Chapter 6 - Ignoble Actions

1.1K 38 3
                                    

Chapter 6 - Ignoble Actions

Ini sumpah gaje banget ya.

Ngebut ngetiknya dan gak di edit dulu.

Maaf klo ada kata2 rancu or gabanget. Sorry sorry to say. Hihi

***

Tok tok tok

"Daddy! Daddy!"

Seketika lumatan dibibirku itu perlahan berhenti. Logikaku menghela nafas lega dan hati kecilku menangis kehilangan. Kutuk saja aku ini tuhan. Otakku benar-benar sialan!

"Anne" aku dengar suara serak itu memanggilku. Aku berharap ini hanya mimpi dan saat aku membuka mata nanti, aku masih tidur di atas ranjang nyamanku sekarang. Beraktifitas seperti hari minggu biasanya.

Namun ketika aku membuka mata, bukan langit-langit kamar yang ku lihat, justru pemandangan yang seharusnya biasanya orang-orang lihat di film-film dewasa.

Mata sayu, bibir merah merekah, rambut blonde basah acak-acakan, dada bidang yang terekspos sempurna. Ini benar-benar pemandangan yang tidak baik untuk kesehatan jantung. Mataku entah kenapa terasa berkedut-kedut ikut terkena efeknya.

"Aku-aku" aku bahkan tak tahu harus bicara apa.

"Sstttt!" dia mendesis sexy, bibirnya tersenyum kali ini dengan punggung tangan yang mengelusi wajahku begitu lembut. Aku hanya terdiam shock, tak sanggup bicara lagi. Bahkan untuk bertanya 'Kenapa?'. Sampai Justin kembali meraih bibirku lagi untuk di ciumnya.

Tunggu! Tunggu!

"Tung-urgh!" aku mengeluh aneh tanpa sadar, saat ciumannya berpindah ke rahangku lalu turun keleherku secara bertahap.

Oh tidak!

"Just-ssstto-urgh!" aku mencoba bicara lagi-berusaha menyadarkan kami berdua yang sedang khilaf ini. Tapi kenapa suaraku terdengar justru seperti wanita jalang menjijikan? Aku harap suara malaikan yang memanggilnya 'daddy' di balik pintu tadi bersuara lagi. Hanya itu harapan satu-satunya agar semua ini terhenti.

"DADDY!!! APA KAU SUDAH BAGUN? AKU INGIN COMPLAIN TENTANG SI WANITA ANEH ITU! DIA TIDAK MEMBANGUNKANKU PAGI INI! AKU MAU DIA DI PECAT!!!"

Justin langsung berhenti menciumiku dan terkesiap mendengar lengkingan itu. Dia sedikit menjauhkan wajahnya dari leherku lalu memdengus dengan wajah sedikit menahan kesal. Namun lama-lama bola mata hazel-nya yang indah membulat shock-menyadari ada sesuatu yang janggal. Seketika kesadaran langsung menyesap otakku ke level paling tinggi. Oh? Itu bukan malaikat. Itu ....

"JORD !!!!!!!!!!!!!!!" kami berteriak bersamaan. Dengan wajah panik tak terkendali.

"BAGAIMANA INI?" kataku memandangi Justin panik.

"SEMBUNYI!!!" katanya sama paniknya.

Aku langsung bangkit dari ranjang dengan penampilan benar-benar seperti jalang. Ah persetan lah yang penting sekarang senbunyi! Tapi sembunyi dimanah?! Huaa!

"Justin! Aku harus sembunyi dimana?" kataku menatapnya kalut.

"Dimana saja, yang penting sembunyi, Oke? Aku akan mencegah Jord masuk ke sini. Tapi kau tetap harus sembunyi untuk berjaga-jaga." katanya menginterupsi.

"Baik!" jawabku patuh dan mulai berlarian panik kesana kemari untuk mencari tempat persembunyian yang aman. Masa bodo lah, disana saja, yang penting tak terlihat.

"Astaga! Anne! Kau mau apa?!!"

Mau kecup-kecup bokong sexymu itu, genteng!. Aku menjawabnya geram dalam batin.

Please Be My Baby (Justin Bieber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang