Part 4

3.6K 405 9
                                    

"Ummm..."

Cara dia mencium bibirku...

"Ughk!"

Cara dia mencumbu leherku...

"Ahhh..."

Dan cara ia menyentuh sesuatu di bawah sana...

"Mnh!"

Damn. Kau benar-benar membuatku gila, Chanyeol.

.

.

.

.

...

Note: Paragraf bergaris miring menandakan flashback (kejadian masa lalu) dan POV dari seseorang.

...

.

.

.

.

.

...

Years: 2005

Aku menggeliat gelisah di atas ranjang yang bukan milikku. Bajuku sudah tersibak sampai ke atas, tepat di perpotongan bawah bahuku. Di bawah sana, terasa dingin, namun juga panas dalam waktu yang bersamaan. Karena dibalik resleting celana yang sudah terbuka itu, ada sebuah tangan lain yang menyelinap masuk ke dalam boxerku.

"Ughh!"

Daguku terangkat. Kedua tanganku bergerak meremas lengan baju pada bahu Chanyeol yang berada di atasku. Kuberanikan diri untuk mengintip sedikit ke arah wajahnya. Entah aku harus menyesal atau tidak, karena tatapan sendunya sudah balas menatapku entah sejak kapan. Ku tolehkan kepalaku ke samping, menghindari kontak mata dengannya sementara wajahku terasa sangat memanas.

Ini begitu memalukan.

"Ahhh!" aku tersentak dengan remasan tangannya di bawah sana. Ini memang sangat memalukan, tapi aku tak bisa menampik bahwa ini begitu...

...bergairah.

"Aku..."

"Hm," ia membalas dengan sama lirihnya. "Sebut namaku, Baekhyunie," Chanyeol berbisik di telingaku, mengirim sebuah aliran tersendiri yang membuat tubuhku otomatis semakin bergetar.

Lidahku terasa kelu, tapi aku tak keberatan untuk menyembut namanya. "Yeolie...," bahkan jika ini pertama kalinya aku memanggil dia dengan sebutan seperti itu.

Sebelah tangannya yang tidak digunakan 'bermain' di bawah sana, menarik daguku agar wajahku yang menoleh ke samping kembali menghadap lurus ke atas, tepat ke arahnya. Sesaat, mata kami beradu pandang dalam diam, dengan nafas berhembus yang saling menyatu di sela wajah kami yang begitu dekat. Lalu dia lagi-lagi menciumku, dan aku membalasnya.

"Mmnh!" dadaku melengkung ke atas, bertubrukan dengan dada Chanyeol yang masih terbalut dengan bajunya.

Gerakan tangannya di bawah sana bertambah makin cepat. Kakiku menggeliat gelisah. Tanganku melingkar erat pada lehernya, membiarkan bibir dan lidahnya semakin dalam menginvasi mulutku. Mataku terus terpejam erat, terlihat gelap, tapi cahaya putih itu terasa berada di ujung pandanganku.

Sedikit lagi...

"Akhhhh!" Desahan terakhirku terasa panjang. Kepalaku sekali lagi mendongak ke atas, mataku berkaca-kaca, tapi yang kulihat hanyalah cahaya putih yang terasa terang.

Dangerous ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang