco mengusap wajahnya kesal. Mabuk atau tidak, Hermione tetap saja pintar mengganggu Draco. Baru akan bicara, Draco dikejutkan oleh suara langkah kaki yang mendekat.
Draco reflek menarik Hermione untuk berdiri dan bersembunyi di balik dinding. Siapa yang ke sini? Apakah pestanya sudah usai?
Hermione masih saja merengek dan Draco terpaksa menutup mulutnya dengan tangan. Tak lama kemudian, terlihat sepasang murid yang langsung menyuguhkan adegan ciuman--sial!
Draco memutar bola matanya-jengah. Ia menarik Hermione untuk pergi dari tempat itu sebelum menyaksikan adegan yang lebih panas lagi.
"Kita mau ke mana?" Hermione sudah acak-acakkan sekarang. Sendalnya masih di tangan Draco dan tatanan rambutnya sudah kacau. "Aku lelah...!"
"Bisakah kau berhenti merengek? Aku akan mengantarmu ke menara Gryffindor."
"TIDAK!" Hermione menahan Draco untuk berhenti. Matanya melotot nyalang. "aku tak bisa kembali sekarang!"
"Lalu kau mau ke mana? Ke asrama Slytherin? Jangan bercanda!"
"Ke mana saja." Hermione menatap Draco sendu. "bawa aku ke mana saja, asal jangan ke sana dan juga jangan ke Slytheri. Kau gila!?"
"Aku juga tidak sudi membawamu ke asrama terbaik se-Hogwart." ketus Draco. Dia berfikir sejenak, ke mana mereka harus pergi? Tiba-tiba ada yang menepuk kepalanya dan terdengar suara kikikan--Peeves. Hantu jahil itu masih saja belum tobat.
"Kau mau aku memanggilkan 'Baron Berdarah'?" ancam Draco.
"Bhuuuuuuu aku juga akan memanggilkan Filch untuk memergoki kalian yang sedang mencari tempat mesum, ahihihihihi" Peeves membalas tanpa menunjukkan wujudnya.
"APA KAU BILANG? CENAYANG SIALAN!" belum kekesalannya pada Hermione hilang, sekarang malah ditambah hantu sialan itu. Sial sekali Draco--dia benar-benar menyesal telah membawa Hermione bersamanya sekarang.
Draco kembali menarik Hermione menyusuri koridor yang panjang dan sepi. Dia masih sibuk memikirkan akan ke mana mereka--atau dia tinggalkan saja Hermione di salah satu kelas? Tampaknya rencana yang bagus.
"Malfoy... itu!" Hermione menunjuk ke arah pintu yang tiba-tiba saja muncul pada dinding di samping mereka.
Draco menyipitkan mata, melihat ke arah yang di tunjuk Hermione. "Kamar kebutuhan?" gumamnya.
Oh, bagus. Kamar kebutuhan memang selalu membantu di saat seperti ini. Mereka bisa ke sana tanpa ketahuan oleh mr. Filch atau profesor yang lain.
"Oke, kita ke sana!"
.
.
.
Setelah pintu kamar kebutuhan tertutup, ruangan yang awalnya sangat gelap menjadi sedikit lebih terang. Draco melotot ngeri--sebuah kamar?Di sana ada ranjang queen size, ada nakas kecil di kedua sisi ranjang dan lampu tidur berwarna merah maroon. Kenapa kamar tidur? Apakah Draco terlihat sedang membutuhkan kamar tidur? Owh~ ayolah! Draco sedang bersama Hermione Granger, mereka tidak butuh ranjang. Mungkin ring tinju lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just, SHUT UP! √
FanfictionSemua ini hanya antara Slytherin dengan Gryffindor, Antara Pure-blood dengan Maggle-born, Antara si licik dengan si cendekia, Si bad boy dengan si good girl, baik dengan buruk, Platina dengan hazel, Dan antara cinta dengan kebencian. Semua ini hany...