Five

50 12 4
                                    


Harry's POV

Aku mematikan mesin mobilku. Apa yang harus aku katakan pada mom? Hari ini dua perusahaan menolak lamaranku. Sebagai anak laki-laki, aku merasa sangat tidak berguna. Sampai kapan aku harus hidup bergantung pada penghasilan mom yang tidak seberapa itu. Bodoh!! Aku memang sangat bodoh!!

"Harry, kenapa kau tidak segera masuk ke dalam rumah?"

"M-mom?? Aku..aku akan segera masuk"

Kuusap wajahku dengan kasar. Aku berusaha meredam emosi bergejolak dalam diriku dan segera masuk rumah dengan wajah ceria yang dibuat-buat.

"Oh, lihatlah wajahmu itu. Kau pasti sangat lelah. Mandilah, mom akan menyiapkan makan malam untukmu"

"Mom, maafkan aku. Hari ini aku—"

"Sudahlah. Kita tidak perlu membicarakannya Harry"

See? Bahkan mom sudah tahu bahwa hari ini aku gagal lagi. Raut kesedihan pun tak tampak pada wajahnya. Mungkin dia sudah kebal dengan kabar kegagalanku yang sering terlontar dari mulutku layaknya berita rutin.

"Mom, maafkan aku. Aku tahu aku memang tidak berguna. Maafkan aku mom"

Aku menangis. Oh, ayolah Harry. Kau tidak secengeng itu. Tapi tidak salah jika seorang anak laki-laki pun menangis untuk ibunya.

"Harry,it's ok. Mom tidak akan pernah memaksa dan menuntut agar kau cepat mendapat pekerjaan. Mom tahu mencari pekerjaan tidaklah mudah. Ssshhh,sudah jangan menangis. Kau anak laki-laki mom yang sangat tangguh. Harry-ku tidak akan menangis karena kegagalan semacam ini" mom membelai punggungku dengan lembut.

"Aku janji aku akan segera mendapatkan pekerjaan mom. Aku tidak ingin membebanimu lagi"

"Mom yakin kau pasti berhasil. Cepatlah mandi, mom akan pergi memasak"

Tanganku bergerak menghapus air mata di wajahku. Sudahlah Harry, mom tidak akan senang melihatmu selemah ini. Aku tersenyum kepada mom. "Tidak, mom. Aku yang akan memasak sesuatu untukmu"

"Harry, kau pasti lelah"

"Tidak mom. Memasak akan meringkankan beban pikiranku. Sekarang kau duduk manis saja menonton tv. Makanan akan siap dalam 10 menit"

"Secepat itu?"

"Sudahlah mom..duduk sana dan bersantailah" aku mendorong mom supaya duduk santai layaknya seorang Ratu. Untunglah mom tidak keras kepala sepertiku.

Aku kembali melesat ke dapur. Aku membuka dua kancing teratas dari kemejaku, menggulung lengan panjang kemejaku, mengikat rambut panjangku, dan mulai bereksperimen dengan bahan-bahan makanan.

*****

"Makanan sudah siap!!"

"Hmm, baunya sangat harum. Apa yang kau masak ini?"

"Um, aku tidak yakin dengan namanya. Ini resepku. Tapi cobalah mom. Kau pasti menyukainya"

"Apa ini aman?" Tanya mom dengan raut muka tidak yakin.

"Mom.." aku memasang puppy face andalanku untuk meyakinkan mom.

"Oke,mom hanya bercanda. Biar mom cicipi"

"Bagaimana mom?"

Mom terdiam cukup lama. Suapan pertama, mom terlihat masih merasakannya sambil memejamkan mata.

"Bagaimana mom?" tanyaku untuk yang kedua kalinya setelah mom menelan suapan pertama.

"Tunggu sebentar Harry. Mom masih mencoba merasakannya" mom kembali menyuapkan sesendok dan menikmatinya sambil memejamkan mata.

Tears Become LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang