11. Epilog

14.9K 478 24
                                    

Seorang perempuan menatap aula persidangan pembunuhan Arya dengan kepala diikat syal hitam dan kacamata hitam basar menutupi matanya. Wajahnya tersungging senyum lega. Akhirnya pembunuh Arya mendapatkan balasan setimpal.

Ditatapnya Ratih yang berada di kursi terdakwah. Ia ditangkap setelah seminggu semenjak Arya meninggal. Ismail yang dijadikan tumbal terseret sebagai pembunuh kedua. Karena Ratih tak mau masuk buih sendirian. Padahal jelas Ratih yang bersalah tetapi Ismail ikut tersandung karena bukti yang memberatkannya.

Wajar banyak yang menaruh dendam dan mengharapkan kematiannya. Apa yang kau tuai itu balasan yang kau dapatkan.

Bukannya ia membenarkan tindakan pembunuh Arya. Memang harusnya Arya dihukum dengan ganjaran setimpal. Perempuan itu masih percaya hukum di negaranya tidak lemah. Dan bukannya belum mencobanya alih-alih mengambil jalan pintas.

Dulu sekali ia pernah melaporkan Arya pada pihak berwajib. Tetapi bukti yang dikumpulkan masih lemah dan penjahat kelamin itu lolos uji detektor kebohongan.

Jadi salahkah jika ada yang berniat untuk menjadi dewi keadilan atau menjadi malaikat maut? Sedangkan pria itu masih berkeliaran mencari mangsa.

Sudah cukup! Jangan ada Arya-Arya lain yang merusak masa depan gadis lugu demi alasan yang tidak masuk akal, hanya menuruti nafsu duniawi.

Keperawanan hilang bukan akhir segalanya, bumi masih berputar dan kau berhak bahagia... itu adalah mantra yang selalu ia rapalkan.

Ia keluar persidangan setelah hakim memvonis Ratih duapuluh tahun kurungan penjara atas tindakan pembunuhan berencana.
Ditatapnya langit sore yang mendung dan rintik hujan membasahi bumi. kakinya melangkah menuju parkiran mobil.

Di bukanya pintu mobil. Sebelum ia masuk sempat menengok kearah gedung pengadilan negeri dengan tersenyum puas.

Dan kalian tahu siapa aku?
Aku adalah korban Arya yang kelima.
Namaku Desella Rosa Pratama . . .

The End

Ceritanya belum tuntas? Yaaah nanti kalo author ada mood bakal revisi. #plaaaaak! Arya gampar again.

"Aku akan adukan pada Komnas Perlindungan Arwah! Gue jadi penasaran gini!"

Bodo amat! Suka-suka Author lah :p

Makasih yang udah baca dan meninggalkan jejak. (Membungkukan badan 90 derajat)
Kita bertemu kembali nanti di projek slanjutnya atau di story-story kalian yang author singgahi.

Terimakasih untuk suport, saran dan kritikannya my Lovely Ayang Mbeb. Tanpa restumu cerita ini hanya akan tersimpan di memori yang semakin lemah.

Darah Perawan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang