"Tidaaaaak, jangaaaan." Rintihnya tak berdaya. Tangannya terikat pada tiang kepala ranjang membuatnya semakin tak berdaya.
"Sssstttt percuma teriak. Tidak ada yang akan mendengar suaramu." Arya membelai rambut yang tergerai panjang itu. Dan mengambil sejumput rambut gadis belia yang tergeletak tak berdaya. "Heeeem aroma perawan."
Tiba-tiba sejumput rambut dipangkas dengan sebuah belati. "Ini untuk kenang-kenangan sayang."
"Jangaaan."
"Ssssttt, jangan takut. Justru aku akan membuatmu mengenal arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Dan seprai putih ini yang akan menjadi saksi kita."
Air mata gadis itu berlinangan ketika Arya melucuti bajunya. Sementara ia tak bisa melawan tak berdaya karena Arya telah memberinya opium hingga tubuhnya lemas.
Sialnya dia begitu saja percaya berkenalan singkat di jejaring sosial dan terbujuk bersedia bertemu. Tersihir oleh ketampanan Arya, ia bersedia diajak ke cafe. Disuguhi minuman yang membuatnya berakhir dikamar temaram itu.
"Sempurna, tubuhmu begitu sempurna." Lama Arya mengagumi tubuh telanjang itu.
"Tolong jangan sakiti aku..."
"Sssstt, tenanglah. Kau akan menyukainya bahkan ketagihan." Arya mulai membelai dari ujung rambut ke ujung kaki. Meninggalkan jejek kecupan di sepanjang tubuh indah itu.
"Eeeuughh," tanpa sadar bibir mungil itu melenguh nikmat atas perbuatan Arya pada tubuhnya. Ia mulai terbuai oleh cumbuan ahli pria itu.
Arya membuka paha gadis itu dan menatap bagian terindah yang tersembunyi dibalik bulu-bulu halus.
Arya membelai bagian itu dan menyibak misteri surga dunia, membuat gadis itu menggelinjang kegelian sekaligus kenikmatan.
Tercipta genangan basah dijemari pria itu karena perbuatannya sendiri pada daerah kewanitaan gadis itu.Dan terdengar jeritan kesakitan saat Arya merenggut mahkotanya. Tubuh yang selama ini ia jaga ternoda karena terpedaya rayuan Arya.
Dua jam kemudian, Arya mengambil sebuah buku yang tersimpan dilaci samping ranjang. Dibukanya buku dan ditulisnya angka setelah sepuluh.
11. Naila Virly Sugandi
Arya tersenyum bangga sambil menutup bukunya. Buku sebesar saku itu mampak sudah lusuh termakan usia. Perlahan ia letakan kembali pada laci bersama dengan sejumput rambut Naila yang ia letakan pada wadah khusus untuk rambut perawan yang telah ia kumpulkan. Dikuncinya laci itu, kuncinya ia cabut kembali dan ia kalungkan pada lehernya. Baginya tak ada yang lebih berharga daripada itu.
Dua lagi maka lengkaplah tiga belas perawan yang kurenggut. Lusa bulan purnama. Harus segera kulengkapi darah perawan yang terkumpul maka aku akan tak terkalahkan, awet muda dan kaya raya...
Sudah lebih dari delapan tahun ia memburu perawan. Tak jarang ia menemukan gadis-gadis jaman sekarang yang sudah ternodai ketika ia gagahi. Tetapi tak jarang pula ia menemukan perawan yang ia kehendaki.
Seperti Naila yang selama tiga bulan ia dekati lewat jejaring sosial. Gadis lugu itu mau saja diajak bertatap muka dengan pria yang hanya di kenalnya lewat dunia maya. Jangan salahkan Arya yang memanfaatkan keluguan gadis itu. Ia hanya memancing ikan dengan umpan buatan, jika berhasil akan ia tangkap dan jika gagal ia mencari di perairan lain yang banyak ikan bodoh yang mau diperdaya.
Atau sebut saja ia sang predator. Dan ketika ia telah mendapatkan mangsanya maka akan digiring pada kandangnya untuk dinikmati.
T B C
13 Desember 2016
Darah Perawan (Revisi)
Part 2 : Dua Hari Sebelumnyaby ShareefaVae
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Perawan [END]
ParanormalBaunya berbeda... Sosok perawan mempunyai aroma yang wangi. Membuat kumbang pemangsa mendekat ingin melahap. Waspadalah! Kumbang pemangsa sedang mengintai. Memburu darah perawan untuk ritual sesatnya... Copyright ©2016 by Shareefa Vae #2 dalam paran...