Part 9

3.3K 340 25
                                    

Note: Paragraf bergaris miring menandakan flashback (kejadian masa lalu) dan POV dari seseorang.

...

.

.

.

.

.

...

"Ayo," Jongin tersenyum lebar. "Aku antar kalian pulang."

Belum sempat Kyungsoo menjawab penawaran itu, Minyoung, adik perempuannya yang berdiri di sampingnya, sudah membungkuk duluan dengan riang. "Khamsahamida Ahjusshi!" Min langsung meraih lengan kakaknya. "Kajja oppa. Kita pulang!"

Kyungsoo tersenyum geli. Ia melirik Jongin yang senyuman lebarnya kini berubah jadi sebuah senyuman kaku—masih tersinggung dengan sebutan ahjusshi.

Jongin pun beranjak duluan menuntun kedua kakak adik itu menuju mobilnya. Setelah duduk di jok kemudi, Jongin menoleh ke belakang dengan pandangan heran, melihat Kyungsoo mengikuti Min untuk duduk di kursi belakang.

"Kyungsoo, duduk lah di depan saja, tidak perlu sungkan."

"Ah, aniyo ahjusshi, gwencana."

Rasanya Jongin ingin segera menenggelamkan dirinya di laut China. Dengan raut wajah down dan bayang-bayang frustasi di belakang kepalanya, Jongin berbicara. "B-bisakah kalian tidak memanggilku dengan sebutan ahjusshi? Aku tidak setua itu."

"Memang berapa umurmu?"

"25."

Kyungsoo dan Minyoung saling berpandangan, dan dengan bersamaan kedua saudara bertubuh mungil itu mengibaskan tangannya sambil nyengir. "Eyy, jangan mencoba menipu kami," kata Min.

"Benar. Mana mungkin kau seumuran denganku?"

Mereka berdua tersenyum geli, mengabaikan fakta bahwa aura depressi yang mengelilingi Jongin semakin pekat, membuat pemuda itu hanya bisa menunduk.

...

"Ahjusshi tidak singgah dulu untuk memakan beberapa cemilan kami? Sebagai ucapan terimakasih," tawar Minyoung sambil tersenyum.

"Ah, Min," Kyungsoo menepuk bahu adiknya. "Kurasa dia masih punya banyak pekerjaan—"

"Tak apa," Jongin menyela sambil tersenyum lebar. "Hanya sebentar kan? Kurasa cukup untuk menghabisi waktu istirahat makanku." Jongin masih tak mengerti, mengapa Kyungsoo menatapnya dengan pandangan khawatir.

Baru setelah mereka masuk ke dalam rumah keluarga Do yang tampak sepi —kedua orang tua mereka sama-sama pekerja kantoran dan sudah berangkat—, duduk di salah satu sofa mereka, dan ditawari tiga toples kue kering berbeda bentuk, Jongin mulai mengerti arti dari pandangan Kyungsoo barusan.

"Cobalah Ahjusshi. Ini semua aku yang membuatnya," ujar Min riang dengan senyum sumringah.

"Oh, neh. Khamsahamida," Jongin mengambil salah satu, firasatnya mulai tak enak saat mendapati Kyungsoo memandangnya simpati. Agak ragu ia mulai mencoba satu gigitan. Melihat bagimana Min menatapnya antusias, membuat Jongin memasukkan satu kue kering itu dalam sekali kunyah, dan menelannya dengan memasang wajah sebiasa mungkin.

"Jadi bagimana Ahjusshi? Kau suka? Enak kan?"

Jongin mengangguk kaku, memberikan jempol dengan senyum paksa. Meski sebenarnya kue yang terasa seperti kerikil dan sangat tak berperike'makanan' itu benar-benar sangat janggal dalam tenggorokannya.

Dangerous ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang