Nine

17 10 2
                                    


Zea's POV

Dingin! Sakit di sekujur tubuh!

Aku terbangun. Aku terkejut karena ternyata semalam aku tertidur di lantai. Rasa sakit yang sama masih terasa di sekujur tubuhku. Kemudian aku merasa mual. Aku pergi ke kamar mandi dan betapa terkejutnya aku saat memuntahkan darah. Lambungku terasa sangat panas dan perih, rahimku seperti ditusuk-tusuk. Aku terkulai lemah di lantai kamar mandi. Rasa sakit yang aku alami memang benar-benar sudah tidak dapat ku tahan.

Drrt! Drrrt!

Sesuatu bergetar di saku celanaku. Olivia menelponku. Aku segera menjawabnya dan meminta tolong padanya.

"Halo, Zea!! Kau ada dimana!! Aku akan pergi menemuimu!!"

"Olivia, cepat datanglah!! Aku sudah tidak tahan. Cepat temui aku Olivia!"

"Kau berada di mana saat ini? Beritahu tempatnya dan aku akan segera kesana."

"Aku tidak tahu aku sedang berada di mana. Aku sudah tidak sanggup berjalan untuk sekedar bertanya kepada seseorang di mana saat ini aku berada. Tolonglah Olivia, aku sudah tidak dapat menahannya!"

"Lalu aku harus bagaimana?! Bertahanlah Zea!!"

Aku kembali memuntahkan darah. Kepalaku berdenyut-denyut. Aku merasa mungkin ini akhirku.

"Olivia...lacak nomorku dan temukan aku. Ce-pat...."

Aku kembali tak sadarkan diri.

Olivia's POV

"Olivia...lacak nomorku dan temukan aku. Ce-pat...."

"Zea!! Zea!!! Aku akan segera menemukanmu. Bertahanlah!!"

Aku menangis mendengar suara Zea yang sangat kesakitan. Seharusnya aku ikut dengannya saat itu. Sehingga Zea tidak akan sendirian saat mengalami semua ini. Aku harus cepat menemukan Zea.

"Olivia!!"

"Matt, kau sudah datang?"

"Bagaimana dengan Zea? Apa kau berhasil menghubunginya?"

"Aku baru saja menghubunginya. Dia terdengar sangat kesakitan. Kita harus segera mencarinya. Dia tidak tahu dimana dia berada jadi dia menyarankan kita untuk melacak nomor teleponnya. Kita harus cepat, Matt!!

Aku dan Matt memutuskan untuk meminta bantuan polisi untuk melacak keberadaan Zea. Saat mobil kami hendak melesat, Dylan muncul dan menghentikan kami.

"Di mana Zea? Kau tidak bisa terus menyembunyikannya dariku!!" Dylan terlihat sangat frustasi dan tersiksa.

"Apa yang harus kita lakukan Matt?"

"Ajaklah dia. Mungkin dia bisa membantu kita nanti."

"Kau yakin? Bagaimana jika dia mengetahui kehamilan Zea?"

"Tidak akan ada satupun dari kita yang boleh membahas itu untuk saat ini. Biarkan saja dia bertemu Zea."

"Masuklah Dylan. Kita akan membawamu bertemu Zea."

"Di mana selama ini kau menyembunyikan Zea dariku? Apa yang sebenarnya terjadi!!!"

"Tenanglah Dylan. Yang terpenting saat ini kita harus menyelamatkan Zea. Um, anu....itu..." bagaimana aku harus mengatakannya kepada Dylan?

"Seseorang telah menculiknya dan membawanya ke suatu tempat." Matt telah menyelamatkanku dari pertanyaan Dylan dangan jawabannya yang terdengar meyakinkan.

Tears Become LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang