Tahun keenam adalah tahun yang diawali kesialan.
Tentu saja!
Untuk mengemas koper saja, Draco harus mendengarkan omelan Narcissa untuk yang kesekian-kalinya, selama liburan ini. Dan tentu saja dengan topik yang sama--Hermione Granger!
"Jauhi dia! Jangan mengambil resiko apapun. Jika pun kamu menyukainya--"
"Aku tak menyukainya, Mom!" Draco memotong perkataan Narcissa dengan nada frustasi. Sampai panas kupingnya mendengar kalimat itu berulang-ulang.
"Baguslah kalau begitu. Pokoknya, jangan menyakiti hatimu sendiri! Mom sangat menyayangimu, Son!" Narcissa memeluk anaknya penuh sayang, "tetaplah selalu berhati-hati!" bisiknya kemudian.
Draco menaiki Hogwarts Ekspress dengan mood yang sangat buruk. Banyak hal yang melintas dalam pikirannya dan itu menyebalkan. Rasanya Draco ingin mengutuk semua orang yang melintas di depannya.
"Kau kenapa?" Blaise masuk ke kompartemennya dan duduk di depan Draco.
Draco berpaling ke arah jendela yang menampilkan hamparan rumput hijau yang luas.
"Greengrass bilang, kau muram sedari tadi!" Goyle yang sedari diam, ikut bersuara.
"Patah hati?" Blaise tersenyum jahil.
Draco mendengus dan menatap garang, "Urus urusan kalian sendiri!" tukasnya.
Belum sempat Blaise membalas perkataannya, pemuda beriris abu-abu itu sudah berdiri dan meninggalkan kompartemen dengan raut kesal. Mood Draco memang amat sangat buruk dan tak ada lagi yang boleh mengganggunya sekarang.
Draco berjalan tak tentu arah menyusuri koridor untuk mencari tempat yang sepi--ia butuh sendiri. Keningnya berkerut dan rambut klimis andalannya tampak sedikit berantakan. Tatapannya berbahaya, menciutkan nyali orang-orang yang ia lalui.
Bruk!
"Brengsek!" umpatan itu meluncur dengan indahnya dari bibir Draco ketika seseorang menabraknya dari samping.
Draco sedang jalan dengan tatapan lurus ke depan dan tidak sadar bahwa seseorang membuka pintu kompartemen dan langsung membentur dirinya hingga terhuyung dan tersandar ke sisi yang lain.
"Maaf! Maaf kan aku!"
Draco mengenal suara itu.
Ia melihat orang yang meminta maaf dan netranya menangkap sosok yang bertanggung jawab sebagai salah satu sumber kerusakan mood-nya--Hermione.
"Kau!" gadis itu juga terkejut saat menyadari orang yang ia tabrak adalah Draco, "apa yang kau lakukan di sini?"
Draco hendak menjawab sinis, tetapi urung. Ia tidak mau lagi berurusan dengan Hermione. Draco memilih berpaling dan meninggalkan Hermione tanpa mengatakan apapun. Pertemuan pertama yang berlangsung sangat cepat tanpa ada perang umpatan, hari yang patut dijadikan sebagai perayaan.
##
Sejak awal tahun ajaran baru, Draco lebih sering ke Shrieking Shark dibanding menghadiri kelasnya. Bahkan, Crabbe dan Goyle sering kehilangannya karena Draco suka menghilang tiba-tiba.
Selain teman sesama Slytherin, Hermione juga menyadari keanehan Draco. Entah kenapa, Draco selalu menghindarinya--biasanya dia yang selalu mencari cara untuk mengganggu Hermione--kini, jika pun berpapasan, pemuda itu hanya diam, pura-pura tidak tahu dan pergi begitu saja tanpa ada perdebatan. Aneh bukan?!
Hermione memang tidak suka dihina dan diajak berdebat hingga perang sumpah-serapah. Tetapi ia lebih tidak suka jika diabaikan. Hermione malah merasa lebih direndahkan ketimbang biasanya. Oleh karena itu, ia harus membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just, SHUT UP! √
FanfictionSemua ini hanya antara Slytherin dengan Gryffindor, Antara Pure-blood dengan Maggle-born, Antara si licik dengan si cendekia, Si bad boy dengan si good girl, baik dengan buruk, Platina dengan hazel, Dan antara cinta dengan kebencian. Semua ini hany...