eight

9 1 0
                                    

Ah entah kenapa aku bisa terbuka dengan yong.. Tidak! Ini bukan diriku! Bukan!
Aish bagaimana bisa? Ada apa ini? Di sisi lain aku masih merasakan beku nya hati dan pikiran ku.. Ini benar-benar aneh!

Pelajaran guru bom sudah berakhir, materi kali ini adalah penilaian tugas minggu lalu..
"Waah daebak!! Jinseo bagaimana bisa kau dapat nilai 100?" tanya sunny merapikan rambutnya
"Eoh, tumben kau jenius sekali.. Kau kerasukan jin kutu buku dari mana?" tambah jong heran menggaruk kepala nya
"Mudah saja" jawab jinseo menaikkan sebelah bibir nya
"Yaak berbagilah dengan ku eoh, nilai ku akhir-akhir ini turun" pinta yoon
"Dasar gerombolan tak tahu diri eoh, kemarin-kemarin memusuhi jinseo, sekarang minta dibantu? Hahaha dasar pokerface" ledek sang menutup buku cetaknya
"Yaak cepat katakan. Apa rahasianya?" sela jong menyenggol jinseo
"Aku belajar bersama yong" senyum lebar jinseo mengembang
"Wooah sepertinya berita mading ku waktu itu akan terjadi sekarang" celetuk yoona

Raut wajah jong berubah, merah padam, hingga akhirnya dia meninggalkan kelas dan melempar gumpalan kertas yang diremas nya. Jinseo yang terheran-heran dengan tingkahnya mengerjar nya.

"Kau kenapa jong?" tanya jinseo memegang bahu jong
"Aniya" jawab jinseo
"Mata mu berkaca-kaca. Ada apa eoh?"
"Aniya!!"
"Yaak kau ini kenapa eoh? Aku merasa kau berubah" jinseo meraih lengan jong
"Apa kau ini pura-pura bodoh? Kau akhir-akhir ini selalu bersama yong ah"
"Ah itu, aku hanya mampir ke cafe dan mengerjakan tugas bersama di hari libur. Ada yang salah kah?" jinseo kembali bertanya
"Kau lebih terbuka pada anak baru itu dibanding sahabat mu sendiri. Aku pikir aku bisa membuat dirimu berubah seperti dulu, jadi terbuka, ceria, dan suka berbagi cerita. Tapi apa? Seseorang pengembali itu bukan aku, tapi yong!" kata jong memukul dada nya
"Yaak kau ini bicara apa sih? Itu semua hanya kebetulan"
"Kebetulan apa? Aku memperhatikan tiap perubahan sikapmu!"
Dekapan jinseo seakan membuat amarah jong mereda, membuat jong tak tega lagi mengeluarkan kata-kata kasar nya lagi
'Aku memiliki satu ketakutan, pahamilah itu.. Semoga ketakutan itu hanya mimpi buruk yang akan sirna dengan kehadiran mu' batin jong membalas pelukan jinseo
"Kau akan tetap menjadi sahabat ku, jangan berpikir terlalu jauh.. Aku juga menyayangimu, terima kasih telah berada di dekat ku setiap saat.. Aku menyayangi mu jong.." jinseo berkata lirih

Seperti biasa, sepulang sekolah jinseo mendatangi cafe kali ini yong mengajak nya berangkat bersama
'Ah jong!' teriak jinseo dalam hati
"Tunggu! Aku akan mengajak jong juga, kau tunggi disini ya" perintah jinseo

"Yaak jong, kau ingin ikut dengan ku? Seperti biasa" ajak jinseo menggandeng tangan jong
"Boleh, kau yang traktir ya?"
"Aish, baiklah. Ayo"
"Kajja yong, jong mau ikut"
"Yak jinseo, kau akan terus menggandeng ku seperti ini?" tanya jong
"Ingin ku lepas? Baiklah"
"Aish tidak, kau ini tidak peka sekali eoh. Pegang lebih erat, hahaha" tawa jong meledak di ikuti yong yang terkekeh menggelengkan kepala

Seisi murid yang bersarang di koridor memperhatikan jong dan jinseo bingung, tak jarang yeoja rumpi ikut berbisik "bukankah itu jong?" "bagaimana bisa?" "jinseo kerasukan setan apa?" "apa jong telah menaklukan jinseo?" "bergandengan? Woah bahkan biasanya berbicara pun tidak"

"Aku pesa.."
"Hot chocolate dan ice wafer? Akan segera ku antar, kau jong? Ingin pesan apa?" tanya yong
"Aku sama dengan jinseo" jawab jong singkat
"Kau suka sekali disini?" tanya jinseo melihat-lihat buku menu
"Ne. Ini base camp baru ku selain toko buku" kekeh jinseo
"Ck kau ini, kau pulang dari sini biasanya jam berapa?" tanya jong lagi
"Hmm, biasanya disini sekitar satu sampai dua jam"
"Mwo? Kau ini sinting! Tempat ini menghipnotis mu"
"Ya memang, kau tak tahu? Setiap kesini aku teringat terakhir kali aku dan kedua orang tua ku makan bersama"
"Eoh? Orang tua mu? Maaf aku tak bermaksud mengungkit nya.." jong meminta maaf
"Gwaenchana"

Love In Part TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang