14

30 6 0
                                    

Aku akan mencoba, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan apa yang dia minta pada ku.

-noname-

---

Author PoV

Ketika aku membuka surat itu, aku lagi-lagi menemukan puisi, lagi.

Namun dengan kalimat-kalimat yang berbeda.

"Orang yang sama kaya yang ngasih surat ini ke gue? Atau berbeda?" gerutunya ketika ia memutar bola matanya mengelilingi surat itu.

"Noname, lagi." sambung ku.

Tok! Tok! Tok!

Meydina menghela nafas, membuka gerbang rumahnya.

"Linda? Kenapa kesini?" Linda teman satu kompleks ku, cuma berbeda beberapa rumah dariku, kami berteman sejak lama, hingga sekarang.

Detik ini pun begitu.

"Iya mey."

Aku mempersilahkan Linda untuk duduk didepan teras rumah.

"Tadi, gue liat orang didepan rumah Lo mey." dengan suara parau, cemas.

"Dan dia, naro sesuatu dipager rumah Lo mey, terus diambil ismi."

Aku hanya mengangguk, itu benar.

"Tapi gue galiat mukanya mey, dia pake baju hitam polos, mukanya juga di tutup dan pake topi hitam, dari atas sampe bawah hitam."

"Gua takut Lo kenapa-kanapa mey, kalo ada apa-apa jangan sungkan bilang ke gua ya mey?"

"Makasih ya Lin, ga main dulu disini?"

"Ga dulu ya mey, ada urusan lagi gue, nanti gue usahain main lagi, maaf ya." mulai beranjak dari kursi teras.

Dia hanya melambaikan tangannya ke udara.

Aku kembali menyambar surat tadi.

Apakah kau tau bahwa kau penting bagi ku?
Taukah kamu, telah mampu meruntuhkan pertahanan ku?
Tidakkah kau sadar?
Atau aku yang terlalu berharap padamu?

Berharap kau tetap tenang.

Namun

Ini yang aku dapatkan,
Ini yang aku lihat,
Ini yang aku rasakan.

Amat berbeda dengan opini-opini yang telah aku kembangkan diantara kami.

-noname.-

Aku menghela nafas panjang, dan masih terbelenggu dalam pemikiranku sendiri.

Singkat memang, namun itu salah satu hal yang membingungkan.

"Baiklah, bakal gue simpan dan bakal nyusun puzzle yang dia buat, meskipun, gue ga ngerti arti-arti, kata-kata puisi."

"But, wait--" meydina kembali menjamah surat itu, kata demi kata.

"Kami?" Meydina mengusap wajahnya.

Aku menutup surat itu, langsung memasukkannya ke dalam amplop biru, dan memasukannya kedalam map, yang isinya beberapa puisi lain.

Aku kembali ke pelukannya.

Kasur, maksudnya.

Mungkin terlalu lelah memikirkan surat itu.

Noname.

Noname.

Naname.

Who is noname?

Boy?

Girl?

Hal itu selalu terbayang dalam ingatanku hingga ku tertidur.






Hallo!!! Kira-kira siapa ya?
M

aaf lama banget updtnya lama, maafkan ica, hehe

Who is a 'noname' ?

Jangan lupa di vote ya
Lanjut? 5+ vote

Makasihh

I Just Locked In My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang