Chapter 14 ( Punggungmu )

4 0 0
                                    


Pada semester genap kelas sebelas, kehidupan SMA ku bisa dikatakan lebih berwarna dari sebelumnya. Sejak bulan Januari, aku selalu menulis apa saja yang terjadi kepadaku setiap hari di laptop ku agar tak ada satupun momen di tahun ini yang aku lupakan pada masa mendatang. Selain itu, aku juga semakin akrab dengan teman-teman sekelasku. Aku akhirnya menemukan sahabat-sahabat yang takkan pernah aku lupakan. Sahabat-sahabat masa SMA ku. Viona, Rahmy, Novita, Yoyo, Juna, dan yang lainnya.

Aku berteman dengan siapa saja di kelas, tidak ada yang tidak aku temani. Hanya saja, mungkin beberapa orang terkadang sikapnya membuatku kesal. Ada sekumpulan siswi di kelas kami yang suka mengurusi segala hal yang bersangkut paut terhadap kelas kami. Aku tak perlu menyebutkan siapa saja mereka. Sikap mereka yang terlalu perhatian seperti itu sebenarnya tidak baik untuk mereka lakukan. Banyak dari kami yang tidak suka akan sikap mereka tersebut. Mungkin saat itu mereka belum mengerti atas kelakuan mereka. Hei, kami hanyalah remaja berusia belasan yang masih mencari jati diri. Meskipun sikap mereka buruk, aku yakin keburukan mereka lambat laun akan berkurang searah dengan berkembangnya kedewasaan mereka dengan sendirinya.

Di kelas, selain dengan Viona, aku juga sangat dekat dengan Rahmy. Dia adalah orang yang asyik diajak bicara dan pemikirannya cukup dewasa. Meski terkadang kami masih sering bertingkah layaknya anak kecil ketika sedang bercanda, tapi sosoknya benar-benar menampilkan kehangatan seorang kakak. Juga ada Yoyo dan Juna, dua orang murid lelaki yang menarik sekali untuk dijadikan teman. Karena mereka berbeda dari murid lelaki kebanyakan, makanya aku ingin berteman dengan mereka.

Jika ditanya apakah ada murid lelaki yang mau memperhatikan pelajaran dan mendapat nilai yang bagus di kelas kami, jawabannya ialah ada. Mereka adalah Juna dan Yoyo. Keduanya masuk ke dalam peringkat sepuluh besar di kelas, bahkan Juna menjadi peringkat dua di kelas kami (jangan tanya siapa peringkat pertamanya). Kalau Yoyo adalah lelaki yang alim dan anti dengan yang namanya pacaran, Juna malah sebaliknya. Ia suka sekali merayu perempuan dengan perkataan manisnya dan senyuman indahnya. Mereka berdua benar-benar sahabat yang saling melengkapi.

Terkadang bersama mereka dan Viona, aku mengerjakan tugas sekolah hingga lebih cepat selesai. Berdebat dengan mereka dan berbincang santai dengan mereka juga sangat seru. Yoyo dan Juna sebenarnya punya banyak kesamaan selain menjadi murid teladan di kelas. Tinggi mereka selisihnya berdekatan juga tidak suka bergaul dengan murid lelaki yang mainstream. Mereka lebih memilih orang-orang tertentu untuk dijadikan teman.

Karena Juna adalah lelaki yang suka menggombal, aku sering sekali merasa tertarik membalas gombalannya. Sepertinya terlalu berlebihan hingga orang pasti sempat berpikir kalau aku menyukainya. Padahal kenyataannya aku hanya mencoba membalas rayuannya saja karena itu lucu. Itu bisa menjadi refreshing bagi otakku setelah penat belajar. Juna juga pasti tahu kalau aku hanya bercanda saja.

Dari Juna dan Yoyo, aku sering sekali mendapatkan referensi mengenai lelaki. Mereka sering menasihatiku perihal Ren. Dalam perdebatan kami, Yoyo selalu menjadi sosok malaikat yang baik, sementara Juna adalah setannya. Viona bahkan sampai harus selalu menarikku dari mereka berdua karena perdebatan panjang yang tiada henti dari mereka bisa membuat vertigo sesaat. Huh, sungguh luar biasa.

Masalahnya, itu masih Yoyo dan Juna yang berdebat, belum yang lainnya. Kelas kami akan benar-benar menjadi kelas paling ribut jika semuanya menampakkan keahlian berceritanya masing-masing. Yah, beginilah kehidupan kelas kami sehari-hari. Tapi, hal inilah yang membuat kami unik. Perdebatan dan persahabatan bersatu menjadi harmoni dalam kelas ini. Kenangan yang sungguh takkan terlupakan.

.

.

Ini adalah hari pertama belajar di semester genap, meski belum aktif sekali dan masih perkenalan terhadap materi semester genap saja. Hari ini aku tetap saja datang terlambat, untungnya belum ada hukuman. Kebetulan juga sedang hujan sehingga tidak ada apel pagi. Syukurlah, aku selamat kali ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Little Sweetest Candy : Our Hatelove Story ( BASED ON TRUE STORY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang