Author's POV
Di halaman belakang sebuah rumah yang besar,tengah digelar pesta ulang tahun yang mewah. Beatrice Watkins,gadis ini adalah anak seorang pengusaha kaya di LA. Dia mengundang semua teman kuliahnya dulu. Termasuk lima pria tampan;Harry,Liam,Louis,Niall,dan Zayn. Lima pria itu juga heran kenapa Beatrice mengundang mereka. Beatrice adalah senior mereka. Yah,sekitar 2-3 tahun diatas mereka. Beatrice memang mengejar lima pria itu saat kuliah dulu. Tapi siapa yang mau dengan gadis cantik yang centil,posesif,dan sombong seperti Beatrice.
"Lihatlah arab gila itu,sudah berapa gelas minuman yang ia teguk?" bisik Niall heran. Zayn memang terbiasa "minum" banyak saat dia sedang bertengkar dengan kekasihnya,Perrie.
"Mungkin dia baru pertama kali merasakannya dan merasa ketagihan" balas Louis dengan nada menghina.
Huh,padahal mereka berdua juga minum sebanyak yang Zayn lakukan.
"Hei,mau kemana kau,Li?" Tanya Harry yang melihat Liam berjalan meninggalkan mereka.
"Aku ingin menghampiri Zayn. Kasihan sekali dia. Minum sebanyak itu tidak baik untuknya"
Liam yang merasa prihatin dengan Zayn mendatanginya dan mencoba berbicara dengannya.
"Are you ok,bro?"
"Aku baik-baik saja Josh. Haha,ini minumlah"
Liam hanya menggelengkan kepala. Zayn sudah benar-benar mabuk. Bahkan dia memanggil Liam dengan nama Josh. Liam membawa Zayn keluar dari tempat pesta dan segera menuju ke hotel.
"Guys,ayo kita kembali ke hotel sekarang"
"Unta ini ikut kita?" Tanya Louis setelah menenggak liquornya.
Liam memutar bola matanya."Bukankah dia satu hotel dengan kita? Ayo cepatlah"
Sesampainya di hotel mereka langsung menuju ke kamar mereka. Niall sekamar dengan Louis,Harry dengan Liam,dan Zayn sendiri.
"Sudah kalian masuk saja dulu ke kamar. Aku baik-baik saja" ucap Zayn sambil berusaha memasukkan kunci ke dalam lubang pintu.
"Baiklah. Kau yakin Zayn?" Liam masih khawatir dengan kondisi Zayn.
"Ya,aku baik-baik saja. Selamat malam"
Zea's POV
Astaga,kenapa tadi aku membeli semua tas dan sepatu mahal ini? Jujur,aku bukan orang yang gila belanja seperti ini. Tapi ya sudahlah. Tidak mungkin juga aku mengembalikan semua barang ini ke toko dan meminta uangku lagi.
Drrrtt! Drrrt!
Astaga,siapa juga yang menelponku. Aku kesusahan mengambil Iphone dari sakuku. Terpaksa aku berhenti di tengah lorong hotel dan meletakkan semua tas belanjaku.
"Haha,iya maafkan aku Olivia. Aku hanya tidak ingin mengganggu kuliahmu"
"............."
"Iya,aku baik-baik saja disini. Sekarang hari terakhirku di LA. Saat ini aku sedang berada di hotel. Besok pagi aku check out dan kembali ke London"
".................."
"Astaga! Olivia kau tidak perlu berteriak. Iya,aku akan membawa oleh-oleh untukmu"
"................."
"Eh,tunggu sebentar. Nanti aku telpon lagi,ya? Bye" aku memutuskan sambungan telepon dan menghampiri seorang pria yang berusaha memasukkan kunci ke pintu kamarnya. Kurasa dia sedikit mabuk. Ralat,mabuk berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Become Loves
Fanfiction"I'm not a prince. Aku tidak bisa membuatmu menjadi seorang putri yang sesungguhnya. Tapi aku akan mencintaimu dan menjagamu." [Harry] "I don't need a prince to be a princess. Karena Harry Styles-ku yang akan menjadikanku seorang putri di dalam kehi...