Part 8

3.7K 353 23
                                    

...

Note: Paragraf bergaris miring menandakan flashback (kejadian masa lalu) dan POV dari seseorang.

...

.

.

.

.

.

...

Date: 2 September 2015. 08.23.

Bel di samping pitu apartement itu ditekan selama tiga detik. Tak sampai sepuluh detik, pintu sudah dibuka dari dalam. Menampakkan wajah Hyeri yang cerah dengan senyum mengembang ceria secerah pagi ini.. "Otthe? Apa dia sudah kembali?" tanyanya langsung antusias.

Pria albino yang berdiri di depan apartementnya itu, Oh Sehun membalas dengan senyuman tipis. "Sebenarnya dia sudah kembali ke Seoul kemarin lusa, tapi katanya karena ada urusan di kantor, dia jadi bermalam di kantor dan baru kembali ke rumah tadi pagi."

Hyeri langsung cemberut sambil melipat tangannya di depan ada. "Itu hanya alasan. Aku tahu dia hanya tak ingin berlama-lama di rumah bersama nenek cerewet itu."

"Hush. Jaga bicaramu. Bagaimana pun orang yang kau katai itu adalah bossku."

"Hoo... jadi kau akan melaporkanku?" tantang Hyeri dengan nada canda sambil melipat lengan di depan dada pura-pura kesal.

Sehun melirik ke atas, memasang wajah berpikir pura-pura menimbang. "Hmm... kau akan membayarku berapa untuk tutup mulut?" tanyanya dengan raut serius menaikkan sebelah alisnya. Namun detik berikutnya ia terkekeh bersama Hyeri.

"Ini," Sehun menyerahkan tas kartun coklat yang sejak tadi ia bawa setelah meredakan tawa mereka. "Hadiah ulang tahun dari Chanyeol hyung. Dia bilang maaf karena tak sempat membungkusnya dengan rapi."

"Gwencanayo." Hyeri menerimanya dengan senyum sumringah. "Lebih baik daripada tidak sama sekali," sindirnya di akhir kalimat.

Sehun menggaruk tengkuknya dengan gerakan kaku. "Maaf, aku baru ingat kalau ini hari ultahmu," sesal Sehun. "Mau ku traktik nanti malam sebagai perayaan ultahmu? Tapi setelah aku mengantar Nana ke pesta temannya tengah malam nanti. Itu pun mungkin aku tak bisa lama menemanimuHei, nuuna! Kau dengar aku atau tidak sih?" Sehun merasa dirinya dongkol karena mendapati Hyeri yang malah asik mengagumi tas selempang merah bertali panjang di hadapannya hadiah Chanyeol dari tas kartun coklat yang dibawa Sehun tadi.

Hyeri terkekeh. "Maaf Sehun. Tas ini terlalu indah untuk mengalihkan perhatianku padamu." Hyeri makin tergelak saat melihat raut wajah Sehun merengut cemberut tidak imut tapi terlihat lucu. "Tapi apa Chanyeol oppa benar-benar sangat sibuk? Sampai hadiah ultahku saja dia harus menitipkannya padamu dan tidak menemuiku langsung," raut wajah Hyeri berubah ngambek seketika dengan pemikiran bahwa dirinya telah diabaikan oleh kakak sepupu tersayangnya demi sebuah pekerjaan.

"Dia sedang tidak enak badan. Seharian ini dia terus beristirahat di kamarnya."

"Jinjja?" sekarang raut wajah Hyeri berubah sangat khawatir. "Lalu bagimana keadaannya sekarang? Apa sakitnya parah?"

"Kurasa hanya demam biasa."

"Aku ingin ke sana melihatnya."

"Kalau kau mau menumpang denganku, cepatlah! Nana nuuna sudah menungguku untuk menjemputnya. Aku harus mengantarnya ke salon sebelum pergi ke pesta temannya tengah malam nanti."

Dangerous ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang