Di malam harinya. Kita berdua sedang bersiap-siap untuk pergi ke pasar malam sesuai janji Ali tadi siang. Ali menyuruhku untuk memakai sweater hangat, karna katanya jika kita keluar di malam hari itu udaranya sangat dingin. Akhirnya aku pun menurutinya.
Uhhh.. akhirnya aku sudah siap. Kemana Ali?? Tadi katanya, jika aku sudah siap.. dia langsung menyuruhku untuk menemuinya di ruang tamu. Tapi mengapa dia tidak ada disini??
"Sudah siapkan sayang??"
Aku terlonjak kaget mendengar suara seseorang yg berada di belakangku. Aku pun akhirnya menoleh ke belakang untuk melihat siapa dia. Tapi aku rasa, aku mengenali suara itu... yapssss dialah pria tampan yang aku cintai. Siapa lagi kalau bukan Ali.
"Ali?? Kamu kemana saja sih?? Aku kira kamu ninggalin aku tadi.."rengekku sambil memeluk tangannya.
"Ya nggak lah sayang.. mana mungkin aku meninggalkan bidadarinya aku.. tadi itu kata rachel, Rika skretaris aku nelfon terus.. makanya aku telfon balik takutnya ada sesuatu. Dan besok pagi katanya ada hal yg penting.. aku juga nggak tau sih? Rika nggak bicara apa-apa lagi"
"Ohhh.. okee, aku bnerkan gak papa ikut ke kantor kamu.. takutnya kamu ngelarang aku pergi ke kantor"lirihku.
Kulihat dia tersenyum. Dia pun langsung menangkup pipiku dan mengelusnya. Yaampun.. ternyata dia sosok pria yang lembut juga. Aku sangat menyukainya.
"Kata siapa sih gak boleh hmm?? Boleh kok.. aku juga seneng malah kalau kamu ikut aku ke kantor. Biar aku bisa lebih semangat lagi kalau kamu ada di dekat aku.. dan aku juga jadi bisa menjaga kamu disana"
Aku pun tersenyum mendengar ucapannya yg membuat hatiku menghangat.
"Yasudah yuk.. kapan jalannya kalau gitu??"
"Iyaa yaa.. yasudah yukk!!"
Aku dan Ali pun memasuki mobil sport berwarna merah milik Ali. Karna ia slalu bekerja keras dan tak pernah putus asa, akhirnya ia bisa memiliki segalanya. Aku bangga padanya.. dengan hasil kesabarannya ia bisa sukses seperti ini. Ia bisa membuktikan kepada semua orang yang pernah menghinanya bahwa ia mampu berusaha sukses untuk mencapai cita-citanya walaupun pendidikannya sempat terputus.
"Sayang... yuk turun!! Kita sudah sampai"
"Hah?? Memangnya sudah sampai??"
"Kamu lihat saja.."
Aku pun melihat di sekitar. Ternyata benar kita berdua telah sampai di tempat tujuan. Kenapa aku baru menyadarinya..
"Kamu sih dari tadi melamun saja.. melamunkan apa sih?? Aku ya??"
"Ishhh.. PD ya kamu.."
"iyalah siapa lagi yang slalu ada difikiran kamu kalau bukan aku.. ohh atau jangan-jangan ada pria lain ya??"
"Dihh.. kok gitu?? Ya enggak lah, ngapain aku mikirin pria lain.. nggak banget deh"
"Ohh oke deh.. aku percaya kok sama kamu"
Kita pun memasuki area Pasar Malam itu. Ali langsung membawaku ke sebuah permainan yang kata orang menyebutnya Raja nya permainan. Yaitu, Bianglala. Sebuah permainan kincir angin yang lumayan tinggi.
Aku pun memasuki permainan bianglala tersebut. Ali selalu memegang erat tanganku. Sebenarnya aku sangat takut dengan ketinggian, tapi sepertinya Ali tau apa yang aku rasakan. Ia berusaha menenangkan aku seakan dia berbicara 'Ada Aku Disini' aku pun sedikit merasa tenang dengan sikapnya.
Bianglala itu pun berputar. Aku memejamkan mataku karna takut. Tapi tak lama aku pun merasakan pelukan yang hangat dan kecupan yang lembut di dahiku. Aku sangat ingin membuka mataku, tapi rasa ketakutanku itu sangatlah besar. Sehingga aku enggan untuk membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Sitter (New Version)
Fanfiction"Ku mohon sayang, kembali lah padaku!! Aku akan memperbaiki semuanya.. anak kita sangat membutuhkan Ayah dan Ibunya"-Rafali Pradipta Brawijaya "Tidak!! Ini sudah terlambat... apa yg kau inginkan sudah aku lakukan!! Kau mau aku pergi dan jangan kemba...