Seven

24 11 3
                                    


Zea's POV

"Hari ini kau sudah boleh pulang. Jaga kesehatanmu baik-baik ya."

"Terima kasih Dokter Clara."

"Zea, berjanjilah satu hal padaku."

"Apa itu? Aku akan berusaha menepatinya jika aku bisa melakukannya."

"Apapun yang terjadi, jagalah bayimu baik-baik. Jangan berusaha untuk menjauhkan dia dari hidupmu. Jika ada masalah, kau bisa menceritakannya padaku. Dan kau harus rutin berkunjung kemari untuk memeriksakan kandunganmu. Kau mau berjanji kan?"

Aku tidak bisa menepati janji jika ini berkaitan dengan bayi ini. Sejujurnya aku masih memiliki hasrat yang besar untuk membunuh bayi ini. Aku benar-benar tidak bisa hidup dengan makhluk kecil ini. Aku berbohong kepada Olivia bahwa aku akan mempertahankan bayi ini. Aku tidak bisa!

"Zea...kau berjanji kan?" suara Dokter Clara membuyarkan lamunanku.

"Ah..a-aku akan berusaha. Aku pergi dulu. Terima kasih Dokter Clara."

"Hati-hati Zea. See you next month!"

Aku hanya melambaikan tangan sambil tersenyum miris. Aku tidak akan pernah kembali untuk selamanya. Atau..aku akan kembali untuk melakukan aborsi.

"Zea?! Zea!!" seseorang memanggilku dari kejauhan. Aku menoleh untuk mencari sumber suara. Dan aku melihat ada Dylan di sana. Sial!! Aku harus segera pergi. Aku tidak siap bertemu dengannya yang pasti akan mencecarku dengan beribu pertanyaan. Aku segera menghentikan taksi dan pergi meninggalkan rumah sakit.

"Anda ingin pergi kemana Nona?"

"Aku..um, bawa aku ke restoran baru di St.Claire."

*******

Entah kenapa aku tiba-tiba ingin pergi ke restoran ini. Styles's. Ku dengar makanannya enak dan pemiliknya tampan. Aihh aku tidak peduli tentang itu. Lebih baik aku masuk dan memesan makanan. Hm, seandainya Olivia bersamaku sekarang. Sayang sekali dia memiliki tugas yang tidak bisa ditinggalkan.

"Selamat datang! Anda ingin memesan suatu?" wanita cantik berlesung pipi menghampiriku dengan senyuman yang manis seraya menyerahkan daftar menu. Banyak yang bilang bahwa makanan di sini enak, tapi kulihat dari daftar menunya kurasa makanan ini juga ada di tempat lain.

"Um, aku mau salmon crisp with cheesy sauce dan milkshake strawberry."

"Baiklah. Tunggu sebentar, ya. Ngomong-ngomong, kau sangat cantik." Aku tersenyum karena ucapan wanita itu. Dia terlihat sangat ceria dan bersahabat.

Sembari menunggu pesanan, aku memandang seluruh ruangan. Suasananya sangat nyaman dan interiornya sangat menarik. Kemudian perhatianku tertuju pada seorang pria berambut keriting yang terlihat sangat sibuk dengan masakannya dan seorang wanita centil yang berada di belakangnya. Wanita itu berbicara dengan keras karena tampaknya sang pria tidak mendengarkannya.

"Aku bersedia membantumu meskipun tidak digaji."

"Kau orang kaya, kenapa mau bekerja seperti ini. Nikmati saja kehidupan mewahmu."

"Aku hanya ingin belajar memasak Harry. Aku bisa memberimu uang jika kau mau mengajariku memasak."

"Kau tidak lihat aku sangat sibuk? Aku tidak memiliki cukup waktu untuk mengajarimu memasak. Dan aku juga tidak membutuhkan uangmu."

"Harry, kenapa kau sangat kasar kepadaku?"

"Diamlah Beatrice! Jika kau tidak membantuku setidaknya bantulah aku dengan menutup mulutmu!"

Tears Become LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang