Chapter 8 ( Bisakah Kita Bertemu Lagi ? )

3 1 0
                                    

Mungkin terlalu banyak hal-hal mengesankan yang ia berikan padaku.

Aku pikir dalam waktu sehari saja aku akan dapat melupakan perkataan Ren padaku. Namun ternyata sifatku yang selalu dapat mengingat apapun perkataan orang yang menyentuh hatiku membuat perasaan ini juga tak kunjung menghilang. Aku tak mau mengatakan kalau aku menyukai Ren karena aku tidak pernah menyukainya. Hanya saja aku merasakan ada yang berbeda dari diriku. Seolah Ren adalah alasan paling tepat bagiku untuk selalu datang ke sekolah. Bukan sebagai musuh, bukan sebagai teman. Aku tidak tahu hubungan apa yang terjalin di antara kami.

Sementara itu, les tambahan telah dimulai dan ujian praktek menarik telah berlangsung dua hari yang lalu. Aku yang benar-benar benci menari, beralasan untuk tidak datang ke sekolah karena sakit. Padahal aku benar-benar malas. Teman-teman sekelompokku menyalahkanku karena hal itu. Sebenarnya aku juga menyesali perbuatanku yang aneh itu. Apa susahnya menggerakkan badan, orang lain saja bisa masa aku tidak bisa. Karena hal itu juga, sekelas heboh mengataiku pura-pura sakit agar tidak ikut praktek. Aku tidak bisa membantah karena alasan itu benar. Hanya senyum pahit yang bisa aku berikan kepada mereka semua.

Begitupun dengan Ren, dia mengejekku dengan tawaan kekanakannya itu. "Hazel tidak bisa menari ya ? Hahaha, kasihan sekali." Itulah kata yang terus menerus dia ucapkan kepadaku. Lelaki ini sepertinya tidak punya perasaan sekali ya. Seharusnya jika dia melihat wajahku sudah murung seperti ini, dia berhenti mengejekku. Tapi ya sudahlah. Mungkin itu sebenarnya cara dia untuk menarik perhatian seorang Hazel yang misterius ini (terkadang aku memang suka berlebihan. Hahaha).

Aku pun menghitung hari demi hari menuju ujian nasional yang berarti juga hari perpisahan kami sekelas. Walaupun banyak kesan tidak mengenakkan di kelas ini terhadap beberapa teman-teman sekelasku, tetap saja kenangan sewaktu sekolah menengah pertama takkan bisa aku lupakan. Di tempat itu, aku mendapatkan banyak pelajaran hidup, banyak tantangan, banyak ujian kesabaran, dan banyak hal-hal indah yang takkan terlupakan. Hingga hari demi hari benar-benar berlalu, waktu kebersamaan kami sekelas hanya tinggal sebulan lagi. Ada rasa cemas di hatiku mengingat tentang hal itu, apalagi mengenai Ren.

"Apakah aku akan merindukannya jika kami berbeda sekolah nantinya ? Apakah aku akan merasa kehilangan ?"

Aku tersadar dari lamunanku saat Lissa menepuk bahu kiriku. Ketika itu aku sedang berbincang-bincang dengan teman-temanku, mungkin ini pertama kalinya aku melamun ketika sedang bersama mereka. Mereka mungkin mengerti apa yang aku rasakan sekarang hingga tidak mau bertanya mengapa aku melamun. Namun, pertanyaan Lissa benar-benar menancap ke dadaku.

"Eh Zel, kau tidak benar-benar menyukai Ren kan ?" aku terdiam sesaat kemudian tertawa.

"Tidak mungkin. Aku ini sangat membenci dia. Sangat sangat benci. Dia itu kan musuhku."

"Jangan bilang begitu. Banyak loh kasus di dunia nyata yang awalnya benci jadi cinta. Jangan terlalu benci pada seseorang Hazel" sahut Octa. Perkataannya tiba-tiba membuatku takut. Aku benar-benar tidak mau jika perasaan ku pada Ren benar-benar nyata. Aku belum siap untuk menerima kenyataan bahwa aku telah jatuh cinta. Aku belum siap jika Ren menjadi cinta pertamaku.

Langsung aku membantah perkataannya "Tidak. Aku tidak akan pernah menyukai dia. Tidak akan pernah !"

"Terus kenapa selama ini kamu selalu saja menceritakan hal tentang dia di depan kami semua ? Setiap mengobrol bersama. Setiap menelepon. Setiap hari." Ujar Viona sambil tersenyum padaku.

"Itu sih karena dia itu menyebalkan dan selalu menggangguku, jadi teringat saja padanya. Aku kan selalu sebal padanya setiap hari."

Mereka mengangguk paham atas penjelasanku. Huh, lega sekali bisa menjawab hal itu. Ternyata mungkin benar, alasanku selalu mengingat tentangnya hanyalah karena dia sering sekali menggangguku. Nanti kalau sudah tidak bertemu juga bakal hilang perasaan ini. Aku tidak akan mungkin menyukai Ren.

The Little Sweetest Candy : Our Hatelove Story ( BASED ON TRUE STORY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang