Draco dan Hermione berjalan melewati hutan pinus. Hermione, Harry, dan Ron telah menentukan tempat pertemuan darurat jika seandainya mereka berpisah karena suatu hal. Dan Hermione tak menyangka jika saat itu datang juga.
Mereka memasuki hutan semakin dalam hingga akhirnya menemukan sebuah tenda kecil yang tampak tak terpakai. Hermione bernapas lega dan berjalan lebih dulu memasuki tenda--berharap Harry dan Ron telah menunggunya di dalam. Tetapi tidak ada... mereka belum kembali.
Draco ikut masuk ke dalam dan tak seperti dugaannya, ternyata tenda itu sudah diberi mantra perluasan. Di dalam sangat luas dan lengkap. Pandangannya yang menyapu ke seluruh ruangan akhirnya berhenti pada Hermione yang terduduk dengan wajah kalut. Ia mendekati Hermione dan memeluknya.
"Mereka akan baik-baik saja!" bisik Draco.
"Aku... benar-benar harus kembali!" Hermione menegaskan. Ia melepas pelukan Draco dan berdiri, "aku harus menyelamatkan Harry dan Ron!"
"Tapi-" belum sempat Draco menahannya, Hermione sudah lebih dulu berlari keluar. Draco menyusulnya dan mereka terhenti.
"Harry? Ron?!" pekik Hermione dan menghambur dalam pelukan kedua sahabatnya.
"Mione, aku pikir kau dibawa ke mana karena tidak ada di sana!" ujar Harry.
"Kami mendengar teriakanmu dari penjara dan setelah itu kau tak terdengar lagi." kata Ron.
"Aku-"
"Malfoy!" geram Harry.
"Mau apa kau di sini?" Ron bersiap menerjang dan Harry mengacungkan tongkat sihirnya.Hermione sontak berdiri di depan Draco dan menghalangi kedua sahabatnya.
"Tunggu. Draco--dia yang menyelamatkanku!" ucap Hermione panik.
Harry dan Ron mengernyit. Mereka tak percaya pada ucapan Hermione. Sangat tidak masuk akal seorang Draco Malfoy menolong Hermione Granger.
"Bagaimana mungkin!" desis Ron.
Hermione menghela napas dan menjelaskan semua yang terjadi pada kedua sahabatnya. Mereka tak tahu harus berekspresi seperti apa saat mendengar semua cerita Hermione--lebih terdengar seperti dongeng ketimbang suatu kebenaran.
"Jadi... kalian--kalian p-pacaran?" Ron meringis.
"Ada masalah dengan itu?" kali ini Draco angkat suara. Ia suka melihat ekspresi Ron saat ini--penuh dengan kekalahan.
"Ini cukup membuatku shock!" Harry menimpali.
"Bagaimana mungkin!" Ron berdiri geram, "kau tahu siapa dia, kan?! Dia dan keluarganya hampir saja membunuh kita. Dan bahkan Dobby--Dobby maninggal karena ulah kelompoknya!"
"Tapi Draco menyelamatkan nyawaku!" Hermione ikut berdiri.
"Tapi bukan berarti kau bisa percaya dengannya begitu saja!" Ron tak habis pikir. Hermione terlalu polos hingga dengan mudahnya percaya pada seorang Malfoy.
"Tapi bukan aku yang membunuh peri rumah itu!" Draco berkata dingin. Ia memang memihak Hemione, tapi bukan berarti ia akan menundukkan kepala pada seorang Weasley. Yang ia cinta itu Hermione, bukan Ron!
"Kau juga bertanggung jawab!" Ron menantang.
"Hentikan, Ron! Hentikan!" Hermione mencoba menengahi.
"Kurasa, kita harus tenang! Dinginkan kepala!" Harry ikut menengahi.
"Kau membelanya?" wajah Ron mulai memerah. Ia mundur dengan wajah kecewa, "gara-gara kelompoknya, sekarang keluargaku entah bagaimana kabarnya. Gara-gara dia Hoghwart hancur. Dia adalah satu dari mereka dan harus bertanggung jawab atas semuanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just, SHUT UP! √
Fiksi PenggemarSemua ini hanya antara Slytherin dengan Gryffindor, Antara Pure-blood dengan Maggle-born, Antara si licik dengan si cendekia, Si bad boy dengan si good girl, baik dengan buruk, Platina dengan hazel, Dan antara cinta dengan kebencian. Semua ini hany...