Tak bosan-bosannya bilang;
Thanks yang udah baca, apalagi yang udah ngasih vomment maacih maacih banyak.
Ditunggu follow nya juga.Happy reading...
"Waktu kematian diperkirakan pukul 00.20 dini hari. Pembantunya menemukannya tergeletak tak bernyawa pukul 07.00."
Letnan Johan segera menuju TKP saat anak buahnya menelepon ada khasus pembunuhan.
"Namanya Denish Aryanto pemilik sebuah coffeshop di jalan Perjuangan, berusia 32 tahun. Kami tak menemukan bukti apapun dan saksi mengatakan bahwa majikannya tidak mempunyai musuh. Ia dikenal bergaul baik dengan masyarakat. Wanita itu masih syok dan pingsan berkali-kali."
"Tidak mungkin kehidupannya tanpa cacat jika ia dibunuh secara mengenaskan begini."
Letnan Johan meringis ngilu melihat tubuh kaku dengan leher hampir terputus dan darah berceceran. Selama ini ia telah menangani berbagai khasus pembunuhan. Dan ini khasus menarik.
Anak buahnya berbisik, "alat kelaminya dipotong dan hilang."
Letnan Johan menelan ludah. Astaga!!
"Selidiki rumah ini secara menyeluruh jangan sampai terlewatkan. Kita harus menemukan bukti apapun itu. Ahli forensik sudah kau hubungi?"
"Dalam perjalanan, pak." Sahut anak buah yang lain.
Letnan Johan menatap seluruh ruangan yang telah dilapisi karpet. Dirabanya karpet itu dengan tangan yang telah dilindungi saputangan karet. Ujung karpet ia tarik sedikit untuk mengukur ketebalan pelapis itu.
Heeem tebal. Jelas digunakan sebagai ruang kedap suara. Untuk apa? Privasi? Sedangkan dirumah hanya ada dia dan pembantunya. Kecuali ia ingin melakukan keributan tetapi tidak ingin didengar tetangga. Atau mungkin dia seorang masochist.
Dan jendelanya terbuka...
Tak lama kemudian ahli forensiknya datang.
"Hai, Letnan khasus baru lagi?"
Letnan Johan hanya menaikan alisnya. "Rosa, Aku ingin kau bekerja cepat ok?"
"Seperti biasa, kau tidak sabaran," gerutu wanita cantik itu.
Seorang anak buah berteriak dari sebuah kamar. "Letnan, saya menemukan sesuatu."
Letnan Johan bergegas menuju sumber suara. "Apa yang kau temukan?"
"Sebuah buku saku dengan tulisan daftar nama perempuan."
Apa lagi ini. Apakah korban mempunyai sejarah kelam dengan nama-nama yang ada di daftar ini?
Letnan Johan membuka buku itu dan dibacanya satu persatu dengan seksama. Tapi lembar ke lima, ada bekasan sobekan disitu. Hanya ada tulisan
5. D
Hilang? Atau sengaja disobek untuk menghilangkan jejak?
Letnan Johan meraba barangkali ada bekas goresan tinta hingga nanti bisa dibaca dengan sinar x. Tetapi teraba garis garis halus bekas coretan horizontal untuk menghapus jejak tulisan.
Cerdas, sebelum menyobeknya dihilangkan terlebih dahulu jejak bekas tulisan.
Kemudian Letnan Johan kembali membaca daftar itu. Ada 13 nama perempuan dengan satu nama hilang.
Heem.. semakin menarik.
Dari luar terdengar ribut-ribut. Letnan pun dari jendela melongok. "Ada apa?"
Seorang anak buah menunjukan sebuah pisau berlumuran darah yang telah dimasukan kedalam plastik bening. "Saya menemukannya di balik tanaman perdu, Letnan."
Letnan Johan mengerutkan dahi. Terlalu mudah dan cepat ditemukannya bukti. Pembunuhnya yang ceroboh karena panik sehingga membuang bukti kejahatan secara sembarangan? Atau ini disengaja?
"Segera bawa ke lab bersama bukti yang lain, sementara aku akan melakukan wawancara terhadap pembantu korban."
"Siap Letnan."
***
Tak jauh dari TKP masih di rumah yang sama. Seorang gadis dengan berbalut gaun putih dengan rambut terurai berjalan hilir mudik.
Ia terjebak dirumah itu. Di sebuah ruangan kedap suara yang lain. Ia berteriak-teriak tetapi tak ada yang mendengarkan.
Ia mengalami mimpi buruk, kehormatannya terenggut.
Tidak itu bukan mimpi. Selangkangannya yang perih merupakan bukti keperawanannya telah direnggut, oleh pria yang ia kira malaikat ternyata berhati iblis.
Ia dengan polosnya mau diajak ke rumah pria itu dan berakhir dikamar kedap suara ini.
To Be Continues
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Perawan [END]
МистикаBaunya berbeda... Sosok perawan mempunyai aroma yang wangi. Membuat kumbang pemangsa mendekat ingin melahap. Waspadalah! Kumbang pemangsa sedang mengintai. Memburu darah perawan untuk ritual sesatnya... Copyright ©2016 by Shareefa Vae #2 dalam paran...